ADAT MERARIK SUKU SASAK LOMBOK NUSA TENGGARA BARAT DALAM PERSPEKTIF AKSIOLOGI

IMELDA DWI RATNASARI, Dra. Jirzanah, M. Hum

2021 | Skripsi | S1 FILSAFAT

Merarik merupakan suatu adat istiadat yang telah mengakar dan membudaya pada masyarakat suku Sasak Lombok. Sistem Merarik pada masyarakat Sasak sangat kompleks, karena ada aturan "kawin lari" yang di lakukan sebagai suatu ritual untuk memulai sebuah perkawinan. Adat Merarik dipilih karena sebagai sebuah adat yang biasa berlaku pada suku Sasak memiliki logika tersendiri yang unik dan memiliki nilai-nilai filosofis yang erat hubungannya dengan masyarakat. Peneliti ingin mengkaji lebih dalam mengenai nilai-nilai yang terdapat dalam adat merarik. Tujuan penelitian adat merarik yaitu memperkuat norma pewarisan adat serta agar dapat memahami klasifikasi dan hierarki nilai dalam adat merarik. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepustakaan dengan metode refleksi-filosofis tentang salah satu fenomena yang merupakan masalah kontroversial normatif (perkawinan dengan cara Merarik atau kawin lari). Unsur-unsur metodis dalam penelitian ini adalah deskripsi, interpretasi, dan holistika. Deskripsi yaitu memaparkan seluruh data pustaka. Interpretasi yaitu berusaha Memahami dan memaknai data-data mengenai konsep adat Merarik dan Aksiologi. Holistika yaitu penulis menganalisis Merarik sebagai rangkaian dari adat perkawinan Sasak dalam kajian aksiologis. Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1) Merarik merupakan adat istiadat Sasak dimana seorang pria membawa lari atau menculik seorang gadis dari kekuasaan orang tuanya sebelum prosesi pernikahan secara agama dan adat dilaksanakan. (2) Klasifikasi nilai dalam adat merarik berdasarkan sifat keuntungan atau manfaat yaitu yang dapat diperoleh subjek dalam setiap ritual dan tahapan acara adat merarik, meliputi nilai materi atau fisik, nilai moral, nilai sosial, nilai ekonomi, dan nilai spiritual. (3) Hierarkhi nilai dalam adat merarik suku Sasak terdiri atas empat tingkatan, yaitu nilai kesenangan berupa ungkapan rasa senang atas terselenggaranya adat Merarik, nilai vitalitas atau kehidupan berupa kondisi fisik orang-orang yang terlibat dalam merarik, nilai Spiritual berupa keyakinan bahwa kebenaran senantiasa terwujud dalam setiap ritual perkawinan, nilai kesucian dan keprofanan berupa keyakinan masyarakat terhadap Tuhan dan doa yang terucap dalam setiap ritual perkawinan.

Merarik is a custom that has been rooted and cultured in the Sasak tribe of Lombok. The Merarik system in the Sasak tribe is very complex, because there is a rule of "kawin lari" which is carried out as a ritual to start a marriage. Merarik was chosen because as a custom that usually applies to the Sasak tribe, it has its own unique logic and philosophical values that are closely related to the community. The researcher wants to examine more deeply the values contained in the tradition of merarik. The purpose of research on merarik custom is to strengthen the norms of customary inheritance and to understand the classification and hierarchy of values in the custom of merarik. The research model used in this research is literature with the philosophical-reflection method on one of the phenomena that is a controversial normative problem (marriage by Merarik or kawin lari). The methodical elements in this research are description, interpretation, and holistics. Description is describing all library data. Interpretation is trying to understand and interpret data regarding the concept of the Merarik and axiology. Holistics, is the author analyzes of Merarik as a series Sasak traditional marriage in axiology studies. The results obtained are (1) Merarik is a Sasak custom where a man carries away or kidnaps a girl from the power of her parents before a religious and customary marriage procession is carried out. (2) The classification of values in merarik custom is based on the nature of the profits or benefits that can be obtained by the subject in each ritual and stage of the marriage ceremony, including material or physical values, moral values, social values, economic values, and spiritual values. (3) The hierarchy of values in the Sasak tribe's merarik custom consists of four levels, namely the value of pleasure in the form of an expression of pleasure at the implementation of the merarik custom, the value of vitality or life in the form of the physical condition of the people involved in merarik, the spiritual value in the form of the belief that truth is always manivested in every marriage ritual, the values of holiness and professionalism are in the form of people's belief in God and the prayers that are spoken in every marriage ritual.

Kata Kunci : Adat merarik, Aksiologis, Nilai Perkawinan Adat