KOMITMEN POLITIK DALAM PENANGANAN STUNTING TINGKAT KABUPATEN DI INDONESIA
NURNYINGSIH SYAM, Dr. dr. Mubasysyir Hasanbasri, MA; Dr. Dra. Retna Siwi Padmawati, MA
2021 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKATData UNICEF, WHO, & World Bank Group (2019), balita stunting mencapai angka 25% di wilayah Asia Tenggara tahun 2018. Angka ini menduduki peringkat ke-5 tertinggi setelah wilayah Oseania, Afrika Timur, Asia Selatan, Afrika Tengah, dan Afrika Barat pada tahun yang sama. Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi (PSG) prevalensi stunting memiliki angka paling tinggi di antara masalah gizi lain seperti gizi kurang, kurus, dan gemuk. Merujuk pada data Masalah Gizi di Indonesia Tahun 2015 - 2017, diketahui bahwa angka stunting di Indonesia mengalami fluktuatif pada tiga tahun tersebut. Prevalensi balita stunting dengan kategori sangat pendek selalu lebih banyak dibandingkan dengan kategori pendek, dan tujuan penelitian ini untuk mengkaji dan menganalisis komitmen pemerintah dalam penanganan stunting di tingkat kabupaten di Indonesia. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan Penelitian kepustakaan atau kajian literatur (literature review, literature research). Hasil kajian ini menunjukan Komitmen politik pemerintah dalam menanggulangi stunting sangat penting dan berpengaruh terhadap penanggulangan stunting di Indonesia, baik dari sektor fasilitas sarana dan prasarana, faktor kesehatan, sosial dan ekonomi harus dilihat secara komprehensif, saran bagi pemerintah perlunya membangun kerjasama lintas sektoral antara, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan BKKBN melalui program 1000 HPK dalam rangka meningkatkan kerjasama dalam menanggulangi stunting secara komprehensif. Pengadaan penyuluhan kesehatan yang rutin baik secara formal maupun non formal, dengan membentuk program posyandu remaja, akan membuat pemotongan rantai masalah sejak remaja lebih dekat dengan pelayanan kesehatan dan mendapatkan informasi yang layak
Data from Unicef, WHO, & World Bank Group (2019), toddlers with stunting reached 25% in the Southeast Asia region in 2018. This figure is the 5th highest after the Oceania, East Africa, South Asia, Central Africa, and West Africa regions. in the same year. Based on Nutritional Status Monitoring (PSG) data, the prevalence of stunting has the highest rate among other nutritional problems such as malnutrition, underweight and obesity. Referring to data on Nutrition Problems in Indonesia for 2015 - 2017, it is known that the stunting rate in Indonesia has fluctuated in those three years. The prevalence of children under five with very short stunting is always more than the short category, and the purpose of this study is to examine and analyze the government's commitment to handling stunting at the district level in Indonesia. The method used in this research is the literature research approach or literature review (literature review, literature research). The results of this study show that the government's political commitment in tackling stunting is very important and influences the prevention of stunting in Indonesia, both from the facilities and infrastructure sector, health, social and economic factors must be seen comprehensively, suggesting that the government needs to build cross-sectoral cooperation between Health, Education Office and BKKBN through the 1000 HPK program in order to increase cooperation in combating stunting comprehensively. Providing routine health education both formally and informally, by establishing a youth posyandu program, will cut the chain of problems since adolescence to be closer to health services and to obtain proper information
Kata Kunci : Kebijakan, Politik, Stunting, Policy, Politics, Stunting