DAYA PESONA FLOW-ART DALAM PERTUNJUKAN FIRE DANCE KOMUNITAS FLOWNESIA
RIFA FITRIANA, Dr. Paramitha Dyah Fitriasari, M. Hum.;Dr. Wiwik Sushartami, M. A.
2021 | Tesis | MAGISTER PENGKAJIAN SENI PERTUNJUKAN DAN SENI RUPAFlownesia adalah komunitas flow-art yang menggunakan teknik flow untuk menampilkan pertunjukan fire dance. Dibentuk sejak tahun 2018 dengan nama Kalachakra dan kemudian diganti dengan Flownesia (Indonesian flow-art), komunitas ini menawarkan konsep tradisi dan modern dalam pertunjukan api. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pesona dalam pertunjukan fire dance yang memberikan wujud baru pada seni pertunjukan di Indonesia, di mana pesona pada api yang menantang dapat menghasilkan sebuah karya seni visual yang berbasis seni dan teknologi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yang dilakukan dengan participant observation untuk mengetahui proses pertunjukan yang dilakukan oleh komunitas Flownesia dari latihan hingga pementasan. Teori Alfred Gell (2006) tentang technology of enchantment dipilih untuk menganalisis bentuk tekstual pertunjukan fire dance guna mengetahui aspek apa saja yang dapat menghasilkan pesona. Teori oleh Helen Stoddart tentang aesthetic of circus diadopsi untuk dapat menjelaskan risiko sebagai salah satu daya pesona dalam pertunjukan fire dance. Hasil penelitian terhadap pertunjukan visual fire dance pada komunitas Flownesia memiliki daya enchantment pada teknik, properti, serta risiko. Extraordinary technique berupa elaborasi teknik flow dengan properti, dikreasikan oleh anggota Flownesia yang memiliki berbagai latar belakang kemampuan yang berbeda-beda. Komposisi tari digunakan untuk menata koreografi gerak menggunakan properti api agar pertunjukan berlangsung tidak monoton. Efek visual yang dapat ditampilkan berupa pola gambar geometris seperti trikatra, kelopak bunga, dan flamemotion oleh properti api. Permainan risiko digunakan untuk menunjukan skill anggota komunitas Flownesia dalam mengendalikan api sebagai daya tarik untuk penonton.
Flownesia is a flow-art community that uses flow techniques to performnace fire dance shows. Founded at 2018 as Kalachakra and replaced by Flownesia (Indonesian flow-art), this community offers both traditional and modern concepts in fire shows. This study aims to answer the charm in fire dance performances that give a new form of performing arts in Indonesia, where the enchantment of a challenging fire can produce a visual art based on art and technology. This study used a qualitative method, which was conducted with participant observation to determine the performance process carried out by the Flownesia community from practice untill performance. Alfred Gell's (2006) theory of technology of enchantment was chosen to analyze the textual form of fire dance performances to find out what aspects can produce enchantment. The theory by Helen Stoddart about the aesthetic of circus was adopted to explain risk as one of the enchantment in fire dance shows. The results of research on visual fire dance performances in the Flownesia community have enchantment power on techniques, properties, and risks. Extraordinary technique in the form of elaboration of flow techniques with properties, created by Flownesia members who have various backgrounds of different abilities. Dance composition is used to arrange the choreography of the movement using the fire property so that the performance is not monotonous. The visual effects that can be displayed are geometric pattern patterns such as trikatra, flower petals, and flamemotion by the fire property. Risk games are used to show the skills of Flownesia community members in controlling fire as an attraction to the audience.
Kata Kunci : fire dance, flow-art, Flownesia, Daya Pesona, Risiko./fire dance, flow-art, Flownesia, Aesthetic Aspect, risk .