THE IMPACT OF ASEAN TRADE IN GOODS AGREEMENT (ATIGA) ON ASEAN ECONOMY
HANI MUFIDAH, Prof. Tri Widodo, M.Ec.Dev., Ph.D.
2020 | Skripsi | S1 ILMU EKONOMIABSTRAK Dimulai pada tahun 1977 dengan penandatanganan ASEAN Preferential Trading Agreement diikuti dengan pemberlakuan ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tahun 1993, ASEAN memulai fase baru integrasi ekonomi dengan pembentukan ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015. ASEAN Trade in Goods Agreements (ATIGA) merupakan penyempurnaan terhadap kebijakan-kebijakan tariff sebelumnya, ASEAN Free Trade Area - Common Effective Preferential Tariff (AFTA-CEPT). ATIGA berfokus pada jadwal eliminasi atau reduksi tarif untuk perdagangan antar negara ASEAN. Liberalisasi ekonomi seperti yang sedang terjadi di ASEAN dapat mempengaruhi daya saing antara negara anggota. Penelitian ini berfokus untuk melihat kemungkinan perubahan daya saing komoditas yang berbeda antara negara-negara ASEAN setelah implementasi ATIGA. Dengan data 9 negara ASEAN yang diperoleh dari simulasi GTAP, penulis membandingkan nilai RSCA dan TBI sebelum dan sesudah implementasi ATIGA, khususnya untuk negara-negara ASEAN-6 dengan dua skenario yaitu implementasi ATIGA secara parsial untuk negara-negara ASEAN-6, serta implementasi ATIGA secara keseluruhan di seluruh negara ASEAN. Kata kunci : Daya saing perdagangan, GTAP, ATIGA.
Begin in 1977 with the Agreement on ASEAN Preferential Trading Agreements and followed by the enactment of the ASEAN Free Trade Area (AFTA) in 1993, ASEAN finally started a new phase in economic integration with the formal establishment of ASEAN Economic Community (AEC) in 2015. The ASEAN Trade in Goods Agreements (ATIGA) is an improvement of the previous ASEAN tariff policy namely ASEAN Free Trade Area - Common Effective Preferential Tariff (AFTA-CEPT). ATIGA focus on the tariff reduction or elimination schedule of trade between its member countries. The economic liberalization as happened in ASEAN could affect the competitiveness among its member countries. This research focused on finding the possible change in competitiveness for different commodities between countries in ASEAN after the implementation of ATIGA. With GTAP data of 9 ASEAN member countries (excluding Myanmar), the author compares value of RSCA and TBI before and after ATIGA implementation with two different scenarios: (1) The partial implementation of ATIGA for ASEAN-6 members, and (2) full implementation of ATIGA for all ASEAN member countries. Keywords: Trade competitiveness, GTAP, ATIGA
Kata Kunci : Trade Competitiveness, GTAP, ATIGA