Isu Kuil Yasukuni sebagai Faktor Penghambat Upaya Jepang dalam Proses Pembentukan Regionalisme di Kawasan Asia Timur bersama dengan China dan Korea
REZA PURNAAJI, Dra. Siti Daulah Khoiriati, MA
2020 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALJepang, China, dan Korea Selatan merupakan negara bertetangga yang berada pada satu Kawasan Asia Timur. Walaupun sekilas dapat terlihat bahwa ketiga negara memiliki hubungan yang baik, pada kenyataannya tidak seperti itu. Jepang selalu memberikan inisiatif dan ide-ide untuk merealisasikan regionalisme di Kawasan Asia Timur. Dapat dilihat dalam perannya pada proses pembentukan ASEAN+3, Dazaifu Summit, serta East Asia Summit. Akan tetapi, walaupun dengan banyaknya kerjasama tersebut, ketiga negara masih memiliki rasa saling tidak percaya antara satu sama lain. Salah satu penyebab ketegangan yang terjadi antara Jepang, China, dan Korea Selatan adalah keberadaan kuil Yasukuni. China dan Korea Selatan yang merupakan korban perang dunia II menganggap adanya kuil Yasukuni ini sebagai ancaman karena pada masa perang dunia II, Jepang merupakan salah satu negara yang kuat. Perbedaan persepsi tentang kunjungan ke kuil Yasukuni membuat ketiga negara belum dapat percaya antar satu sama lain sehingga membuat regionalisme di Asia Timur lebih tertinggal dibanding lainnya, hal ini sangat disayangkan mengingat intensitas interaksi di Asia Timur sudang tergolong tinggi.
Japan, China, and South Korea are neighboring countries located in the East Asian Region. At first glance, it can be seen that those three countries are having a good relationship with each other, but in reality, this is not the case. Japan always provides initiatives and ideas to realize its dream in making regionalism in the East Asia Region. This can be seen in its role in the process of establishing ASEAN+3, the Dazaifu Summit, and the East Asia Summit. However, even with this much cooperation, the three countries still have mutual distrust with one another. One of the causes of the tension between Japan, China, and South Korea is the existence of the Yasukuni Shrine. China and South Korea, which became the victims of World War II, consider the Yasukuni Shrine as a threat to their relationship because, during World War II, Japan was one of the strongest countries. The difference in perceptions about the visit to the Yasukuni Shrine makes the three countries unable to trust each other, which makes regionalism in East Asia lagging behind others, this is very unfortunate given the relatively high intensity of interactions in East Asia.
Kata Kunci : Asia Timur, Regionalisme, Yasukuni, mutual distrust