Laporkan Masalah

Pengaruh Kepemimpinan Pemberdayaan terhadap Keterikatan Kerja dengan Modal Psikologis sebagai Pemediasi (Studi pada RSU Sakina Idaman Yogyakarta))

LAILATUL HIKMAH, Rr Tur Nastiti, M.Si., Ph.D.

2021 | Tesis | Magister Manajemen

INTISARI Kementerian Kesehatan Republik Indonesia berupaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia sesuai dengan misi Kemenkes 2020-2024. Jumlah SDM kesehatan rumah sakit di D.I Yogyakarta khususnya di Kabupaten Sleman menurun, sedangkan jumlah penduduk terus meningkat. Sebaiknya kualitas SDM Kesehatan terus ditingkatkan untuk memberikan pelayanan yang optimal. Pada masa pandemi Covid-19 saat ini, SDM kesehatan menjadi aset yang sangat penting karena menjadi garda depan dalam penanganan Covid-19. Keterikatan kerja SDM Kesehatan sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, peran pemimpin penting untuk memberdayakan agar mereka terikat dengan pekerjaannya. Modal psikologis yang dimiliki oleh SDM Kesehatan dapat menjadi bekal dalam bekerja. Modal psikologis diharapkan dapat membantu SDM Kesehatan dalam menyelesaikan pekerjaan mereka dalam situasi dan kondisi apapun. Dukungan dari pemimpin pemberdayaan dapat membantu SDM Kesehatan dalam menghadapi kesulitan saat bekerja. Dengan begitu, kepemimpinan pemberdayaan dapat mendukung peningkatan modal psikologis untuk mendorong SDM Kesehatan untuk dapat terikat dengan pekerjaannya. Penelitian ini berfokus pada pengujian hipotesis dan bertujuan untuk menguji pengaruh kepemimpinan pemberdayaan terhadap keterikatan kerja dengan modal psikologis sebagai pemediasi. Data pada penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner pada karyawan RSU Sakina Idaman. dengan sampel sebanyak 112 orang. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan SEM-PLS. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan berupa: 1) kepemimpinan pemberdayaan berpengaruh positif terhadap keterikatan kerja dan 2) modal psikologis secara parsial memediasi pengaruh positif kepemimpinan pemberdayaan terhadap keterikatan kerja.

ABSTRACT The Ministry of Health of the Republic of Indonesia seeks to improve the quality of Indonesian people's health in accordance with the Ministry of Health's mission 2020-2024. The number of hospital health human resources in D.I Yogyakarta, especially in Sleman Regency has decreased, while the population continues to increase. We recommend that the quality of the health human resources should continue to be improved to provide optimal service. During the current Covid-19 pandemic, the health human resources are very important assets because they are at the forefront of handling Covid-19. The Health Human Resources work engagement is needed. Therefore, the role of leaders is important to empower them so that they are tied to their work. Psychological capital owned by health human resources can be a provision to work. Psychological Capital is expected to help health human resources in completing their work in any situation and condition. Support from empowerment leaders can help health human resources in facing difficulties at work. That way, empowerment leadership can support increased psychological capital to encourage health human resources to be able to do their jobs. This research focused on hypothesis testing and aimed to examine the empowerment leadership effect on work engagement with psycological capital as a mediator. The primary data in this study are obtained through distributing questionnaires to the health human resource of Sakina Idaman Hospital Yogyakarta with 112 people as a sample. Hypothesis tested by the SEM-PLS method. The conclusions of the research are: 1) leadership empowerment has a positive effect on work engagement; 2) psycological capital can partially mediated the positive influence of empowerment leadership on work engagement.

Kata Kunci : kepemimpinan pemberdayaan, modal psikologis, keterikatan kerja.

  1. S2-2021-438073-abstract.pdf  
  2. S2-2021-438073-bibliography.pdf  
  3. S2-2021-438073-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2021-438073-title.pdf