Laporkan Masalah

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN ELECTRE UNTUK SELEKSI PENENTUAN KELAYAKAN PENERIMA VOUCHER PANGAN PENGGANTI RASKIN (Studi Kasus Kelurahan Sondakan, Surakarta)

DEWI MEIRYSTA B, Drs. Retantyo Wardoyo, M.Sc., Ph.D

2021 | Tesis | MAGISTER ILMU KOMPUTER

Kemiskinan adalah masalah yang sampai saat ini dianggap menghambat pembangunan nasional dan belum terselesaikan di Indonesia. Adapun salah satu usaha dari pemerintah untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan OPK atau Operasi Pasar Khusus yang mana pada tahun 2002 berganti nama RASKIN atau Beras Miskin dan di tahun 2017 diganti lagi dengan voucher pangan. Saat ini dalam proses pengambilan keputusan penentuan penerima voucher pangan masih terbilang sangat manual sehingga dianggap kurang optimal dan kurang efisien. Penelitian ini bangun dengan menggunakan metode AHP dan ELECTRE, dimana nantinya pembobotan kriteria dilakukan dengan menggunakan metode AHP sedangkan untuk perangkingan penerima voucher pangan dilakukan dengan menggunakan ELECTRE. Adapun kriteria yang digunakan didalam penelitian ini antara lain: pekerjaan, penghasilan, pendidikan, jumlah tanggungan, status bangunan,luas bangunan, kondisi bangunan, jenis lantai, jenis dinding, daya listrik, sumber air dan fasilitas MCK. Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan hasil bahwa dengan menggunakan sistem untuk menentukan prioritas calon penerima voucher pangan dapat berjalan dengan baik, begitu pula dengan pengolahan data sesuai dengan metode AHP. Dan hasil akhir yang didapat dalam perangkingan dengan menggunakan metode ELECTRE beberapa mendekati sama dengan apa yang dihasilkan dengan tim analis, meski pun ada yang berbeda juga hal, tersebut dikarenakan di dalam metode ELECTRE melalukan perbandingan kriteria dari tiap-tiap kandidat calon penerima voucher pangan dengan proses agregat dari concordance dan discordance, yang mana kemudian dicari alternatif yang paling dominan diantara kandidat-kandidat yang lain.

Poverty is a problem that has hitherto been considered to hinder national development and has not been resolved in Indonesia. One of the efforts of the government to overcome this problem is with OPK or Special Market Operations, which in 2002 was renamed RASKIN or Poor Rice and in 2017 it was replaced again with food vouchers. Currently, the decision-making process for determining the recipient of food vouchers is still very manual, so it is considered less optimal and less efficient. This research was built using the AHP and ELECTRE methods, where later the weighting of the criteria was carried out using the AHP method while the rangking of food voucher recipientswas carried out using ELECTRE method. The criteria this study include: employment, income, education, number of dependents, building status, building area, building condition, type of floor, type of wall, electrical power, water source and sanitary facilities. Based on the results, it was found that using the system to determine the priority of prospective food voucher recipients can run well, as well as data processing according to the AHP method. And the final result obtained in rangking using ELECTRE method are some approaching the same as what was produced by the analyst team, although there are also different things, this is because the ELECTRE method compares the criteria of each candidate for food voucher recipients with the process the agregate of concordance and discordance, whice is then sought for the most dominant alternative among other candidates.

Kata Kunci : AHP, ELECTRE, Voucher Pangan, Sistem Pendukung Keputusan

  1. S2-2021-403672-abstract.pdf  
  2. S2-2021-403672-bibliography.pdf  
  3. S2-2021-403672-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2021-403672-title.pdf