Laporkan Masalah

KESEPAHAMAN DALAM TEKS "SUATU DIALOG MENGENAI AJARAN PANGESTU" DITINJAU MELALUI PERSPEKTIF HERMENEUTIKA HANS-GEORG GADAMER

RIKAD VERGI ANORAGA, Dr. Sindung Tjahyadi, M.Hum

2021 | Skripsi | S1 FILSAFAT

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan kesepahaman dalam teks "Suatu Dialog mengenai Ajaran Pangestu" dalam tinjauan perspektif hermeneutika Hans-Georg Gadamer. Teks tersebut berisi dialog antara Abu Burhan, seorang warga Pangestu yang beragama Islam, dengan Zarkasi Toha, seorang non-warga Pangestu yang bergama Islam. Dialog tersebut berkisar di enam tipe umum pertanyaan mengenai ajaran Pangestu, yang terbagi dalam tujuh tema: Tripurusa, Roh Suci, Penerimaan Wahyu, Panembah, Kemurnian Iman, Kehidupan dan Kelahiran, serta Ketunggalan Manusia dengan Tuhan. Sementara itu, konsep-konsep pokok hermeneutika Gadamer yang digunakan untuk meninjaunya adalah prasangka, peleburan cakrawala-cakrawala, dan pengalaman hermeneutis serta Bildung. Penelitian ini menggunakan model penelitian historis faktual tentang tokoh. Objek material penelitian adalah isi teks "Suatu Dialog mengenai Ajaran Pangestu". Sementara objek formal penelitian ini adalah konsep-konsep utama hermeneutika Hans-Georg Gadamer. Adapun penelitian ini merupakan studi pustaka yang mengikuti beberapa tahapan: inventarisasi, klasifikasi, analisis, dan penyusunan hasil, serta diolah dengan menggunakan beberapa unsur metodis filosofis yaitu, deskripsi dan interpretasi. Penelitian ini menunjukkan kesepahaman dalam teks "Suatu Dialog mengenai Ajaran Pangestu" itu terjadi. Pertama-tama, prasangka Zarkasi Toha mengarahkannya untuk memahami ajaran Pangestu sebagai ajaran yang musyrik. Setelah diberikan pemahaman oleh Abu Burhan, Zarkasi Toha mengaku, meski sebagian tidak pecaya dan setuju, telah paham ajaran-ajaran Pangestu. Ia kemudian menilai ajaran Pangestu tidak musyrik. Peleburan cakrawala-cakrawala terjadi saat Zarkasi Toha memahami ajaran Pangestu tanpa melenyapkan cakrawala miliknya. Dengan kata lain, ia memahami ajaran Pangestu melalui cakrawala miliknya. Adapun, Zarkasi Toha telah mengalami pengalaman hermeneutis, yaitu berjumpa dan memahami sesuatu sebagai yang lain dan karena hal itu memperoleh keadaan Bildung.

This research aims to describe the understanding in the text "Suatu Dialog mengenai Ajaran Pangestu" (Dialogue on Pangestu Teaching) in the Hans-Georg Gadamer hermeneutic perspective. The text contains a dialogue between Abu Burhan, a Pangestu follower who is Muslim, and Zarkasi Toha, a non-Pangestu follower who is Muslim. The dialogue is about around six general types of questions regarding Pangestu's teachings, which are divided into seven themes: Tripurusa, Roh Suci (Holy Spirit), Penerimaan Sabda (Reception of Revelation), Panembah (Worshiper), Kemurnian Iman (Purity of Faith), Kehidupan dan Kelahiran (Life and Birth), and Ketunggalan Manusia dengan Tuhan (Man United with God). Meanwhile, the main concepts of Gadamer's hermeneutics used to examine it are prejudice, fusion of horizons, and hermeneutical experiences and Bildung. The research uses philosopher factual-historical research model. The subject matter of this research is is the content of the text "Suatu Dialog mengenai Ajaran Pangestu". The formal object of this research is the main concepts of Hans-Georg Gadamer's hermeneutics. This research is a literature study that follows several steps such as: inventory, classification, analysis, and result compilation, and processed with several philosophical methods and techniques, such as description and interpretation. This research will shows how the understanding in the text "Suatu Dialog mengenai Ajaran Pangestu" occurs. First of all, Zarkasi Toha's prejudice led him to understand Pangestu's teachings as musyrik. After being given an understanding by Abu Burhan, Zarkasi Toha admitted that, although did not believe and agree with some doctrines, he understood Pangestu's teachings. He then considered that Pangestu's teachings were not musyrik. The fusion of horizons occurs when Zarkasi Toha understands Pangestu's teachings without dissolving his horizons. In other words, he understood Pangestu's teachings through his horizons. Meanwhile, Zarkasi Toha has experienced hermeneutical experiences, namely encountering and understanding something as The Other and because of that he is obtaining the condition, namely, Bildung.

Kata Kunci : Ajaran Pangestu, Hermeneutika Hans-Georg Gadamer, Kesepahaman

  1. S1-2021-347753-abstract.pdf  
  2. S1-2021-347753-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-347753-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-347753-title.pdf