Laporkan Masalah

Nasionalisasi dan Transformasi Perusahaan Farmasi Milik Negara di Indonesia Tahun 1950-an- 1990-an

BELLA VISTA AUDINA, Baha'Uddin, S.S., M.Hum.

2021 | Skripsi | S1 SEJARAH

Perusahaan farmasi negara yang ada di Indonesia saat ini, berakar dari perusahaan farmasi yang didirikan oleh para pengusaha Belanda pada masa kolonial. Untuk memenuhi kebutuhan akan layanan farmasi, pemerintah kolonial mendirikan fasilitas produksi farmasi serta membuka peluang bagi para pengusaha swasta untuk mendirikan usahanya di Hindia-Belanda. Setelah kemerdekaan, perusahaan milik Belanda yang telah didirikan di Indonesia sejak abad ke-19 diambil alih oleh pemerintah Indonesia melalui kebijakan nasionalisasi. Setelah diambil alih, pemerintah mengalami berbagai kesulitan dalam mengelola perusahaan farmasi negara. Hingga tahun 1990-an Indonesia telah memiliki tiga perusahan farmasi negara yaitu Bio Farma, Kimia Farma, dan Indofarma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui transformasi yang terjadi pada perusahaan farmasi negara dari masa pemerintahan Soekarno hingga masa pemerintahan Soeharto. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menemukan berbagai faktor yang menjadi alasan transformasi perusahaan, sehingga perusahaan dapat memaksimalkan fungsinya untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan seluruh kalangan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang memanfaatkan Sumber Primer dan Sumber Sekunder. Sumber primer yang digunakan berupa peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh pemerintah Republik Indonesia serta keputusan-keputusan yang dikeluarkan oleh presiden maupun menteri, berbagai berita yang dikeluarkan oleh beberapa koran nasional seperti Kompas, Kedaulatan Rakyat, dan Tempo. Selain itu penelitian ini juga menggunakan sumber sekunder berupa buku, jurnal, maupun artikel. Berdasarkan data yang telah didapatkan dan melalui proses interpretasi, maka dapat diambil kesimpulan yaitu perusahaan farmasi negara baru muncul setelah adanya kebijakan nasionalisasi. Pada masa pemerintahan Soekarno, perusahaan farmasi milik negara mengalami beberapa kali perubahan nama dan peleburan, akan tetapi tidak begitu berkembang dalam hal produksi. Penyebabnya adalah kebijakan ekonomi Soekarno yang tertutup pada asing. Perusahaan farmasi negara baru mulai berkembang kembali setelah Soeharto menjabat menjadi presiden dan menetapkan berbagai kebijakan baru, membuka investasi asing serta melakukan peleburan terhadap perusahaan farmasi negara, menjadi tiga perusahaan besar yaitu Bio Farma, Kimia Farma dan Indofarma.

State-owned pharmaceutical companies that exist in Indonesia this day, formerly came from pharmaceutical company that built by Dutch entrepreneurs during the colonial period. In order to meet pharmaceutical needs, the colonial government established pharmaceutical production facilities and opened opportunities for private entrepreneurs to built businesses in the Dutch East Indies. After the independence, Dutch owned companies that had been established in Indonesia since the 19th century were taken over by the Indonesian government through a nationalization policy. After nationalization, the government experienced many difficultties in managing the company. In 1990s, Indonesia already had three large Indonesian state-owned companies: Bio Farma, Kimia Farma and Indofarma. This research aims to find the transformation that occured in pharmaceutical state company from the Soekarno era to the Soeharto era. In addition this research aims to find of various factor that become the reasons company’s transformations can maximize the function of pharmaceutical companies to fulfill all the medicinal needs of the Indonesian. This study uses historical research methods that used primary and secondary sources. The primary sources used are from some laws and regulations issued by the government of the Republic of Indonesia as well as decisions issued by the president and minister, also used sources from some news published by several national newspapers such as Kompas, Kedaulatan Rakyat, and Tempo. In addition, this study also used secondary sources from books, journals and articles. Based on the interpretation from the data that had been collected, it can be concluded that state pharmaceutical companies has been built after the nationalization policy. During the Soekarno era, the state has several name changes and company mergers. Especially in terms of production, was not developed well. The national pharmaceutical industry began developing after Soeharto became the president of Indonesia. Soeharto has implemented various policies, open international trade and merged state pharmaceutical companies into three companies.

Kata Kunci : Nasionalisasi, Industri Farmasi Nasional, Perusahaan Farmasi Negara, Bio Farma, Kimia Farma, Indofarma

  1. S1-2021-399562-abstract.pdf  
  2. S1-2021-399562-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-399562-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-399562-title.pdf