Laporkan Masalah

Implementasi Kebijakan Pendidikan Inklusi selama Pandemi Covid 19 di SDN 1 Petir Srimartani, Bantul

BAYU HADI SAPUTRO, HADRIYANUS SUHARYANTO, Drs., M.Si.

2021 | Skripsi | S1 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Sekolah Dasar Negeri 1 Petir merupakan salah satu sekolah inklusif yang sudah disetujui Dinas Pendidikan di tahun 2004. Sekolah tersebut ingin menjadikan sebagai sekolah inklusif dikarenakan keprihatinan dari sekolah terhadap anak-anak yang lamban belajar dalam memahami KBM dari pada anak lainnya, maka dari itu sekolah ingin memberikan pembelajaran dan kelayakan fasilitas untuk anak lamban belajar dalam mengoptimalkan KBM dibantu dengan guru khusus inklusif. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan lokasi penelitian di SDN 1 Petir. Metode yang digunakan yaitu: observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Analisis penelitian mengunakan teori dari Merilee S. Grindle bahwa Implementasi Kebijakan dipengaruhi oleh dua variabel yakni isi kebijakan (content of policy) dan lingkungan implementasi (context of implementatiton). SDN 1 Petir, dalam analisis menggunakan teori Merilee S. Grindle peneliti menemukan Sumberdaya menjadi salah satu temuan yang penting dikarenakan dalam pembelajaran jarak jauh membutuhkan sumberdaya yang memadai dalam menjalankan implementasi kebijakan. Sumberdaya yang tidak mengetahui secara baik tentang teknologi membuat pembelajaran hanya berupa materi dan tugas yang diberikan lewat whatsapp. Pemberian materi yang kurang kreatif dapat membuat turunnya semangat belajar siswa. Sumberdaya untuk guru khusus inklusif juga kurang memadai dalam pembelajaran jarak jauh ini karena minimnya guru khusus inklusif yang hanya ada satu guru di SDN 1 Petir membuat guru tersebut kesusahan dalam membimbing anak berkebutuhan khusus yang setiap kelas mempunyai kemampuan lamban belajar yang berbeda-beda.

Sekolah Dasar Negeri 1 Petir merupakan salah satu sekolah inklusif yang sudah disetujui Dinas Pendidikan di tahun 2004. Sekolah tersebut ingin menjadikan sebagai sekolah inklusif dikarenakan keprihatinan dari sekolah terhadap anak-anak yang lamban belajar dalam memahami KBM dari pada anak lainnya, maka dari itu sekolah ingin memberikan pembelajaran dan kelayakan fasilitas untuk anak lamban belajar dalam mengoptimalkan KBM dibantu dengan guru khusus inklusif. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan lokasi penelitian di SDN 1 Petir. Metode yang digunakan yaitu: observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Analisis penelitian mengunakan teori dari Merilee S. Grindle bahwa Implementasi Kebijakan dipengaruhi oleh dua variabel yakni isi kebijakan (content of policy) dan lingkungan implementasi (context of implementatiton). SDN 1 Petir, dalam analisis menggunakan teori Merilee S. Grindle peneliti menemukan Sumberdaya menjadi salah satu temuan yang penting dikarenakan dalam pembelajaran jarak jauh membutuhkan sumberdaya yang memadai dalam menjalankan implementasi kebijakan. Sumberdaya yang tidak mengetahui secara baik tentang teknologi membuat pembelajaran hanya berupa materi dan tugas yang diberikan lewat whatsapp. Pemberian materi yang kurang kreatif dapat membuat turunnya semangat belajar siswa. Sumberdaya untuk guru khusus inklusif juga kurang memadai dalam pembelajaran jarak jauh ini karena minimnya guru khusus inklusif yang hanya ada satu guru di SDN 1 Petir membuat guru tersebut kesusahan dalam membimbing anak berkebutuhan khusus yang setiap kelas mempunyai kemampuan lamban belajar yang berbeda-beda.

Kata Kunci : Implementasi, Kebijakan, Pendidikan Inklusi, Covid-19.

  1. S1-2021-384089-abstract.pdf  
  2. S1-2021-384089-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-384089-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-384089-title.pdf