Laporkan Masalah

Collaborative Governance di dalam Manajemen Risiko Penanganan Kejahatan Klitih di Kota Yogyakarta

ADRIAN DANU WIRYAWAN, Prof. Dr. Torontuan Keban Yeremias, S.U., MURP.

2021 | Skripsi | S1 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Yogyakarta sebagai Kota Pelajar karena mempunyai banyak sekolah dan perguruan tinggi. Terdapat kejahatan jalanan yang khas di Yogyakarta yaitu klitih. Kata klitih sendiri merupakan kata dari bahasa jawa yang berarti keluyuran. Namun perlahan kata klitih ini berubah makna menjadi perilaku yang mencederai orang lain dan dilakukan pada malam hari. Kejahatan tersebut membuat resah masyarakat Yogyakarta, karena pelaku yang rata-rata masih remaja ini melakukan penyerangan dengan senjata tajam, serta target penyerangannya secara acak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran pemerintah dan swasta melalui sebuah kolaborasi untuk memitigasi risiko terjadinya kejahatan klitih, serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif untuk memberikan gambaran, permasalahan serta situasi yang terjadi di lapangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa Pemerintah Daerah tingkat Provinsi DIY sudah merencanakan untuk mengantisipasi terjadinya kejahatan klitih. Namun perencanaan itu tidak kunjung dieksekusi, tetapi lembaga pemerintah dan swasta menginisasi kolaborasi yang berfungsi untuk merehabilitasi ABH yang tersangkut kasus kejahatan klitih dan untuk memitigasi risiko kejahatan klitih yang kemungkinan akan terjadi berdasarkan UU SPPA. Proses kolaborasi berjalan cukup baik namun terdapat faktor yang menghambat proses kolaborasi yaitu jauhnya jarak antar lembaga, belum adanya kesepakatan, kurangnya komunikasi dalam kolaborasi. Untuk usaha memitigasi risiko dengan aksi dari masing masing lembagas sudah dilakukan namun belum bersifat masif. Kemudian, yang harus dilakukan oleh pemerintah dalam mengurangi angka kejahatan klitih adalah menginisiasi kerjasama dengan dengan sekolah untuk menjaring siswa yang terafiliasi dengan geng sekolah. Kemudian diarahkan untuk mengikuti ekstrakurikuler yang cocok dengan masing-masing anak. Atau geng tersebut dibina dan diajak untuk mengikuti kompetisi yang lebih bergengsi serta baik. Lalu, perlunya peran serta dari aparat Kepolisian yang lebih intens serta proses hukum yang lebih baik. Kemudian, peran yang lebih penting adalah dari keluarga, keluarga harus hadir untuk memenuhi kebutuhan anak dari segi perhatian dan kasih sayang, karena rata-rata anak yang terafiliasi geng dan yang melakukan kejahatan klitih berasal keluarga yang broken home.

Yogyakarta as a City of Student because it has many schools and colleges. Many students come to study in Yogyakarta. There is an peculiar street crime in Yogyakarta, klitih. The word itself is from javanese language which means wandering. But the klitih word itself changes it is meaning to a behavior that attack and injuries others and it is carried out at night. This crime made the people of Yogyakarta fitful, because the preperators who were mostly teenagers carried out attacks with sharp weapons and were randomly targeted. This research was conducted to determinde the role of the government and the private sector through a collaboration to mitigate the risk of criminal, as well as to determine the factors that influence it. The research method used is a qualitative research method with a descriptive approach to provide an overwiew, problems and situations that occur the ground reality. The data collection technique used was interviews. From the results of this research, it is known that Provincial Government of Yogyakarta has planned to anticipate the occurrence of klitih crime. However, the plan has not been executed, but the government and private institutions initiated a collaborations to rehabilitate the preperators who are involved in criminal crimes cases that occur under Act of No. 11 of 2012 on the Child Criminal Justice System. . The collaboration process is running quite well, but ther are factors that hinder the collaboration process, distance between the institutions, and there are no agreement to collaborate, and more there are lacks of communication in collaboration. The efforts to mitigate risk with actions from each agents have been carried out but are not yet massive. Then, the government must do in reduicing the number of criminal cases is initiating cooperation with school to recruit students that affiliated with the school gangs. Then the students are directed to take extracurricular activities that are suitable for each of them, or invite the gang to take part in a more prestigious and better competition. Then, the more important role is from the family, the family must be present to meet the children needs in terms of attention and affection, because the average child who is affiliated with gangs and who commits criminal crime comes from the broken home families.

Kata Kunci : klitih, kejahatan jalanan, kenakalan remaja, kolaborasi, manajemen risiko.

  1. S1-2021-399203-abstract.pdf  
  2. S1-2021-399203-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-399203-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-399203-title.pdf