Laporkan Masalah

Dilema Etik Pada Tenaga Kesehatan Perawat Dan Bidan Dalam Masa Tanggap Bencana Gempa Bumi Di PUSKESMAS Marawola Kabupaten Sigi (Studi Kasus Pada PUSKESMAS Marawola Kabupaten Sigi)

NASRUN, Dr. Sri Setiyarini, S.Kp., M.Kes;Prof. Dr. dr. Soenarto Sastrowijoto, Sp.THT

2021 | Tesis | MAGISTER BIOETIKA

28 September 2018 jam 18.02 WITA kota Palu dan kota-kota sekitarnya, Sigi, Donggala yang dilalui oleh patahan Palu-Koro mengalami bencana gempa bumi 7,4 skala richter yang kemudian disusul tsunami dan likuifaksi, sehingga membawa korban yang cukup besar, seperti wilayah kerja PUSKESMAS Marawola kabupaten Sigi yang pada saat kejadian bencana tenaga medis sama sekali tidak dipersiapkan dalam situasi tersebut. Tenaga medis dituntut untuk tetap bertindak sesuai kompetensi mereka, untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti peran penting Etik dan Profesionalisme pada situasi bencana. Penelitian dilaksanakan dari Maret hingga Juni 2020, dengan metode kualitatif menggunakan wawancara mendalam hingga didapatkan data jenuh dengan sampel 8 orang subyek informan yang berada di PUSKESMAS Marawola pada saat kejadian bencana gempa bumi. Data di olah dan dianalisa menggunakan metode Miles dan Huberman (1992) yang mana aktivitas dalam analisis data dilakukan secara interaktif dan terus-menerus hingga akhirnya pada tahap data reduction, data display, dan conclusion Tentunya akan menjadi dilema bila bekerja dalam kondisi pasca bencana yang tidak dapat diduga akan terjadi, mulai dari pasien perawatan sebelum gempa dan korban gempa yang berdatangan, tindakan medis oleh perawat dan bidan pada korban bencana gempa bumi, kurangnya kesiapsiagaan mitigasi bencana pada PUSKESMAS Marawola, hingga bekerja dalam kondisi penuh tekanan dari beberapa korban gempa beserta keluarga. Namun itu semua tidak menjadi halangan untuk menolong korban bencana berdasarkan indikasi medis, sehingga telah sesuai berdasarkan etika dan profesionalisme mereka sebagai tenaga medis di PUSKESMAS Marawola.

September 28, 2018 at 18.02 PM Palu city and surrounding cities, Sigi, Donggala which was passed by the Palu-Koro fault experienced an earthquake disaster of 7.4 magnitudo which was then followed by tsunami and liquefaction, thus bringing considerable casualties, such as the working area of Marawola Health Center Sigi district which at the time of the disaster medical personnel were not prepared at all in the situation. Medical personnel are required to continue to act according to their competence, for which researchers are interested in researching the important role of Ethics and Professionalism in disaster situations. The research was conducted from March to June 2020, with qualitative methods using in-depth interviews until data was obtained saturated with a sample of 8 informant subjects who were in Marawola Health Center at the time of the earthquake disaster. Data is processed and analyzed using Miles and Huberman method (1992) where activities in data analysis are carried out interactively and continuously until finally at the stage of data reduction, data display, and conclusion Surely it will be a dilemma if working in post-disaster conditions that can not be expected to occur, ranging from patients care before the earthquake and earthquake victims who come, medical actions by nurses and midwives on earthquake victims, lack of disaster mitigation preparedness at Marawola Health Center, to work in stressful conditions from some earthquake victims and their families. But it is not an obstacle to help disaster victims based on medical indications, so it has been appropriate based on their ethics and professionalism as medical personnel in Marawola Health Center.

Kata Kunci : Perawat,Bidan,Profesionalisme,Bencana