Foreign Direct Investment (FDI) dan Perang Saudara di Darfur: Analisis Politik Oligarki
FAWAZ MUHAMMAD KHAER, Dr. Maharani Hapsari, MA
2021 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALAfrika secara umum dan Sudan secara khusus sangat erat dengan pandangan konflik berlarut-larut yang terjadi. Dalam memandang konflik dan perang saudara yang terjadi penelitian ini kemudian berupaya untuk melihat aspek ekonomi politik kaitannya dengan aktor berkepentingan dengan kekayaan yang ada dalam wilayah tersebut sebagai pendorong terjadinya perang saudara. Penelitian ini kemudian bertujuan untuk mengetahui bagaimana posisi oligarki yang terbentuk dari kerjasama ekonomi terkait dengan sumber daya (terutamanya minyak) mampu untuk mendorong perang saudara hingga berjalan berlarut-larut. Melalui penelitian kualitatif ini, dikumpulkan data-data melalui studi kepustakaan dengan mengambil studi kasus perang saudara di Darfur, Sudan kaitannya dengan Sudan sebagai negara yang kaya akan potensi sumber daya, perjalanan masuknya FDI ke Sudan, serta bagaimana dinamika politik oligarki yang kemudian mendorong terjadinya perang saudara yang berlarut-larut. Dilakukan wawancara kepada mantan staf bidang politik di Kedutaan Republik Indonesia untuk Sudan, Dr. Muhammad Suaib Tahir, M.A., dengan periode dinas saat konflik Darfur berjalan. Penelitian ini menemukan bahwa politik oligarki sebagai sebuah proses politik global yang dinamis membuat adanya pergeseran oligarki. Oligarki berbasis barat yang mengawali tatanan oligarki di Sudan, setelah kekuatan oligarki berbasis barat melemah tatanan oligarki bertransisi kepada oligarki berbasis China. Pada awal berjalannya periode oligarki berbasis China, mereka masih berupaya untuk melakukan defense of wealth dengan upaya-upaya yang belum menimbulkan kekerasan. Hingga pada akhirnya pecah perang saudara Darfur pada tahun 2003 yang ditandai dengan penyerangan terhadap instalasi militer pemerintah Sudan di Darfur. Perang saudara di Darfur merupakan produk dari pergeseran politik oligarki dari oligarki berbasis barat menuju oligarki berbasis China di mana China menjalankan defense of wealth nya dengan juga merubah posisi mereka dari civil oligarchy menjadi warring oligarchy. Perpindahan tersebut yang kemudian dibayar dengan Darah masyarakat Darfur sebagai korban dari kepentingan oligarki.
Africa in general and Sudan, in particular, are closely linked to protracted social conflict. This research then seeks to see the political economy aspect in relation to actors with an interest in wealth available in the region as a driver of civil war. This study aims to determine how oligarchy formed from economic cooperation related to resources (especially oil) is able to encourage protracted civil war. Through this qualitative research, data was collected through literature studies by taking case studies of the civil war in Darfur, Sudan related to Sudan as a country that is rich in potential resources, FDI into Sudan, and how the dynamics of oligarchy's politics led to civil war. An Interview was also conducted with the former staff on politics at The Indonesian Embassy in Sudan, Dr. Muhammad Suaib Tahir, M.A., with his service period during the Darfur conflict. This research finds that the politics of oligarchy as a dynamic global political process leads to a shift in the oligarchy itself. The western-based oligarchy formed the oligarchy order in Sudan, shortly after the power of the west-based oligarchy weakened the oligarchy order transitioned to a China-based oligarchy. At the beginning of the period of the China-based oligarchy, they still managed to perform the defense of wealth without violence. Until 2003, the Darfur civil war broke out after the attack on the Sudanese government military installation in Darfur. The civil war in Darfur was an outcome of the shift in the politics of oligarchy from a western-based oligarchy to a Chinese-based oligarchy where China exercised its defense of wealth by also changing it's position from civil oligarchy to warring oligarchy. The transfer was then paid by the blood of the Darfur people as victims of the interests of the oligarchy.
Kata Kunci : Afrika, Sudan, Perang Saudara, Minyak, Oligarki, China, Darfur