Laporkan Masalah

KOMUNIKASI RISIKO COVID-19 DARI PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2020 (ANALISIS ISI PESAN PEMERINTAH PUSAT DALAM PEMBERITAAN SELAMA JANUARI-APRIL 2020 DI CNNINDONESIA.COM, DETIK.COM DAN KOMPAS.COM)

STEFIANI BENGAN LABA, dr. Riris Andono Ahmad, MPH.,PhD

2021 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Latar Belakang : Komunikasi risiko menjadi hal penting dalam mengatasi pandemi COVID-19. Komunikasi risiko yang efektif dapat meningkatkan kepercayaan publik. Media massa online merupakan sarana informasi yang dapat mendorong adanya perubahan sosial di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pola komunikasi pemerintah pusat menurut pemberitaan Januari-April 2020 di CNNIndonesia, Detik.com dan Kompas.com berdasarkan isi pesan dan tone pesat serta menurut teori CERC. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah studi dokumen dengan menggunakan analisis isi konten yang membandingkan pola pesan berdasarkan waktu yakni sebelum adanya kasus konfirmasi COVID-19 di Indonesia dan setelah adanya kasus konfirmasi COVID-19 di Indonesia. Hasil : Komunikasi risiko yang paling banyak diberikan pada fase pra krisis adalah komunikasi risiko dalam bentuk fakta dan komunikasi risiko terbanyak yang diberikan pada fase krisis adalah komunikasi risiko dalam bentuk imbauan. Komunikasi berupa fakta dan fakta terkait hoax memiliki tone netral, komunikasi risiko berupa himbauan dan tindakan yang telah dilakukan memiliki tone positif dan negatif, kemudian komunikasi risiko terkait hoax dan misinformasi memiliki tone negatif. Komunikasi risiko dari pemerintah ada yang sesuai dengan pedoman CERC dan ada yang tidak sesuai dengan pedoma CERC. Kesimpulan : Pemerintah cenderung memberikan komunikasi risiko terkait COVID-19 yang tidak sesuai dengan pedoman CERC. Kata kunci : COVID-19, komunikasi risiko, CERC, tone pesan, pola pesan, isi pesan

Background : Risk communication is an important thing in overcoming the COVID-19 pandemic. Effective risk communication can increase public trust. Online mass media is a means of information that can encourage social change in society. The purpose of this research is to study the communication patterns of the central government from January-April 2020 news on CNNIndonesia, Detik.com, and Kompas.com based on message content and rapid tone and according to CERC theory. Methods : The type of research used is a document study using content analysis that compares message patterns based on time, namely before the COVID-19 confirmation case in Indonesia and after the COVID-19 confirmation case in Indonesia. Results : The most risk communication provided in the pre-crisis phase was risk communication in the form of facts and the most risk communication provided during the crisis phase was risk communication in the form of advice. Communication in the form of facts and facts related to hoaxes has a neutral tone, risk communication in the form of appeals and actions that have been taken as a positive and negative tone, then risk communication related to hoaxes and misinformation has a negative tone. Some of the risk communications from the government are under accordance with the CERC guidelines and some are not under accordance with the CERC guidelines. Conclusion : The government tends to provide risk communication related to COVID-19 that is not in accordance with the CERC guidelines. Keywords : COVID-19, risk communication, CERC, news tone, message pattern, message content

Kata Kunci : COVID-19, komunikasi risiko, CERC, tone pesan, pola pesan, isi pesan/COVID-19, risk communication, CERC, news tone, message pattern, message content

  1. S2-2021-433567-abstract.pdf  
  2. S2-2021-433567-bibliography.pdf  
  3. S2-2021-433567-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2021-433567-title.pdf