Laporkan Masalah

Determinan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi Rawat Jalan Peserta BPJS Kesehatan Tahun 2015-2016

YUNI KURNIASARI, Dr. drg. Julita Hendrartini, M. Kes., AAK

2021 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Latar Belakang: Pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di Indonesia masih rendah, sedangkan kebutuhan perawatan gigi cukup tinggi. Kesehatan gigi yang buruk dapat menyebabkan rasa sakit, tidak nyaman, dan biaya perawatan yang mahal, selain itu juga bisa menjadi risiko kesehatan yang lebih serius. Sebelum adanya JKN pembiayaan kesehatan gigi berdasarkan fee for service (out of pocket). Pemerintah berupaya untuk memberikan akses pelayanan kesehatan gigi dan mulut, dengan memasukkan pelayanan kesehatan gigi dalam sistem JKN di pelayanan primer, sekunder, dan tersier. Implementasi kebijakan JKN diharapkan dapat meningkatkan akses dan pemanfaatan masyarakat terhadap kesehatan gigi. Setelah pertama kali JKN diimplementasikan sejak tahun 2014, belum ada yang melihat bagaimana pemanfaatan peserta JKN untuk pelayanan kesehatan gigi. Tujuan: Mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan gigi peserta BPJS Kesehatan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan data Sekunder dari Data Sampel BPJS Kesehatan Tahun 2015-2016 dengan desain penelitian cross-sectional. Populasi pada penelitian adalah seluruh peserta BPJS Kesehatan yang terdaftar dalam data kepesertaan BPJS Kesehatan tahun 2015-2016. Sampel penelitian adalah semua peserta yang terdaftar dalam data kepesertaan Data Sampel BPJS Kesehatan Tahun 2015-2016. Data dilakukan analisis univariat, analisis bivariat dengan Chi-square, dan analisis multivariat dengan multiple logistic regression dengan Alfa=0,05. Unit analisis dalam penelitian ini adalah peserta yang terdaftar dalam Data Sampel BPJS Kesehatan Tahun 2015-2016. Hasil: Hasil analisis distribusi frekuensi pemanfaatan pelayanan gigi rawat jalan peserta BPJS Kesehatan tahun 2015-2016 menunjukkan hanya 2,26% yang memanfaatkan pelayanan gigi di FKTP dan 0,55% yang memanfaatkan pelayanan gigi di FKRTL. Pemanfaatan pelayanan gigi berhubungan dengan usia, jenis, kelamin, jenis kepesertaan, dan regional tempat tinggal. Peserta BPJS Kesehatan dengan usia pra-lansia (45-64 tahun), berjenis kelamin perempuan, dengan jenis kepesertaan PPU, dan tinggal di regional Jawa dan Kepulauan Sunda Kecil memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengunjungi pelayanan gigi. Kesimpulan: Faktor sosiodemografis, geografis, dan jenis kepesertaan berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan gigi peserta BPJS Kesehatan tahun 2015-2016. Kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya mengunjungi dokter gigi untuk pemeriksaan dan tindakan pencegahan masih rendah, selain itu persebaran dokter gigi terutama di luar pulau Jawa belum merata. Pemerintah dan pihak BPJS Kesehatan diharapkan lebih memperhatikan kelengkapan peralatan kedokteran gigi dan pemerataan dokter gigi terutama di luar pulau Jawa untuk meningkatkan pemanfaatan pelayanan gigi

Background: The utilization of dental care in Indonesia is still low, while the need for dental care is quite high. Poor oral health can cause pain, discomfort, and expensive treatment costs, and also can be a more serious health risk. Prior to the existence of JKN, dental care financing was based on fee for service (out of pocket). To provide access to dental care, government includes dental care in the JKN system in primary, secondary and tertiary services. The implementation of the JKN is expected to increase public access and utilization of dental care. After the first implementation of JKN since 2014, no research has been conducted on the utilization of dental care for JKN participants. Objective: To identify factors associated with the utilization of dental care for BPJS Kesehatan participants. Methods: This study is an analytical study using secondary data from the BPJS Kesehatan Sample Data in 2015-2016 with a cross-sectional design. The population in the study were all BPJS Kesehatan participants registered in the 2015-2016 BPJS Health membership data. The research sample was all participants registered in the 2015-2016 BPJS Kesehatan sample data. Data were analyzed as univariate, Chi-square used as bivariate analysis, and multiple logistic regression used as multivariate analysis with Alfa=0.05. The unit of analysis in this study were participants who were registered in the 2015-2016 BPJS Health Sample Data. Results: The results of frequency distribution of outpatient dental care for BPJS Kesehatan participants in 2015-2016 showed that only 2.26% utilized dental services at the FKTP and 0.55% utilized dental services at the FKRTL. The use of dental services is related to age, sex, gender, type of membership, and region of residence. BPJS Kesehatan participants with pre-elderly age (45-64 years), female sex, with PPU type of participation, and living in the Java region are more likely to visit dental care. Conclusions: Socio-demographic, geographic, and type of participation factors relate to the utilization of dental services for BPJS Kesehatan participants in 2015-2016. Public awareness and knowledge about the importance of visiting dentists for checkups and preventive measures is still low and the distribution of dentists, especially outside Java region is not evenly distributed. The government and BPJS Kesehatan must pay more attention to the completeness of dental equipment and the distribution of dentists, especially outside Java region to increase the utilization of dental care.

Kata Kunci : Pelayanan Gigi dan Mulut, Utilisasi, Asuransi Sosial, Akses

  1. S2-2021-433585-abstract.pdf  
  2. S2-2021-433585-bibliography.pdf  
  3. S2-2021-433585-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2021-433585-title.pdf