Laporkan Masalah

Konsep Ruang dan Waktu dalam Tradisi Rebo Pungkasan Kembul Sewu Dulur sebagai Manifestasi Kosmologi Jawa

ANWAR IBRAHIM T, Dr. Sartini, M.Hum

2021 | Tesis | MAGISTER FILSAFAT

Rebo Pungkasan Kembul Sewu Dulur merupakan salah satu jenis slametan Jawa. Penelitian ini hadir sebagai solusi yang berhubungan dengan fenomena intoleransi masyarakat dalam kehidupan beragama dan berbudaya. Penelitian mengenai Konsep Ruang dan Waktu Tradisi Rebo Pungkasan Kembul Sewu Dulur sebagai Manifestasi Kosmologi Jawa bertujuan menganalisis dasar ritual dalam tradisi Rebo Pungkasan Kembul Sewu Dulur yang melandasi konsep ruang dan waktu, menganalisis pemikiran kosmologi Jawa dalam konsep ruang-waktu dalam Tradisi Rebo Pungkasan Kembul Sewu Dulur memberikan refleksi kritis atas strategi keberadaan Tradisi Rebo Pungkasan Kembul Sewu Dulur dan relevansinya dengan keadaan masyarakat Indonesia saat ini. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang didukung oleh data pustaka dengan model penelitian pandangan filosofis di lapangan mengenai Tradisi Rebo Pungkasan Kembul Sewu Dulur. Informan dalam penelitian ini adalah Bapak Mulyono sebagai pemangku adat Desa Pendoworejo dan masyarakat Desa Pendoworejo rentang usia 50-80. Jalannya penelitian berupa inventarisasi, observasi awal, pengumpulan data melalui wawancara mendalam, analisis data primer dan sekunder, dan penyusunan hasil. Analisis penelitian berupa interpretasi, induksi dan deduksi, holistika, kesinambungan historis, dan refleksi peneliti. Hasil penelitian ini menunjukkan: Pertama, dasar pelaksanaan yang melandasi penentuan ruang-waktu Tradisi Rebo Pungkasan Kembul Sewu Dulur yaitu mitos mengenai Mbah Bei Kahyangan. Atas dasar mitos tersebut berdampak pada penentuan ruang-waktu yang sangat lekat dengan kepercayaan Jawa yang bersifat relatif. Kedua, konsep ruang-waktu memberikan dasar perilaku masyarakat dalam bertindak Masyarakat Pendoworejo mempunyai nilai-nilai dalam berperilaku yaitu sifat tepa selira yang dipengaruhi oleh ritual kenduri kembul sewu dulur. Sifat tersebut merupakan perwujudan hubungan antar sesama manusia. Ketiga, konsep kosmologi Jawa teridentifikasi dari ajaran tokoh dalam tradisi tersebut yang bernama Mbah Bei Kahyangan. Tokoh ini muncul dalam rangkaian ritual. Salah satu prosesi ritualnya adalah ngguyang jaran yang tercermin dalam kiblat papat lima pancer. Kenduri mencerminkan hubungan manusia dengan alam, sesama manusia dan makhluk gaib yang harus dihormati. Konsep pandangan dunia ini menjadi dasar pemahaman kosmologis keteraturan hidup manusia dengan lingkungan dengan melibatkan unsur harmoni.

Rebo Pungkasan Kembul Sewu Dulur is a type of Javanese slametan. This research is presented as a solution related to the phenomenon of community intolerance in religious and cultural life. Research on the Concept of Space and Time in the Rebo Pungkasan Kembul Sewu Dulur Tradition as a Manifestation of Javanese Cosmology analyzes the basis of rituals in the Rebo Pungkasan Kembul Sewu Dulur tradition which underlies the concept of space and time and also analyzes Javanese cosmological thinking in the concept of space-time in the Rebo Pungkasan Kembul Sewu Dulur Tradition that provides a reflection critical of the strategy for the Rebo Pungkasan Kembul Sewu Dulur Tradition existence and its relevance to the current state of Indonesian society This research was a field research supported by literature data with a philosophical view as the research model on the ground about Rebo Pungkasan Kembul Sewu Dulur Tradition. The informant in this study was Mr. Mulyono as the customary stakeholders of Pendoworejo Village and the residents of Pendoworejo Village in the age of 50-80. The course of the research were inventory, initial observation, data collection through in-depth interviews, primary and secondary data analysis, and results compilation. The research analysis consisted of interpretation, induction and deduction, holistics, historical continuity, and researcher reflection. The results of this study indicates: First, the basis of implementation that underlies the determination of the space-time tradition in the Rebo Pungkasan Kembul Sewu Dulur is the myth about Mbah Bei Kahyangan. The basis of this myth has an impact on the determination of space-time which is closely related to Javanese beliefs, because Javanese beliefs are relative in nature. Second, the concept of space-time provides the basis for people�s behavior in acting. The Pendoworejo community has values in behavior, namely the nature of tepa selira which is influenced by the ritual of kenduri kembul sewu dulur. This trait is a manifestation of human relationships. Third, the concept of Javanese cosmology is identified from the teachings of a figure in the tradition named Mbah Bei Kahyangan. This figure appears in a series of rituals. One of the ritual processions is ngguyang jaran which is reflected in the kiblat papat lima pancer. Kenduri reflects the relationship between human and nature, fellow human and supernatural being who must be respected. The concept of this world view becomes the basis for a cosmological understanding of the order of human life with the environment by involving elements of harmony.

Kata Kunci : Ruang, Waktu, Kosmologi, Jawa, Harmoni, Rebo Pungkasan

  1. S2-2021-437149-abstract.pdf  
  2. S2-2021-437149-bibliography.pdf  
  3. S2-2021-437149-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2021-437149-title.pdf