Laporkan Masalah

Kepemimpinan dan Kebijakan Penanganan Pandemi Covid-19 Di Daerah Istimewa Yogyakarta

M RIZA NUR PRATAMA, Hadriyanus Suharyanto, Drs., M.Si. ;Ambar Teguh Sulistyani, Dra., M.Si.;Samodra Wibawa, Dr., Rer., Pub.

2021 | Skripsi | S1 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Daerah Istimewa Yogyakarta menerapkan filosofi budaya jawa dalam kepemimpinan menghadapi krisis pandemi. Kepemimpinan disimbolkan oleh figur Sri Sultan Hamengkubuwono yang memimiliki tahta sebagai Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sekaligus gubernur. Figur sultan sebagai raja dan gubernur menurut status keistimewaan Daerah Yogyakarta menjadikan pengaruh feodalisme dalam masyarakat relatif masih tetap terjaga. Dewasa ini, kepemimpinan dengan budaya jawa dirasa kurang efektif untuk meningkatkan kepercayaan publik. Hal ini dapat diketahui dari tingkat kepatuhan masyarakat menjalankan protokol kesehatan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kepemimpinan dan kebijakan Sri Sultan Hamengkubuwana X dalam penanganan krisis pandemi Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis isi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini analisis data sekunder dengan bantuan perangkat lunak Nvivo. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menentukan konten yang dianalisis, menentukan unit dan kategori analisis, membuat kode teks sesuai dengan konsep yang ditentukan, analisis deskriptif hasil dan kesimpulan. Penelitian ini berusaha menangkap pola komunikasi pemimpin dalam konteks budaya jawa. Di masa krisis dan ketidakpastian gaya kepemimpinan dapat diamati dari aspek: pernyataan pemimpin, keterlibatan pemimpin, penalaran pemimpin, kreasi dan represi, bentuk persuasi, dan perspektif. Kebijakan penanganan pandemi dikaji dengan aspek dipimpin oleh keahlian, membangkitkan koping, dan memobilisasi upaya kolektif sedangkan untuk efektivitas penangan krisis diukur menggunakan standar WHO. Hasil penelitian menemukan terdapat pola kepemimpinan budaya jawa yang diterapkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X yakni pendekatan spiritualitas dan kewaspadaan, membangkitkan kesadaran kolektif, apresiasi, dan adaptasi tatanan kebiasaan baru. Kebijakan penanganan pandemi Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta dipimpin oleh keahlian, membangkitkan koping, dan memobilisasi upaya kolektif. Rekomendasi spesifik dari analisis hasil: Perubahan gaya komunikasi krisis yang dilakukan hendaknya lebih jujur dan tegas. Edukasi protokol kesehatan 4 M lebih digencarkan, merumuskan kebijakan-kebijakan strategis seperti memberlakukan denda keramaian dan pelanggaran protokol kesehatan, bukan sekedar himbauan atau sanksi sosial, adanya update informasi kapasitas pelayanan kesehatan, dan kehati-hatian dalam membuka kembali pariwisata.

Yogyakarta Special Region applies Javanese cultural philosophy in leadership in the face of pandemic crisis. The leadership was symbolized by the figure of Sri Sultan Hamengkubuwono who had the throne as The King of Ngayogyakarta Hadiningrat Palace as well as the governor. The figure of the sultan as king and governor according to the privileged status of Yogyakarta Region makes the influence of feudalism in society relatively still maintained. Nowadays, leadership with Javanese culture is considered less effective to increase public trust. This can be known from the level of compliance of the community running health protocols. This research aims to describe the leadership and policies of Sri Sultan Hamengkubuwana X in handling the Covid-19 pandemic crisis in the Special Region of Yogyakarta. The research method used is content analysis. The data collection techniques performed in this study are secondary data analysis with the help of Nvivo software. The data analysis techniques in this study are determining the content analyzed, determining the units and categories of analysis, creating text code according to the specified concept, descriptive analysis of results and conclusions. This study seeks to capture the communication patterns of leaders in the context of Javanese culture. In times of crisis and uncertainty the leadership style can be observed from aspects: leader statements, leader engagement, leader reasoning, creation and repression, forms of persuasion, and perspective. Pandemic management policies are reviewed with aspects led by expertise, generating coping, and mobilizing collective efforts whereas for the effectiveness of crisis handlers are measured using WHO standards. The results of the study found that there is a pattern of Javanese cultural leadership applied by Sri Sultan Hamengkubuwono X, namely the approach of spirituality and vigilance, raising collective awareness, appreciation, and adaptation of new habitual order. The policy of handling the Covid-19 pandemic in the Special Region of Yogyakarta is led by expertise, generating coping, and mobilizing collective efforts. Specific recommendations from the analysis of the results: Changes in the style of crisis communication carried out should be more honest and assertive. Education of health protocol 4 M is more launched, formulating strategic policies such as imposing fines and violations of health protocols, not just appeals or social sanctions, updates on health service capacity information, and prudence in reopening tourism.

Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan, Kebijakan, Krisis, Covid-19


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.