Laporkan Masalah

Politik Luar Negeri Cina dalam Menciptakan Stabilitas Finansial Global Pasca Krisis Ekonomi 2008-2018

NATHANIA VIVIAN H, Dr. Nur Rachmat Yuliantoro, MA(IR)

2021 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 merupakan salah satu krisis paling parah dalam satu abad terakhir. Dampak krisis meluas ke berbagai negara, termasuk Cina, negara yang tengah berupaya menjadi kekuatan ekonomi raksasa. Cina mengalami antara lain penurunan pertumbuhan ekonomi nasional, pengangguran massal, dan krisis kepercayaan dari pekerja pada pemerintah. Krisis yang diawali oleh subprime mortgage di Amerika Serikat membuat Cina sulit menaruh kepercayaan pada Amerika Serikat sebagai penjamin stabilitas ekonomi global. Tidak ingin krisis terulang kembali, Cina yang awalnya berprinsip Tao Guang Yang Hui, menyembunyikan kekuatannya dari dunia, mengubah politik luar negerinya menjadi lebih aktif dan bertanggung jawab. Dengan menggunakan Teori Stabilitas Hegemoni, skripsi ini menganalisis mengapa politik luar negeri Cina yang aktif dapat berpengaruh pada stabilitas ekonomi global tahun 2008-2018. Cina menyediakan barang publik internasional, yaitu arus modal yang aman, perdagangan bebas, dan likuiditas di saat krisis yang membantu menciptakan stabilitas. Kebijakan penyediaan barang publik oleh Cina sesuai dengan gambaran hegemon penuh kebajikan dalam teori Teori Stabilitas Hegemoni. Keberadaan hegemon penuh kebajikan menjadi alasan mengapa stabilitas ekonomi global dapat tercipta. Dengan menyediakan barang publik internasional tersebut, Cina juga mendapatkan deferens dan kepentingan ekonominya.

Global economic crisis that occurred in 2008 was one of the most severe crises in the last century. Crisis spreaded to various countries, including China who are trying to become a giant economic power at that time. China was having a decline in national economic growth, mass unemployment, and declining trust to Chinese government from the workers. The crisis which initially caused by subprime mortgage in the United States made it difficult for China to trust the U.S. as the guarantor of global economic stability. As it did not want the crisis to repeat, China, which in the past practised the Tao Guang Yang Hui principles, meaning to hide its power from the world, changed its foreign policy to be more active and responsible. By using Hegemonic Stability Theory, this research analyzes why China's active foreign policy carries a weight on global economic stability in 2008-2018. China provides international public goods, namely safe capital flows, free trade, and liquidity in times of crisis that help to create economic stability in a decade. China's policy which based on providing international public goods is in accordance with the benevolent hegemonic description in Hegemonic Stability Theory. The existence of benevolent hegemon is the reason why global economic stability can be created. By providing these international public goods, China also gets deference and its economic interests.

Kata Kunci : Cina, politik luar negeri, barang publik internasional, krisis ekonomi, stabilitas ekonomi

  1. S1-2021-409841-abstract.pdf  
  2. S1-2021-409841-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-409841-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-409841-title.pdf