Perbandingan Profil Wajah Jaringan Keras Maloklusi Angle Kelas I Antara Laki-laki dan Perempuan Subras Deutro Melayu Berdasarkan Metode Steiner

NANDA TRIA DHAYONA, drg. Christnawati, M.Kes., Sp.Ort (K); drg. Paramita Noviasari, Sp. Ort

2021 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN GIGI

Indonesia merupakan negara multiras dan multietnik, suku di Indonesia awalnya berasal dari ras Mongoloid dan Australomelanesid yang membentuk subras Proto Melayu, kemudian subras Proto Melayu dengan ras Mongoloid membentuk subras Deutro Melayu. Tumbuh kembang dentokraniofasial bersifat multi faktorial seperti faktor genetik, umur, jenis kelamin, ras, kebiasaan buruk, adanya penyakit, nutrisi dan trauma. Profil wajah mencerminkan variasi bentuk fasial dan terdapat perbedaan antara individu satu dengan yang lain. Bentuk profil wajah dapat membantu untuk mengevaluasi malrelasi rahang, salah satu metode untuk menganalisis profil wajah jaringan keras adalah metode Steiner dengan menggunakan sudut SNA, SNB, dan ANB. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis profil wajah jaringan keras maloklusi Angle kelas I laki-laki dan perempuan ras Deutro-Melayu. Jenis penelitian ini adalah ex-post facto dengan subjek penelitian 31 orang mahasiswa Universitas Gadjah mada yang terdiri dari 2 kelompok yaitu laki-laki dan perempuan subras Deutro Melayu. Data soft file sefalogram lateral diukur dengan menggunakan program DBS WIN, hasil yang diperoleh kemudian dihitung reratanya dan dianalisis menggunakan uji independent t-test. Hasil peneelitian ini menunjukkan bahwa rerata besar sudut SNA subjek laki-laki 80,720 dan subjek perempuan 81,390. Hasil independent t-test menunjukkan nilai signifikansi >0,05 yang berarti terdapat perbedaan yang tidak signifikan profil wajah jaringan keras laki-laki dan perempuan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah profil wajah laki-laki dan perempuan subras Deutro Melayu adalah lurus (ortognatik).

Indonesia is a multiracial and multiethnic country, the tribes in Indonesia originally came from the Mongoloid and Australomelanesid races which formed the Proto Malay subras, then the Proto Malay subras with the Mongoloid races formed the Deutro Melayu sub-race. Dentocraniofacial growth and development are multi-factorial, such as genetic factors, age, gender, race, bad habits, disease, nutrition and trauma. Facial profiles reflect variations in facial shapes and there are differences between individuals. The shape of the facial profile can help to evaluate jaw malrelation. One method for analyzing the facial hard tissue profile is the Steiner method using the SNA, SNB, and ANB angles. This study aims to analyze the facial profile of Angle class I malocclusion hard tissue male and female Deutro-Malay race. This type of research is ex-post facto with the subject of 31 students of Gadjah Mada University consisting of 2 groups, namely men and women of the Deutro Melayu sub-race. Lateral sefalogram soft file data were measured using the DBS WIN program, the results obtained were then averaged and analyzed using the independent t-test. The results of this study indicate that the mean SNA angle for male subjects is 80.720 and for female subjects is 81.390. The independent t-test results show a significance value> 0.05, which means that there is no significant difference in the facial profiles of male and female hard tissue. The conclusion of this study is that the facial profiles of men and women in the Deutro Melayu sub-race are straight (orthognathic).

Kata Kunci : Profil Wajah, jenis kelamin, Analisis Steiner, subras Deutro Melayu