Laporkan Masalah

PERANCANGAN PROGRAM INTERPRETASI ALAM DI TAMAN HUTAN RAYA GUNUNG MENUMBING

EGA EMINDA KRISMA, Dr. Hero Marhaento, S.Hut., M.Si.

2021 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Taman Hutan Raya Gunung Menumbing mempunyai wisata sejarah Pesanggrahan Menumbing yang berada di puncak Gunung Menumbing. Selain wisata sejarah, terdapat wisata alam di Tahura Gunung Menumbing. Namun, secara menyeluruh pengembangan wisata alam di kawasan ini belum optimal. Perancangan jalur interpretasi alam menjadi solusi untuk pengembagan wisata dalam kawasan Tahura Gunung Menumbing dan dapat meminimalkan dampak adanya kegiatan wisata kedepannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi flora, fauna, lanskap, dan budaya yang dapat dijadikan obyek interpretasi kemudian digunakan untuk merancang program interpretasi alam di Taman Hutan Raya Gunung Menumbing. Metode pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur, observasi lapangan, dan wawancara. Observasi lapangan dilakukan dengan inventarisasi potensi sumberdaya alam dan budaya di sepanjang jalur pengamatan serta penilaian visual lanskap mengunakan parameter Bureau Land of Management untuk potensi lanskap. Wawancara dilakukan kepada pengelola kawasan tahura dan masyarakat sekitar. Data yang diperoleh kemudian di analisis secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 142 flora, 61 fauna, dan 12 titik lanskap dalam kawasan Tahura Gunung Menumbing yang dapat digunakan sebagai obyek interpretasi. Obyek interpretasi satwa diantaranya terdapat mentilin dan kukang yang merupakan satwa endemik di Bangka. Obyek interpretasi flora diantaranya terdapat pohon nyatoh, mentangor, dan nasi-nasi yang merupakan tanaman lokal Bangka. Obyek interpretasi lanskap dan budaya berada di bangunan utama puncak Menumbing yaitu pemandangan seluruh kota Muntok dari ketinggian 455 mdpl. Perancangan jalur interpretasi alam di tahura menghasilkan sepuluh jalur interpretasi dengan jarak yang bervariasi dari 160- 4200 meter dan masing-masing jalur memiliki sekitar 2-8 obyek interpretasi. Perancangan program interpretasi menghasilkan enam tema interpretasi, yaitu jelajah hutan Menumbing, jelajah bekas tambang ilegal, primata Menumbing, ular Menumbing, petualangan di perbatasan Menumbing, lingkar Menumbing, dan lanskap serta budaya Menumbing. Hal ini menunjukan bahwa potensi sumberdaya alam dan budaya di Tahura Gunung Menumbing dapat dikembangkan sebagai wisata alam kedepannya. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan pengawasan serta pengelolaan kawasan menjadi maksimal dan dapat menyejahterakan masyarakat sekitar dengan optimalisasi potensi yang ada.

Taman Hutan Raya (Tahura) Gunung Menumbing has a historical tourism of Pesanggrahan Menumbing at the top of mount Menumbing. In addition to historical tourism, there is nature tourism in Tahura Gunung Menumbing. However, overall the development of nature tourism in the area is not optimal. The designing of nature interpretation tracks becomes a solution for tourism development in Tahura Gunung Menumbing and can minimize the impact of tourism activities in the future. This research aimed to find out the potential of flora, fauna, landscape, and culture that could be used as objects of interpretation and then used to design a nature interpretation program in Tahura Gunung Menumbing. The data collection method was done by studying literature, field observation, and interviews. The data obtained were then analyzed descriptively. Based on the research results found 142 flora, 61 fauna, and 12 landscape points in Tahura Gunung Menumbing that could be used as objects of interpretation. The objects of animal interpretation included mentilin and kukang as the endemic animals in Bangka. The objects of plant interpretation included nyatoh, mentangor, and nasi-nasi trees as local plants of Bangka. The interpretation object of culture and landscape was in the main building at the top of Menumbing, a view of the whole city of Muntok from an altitude of 455 masl. The designing of nature interpretation tracks in Tahura Gunung Menumbing produced ten interpretation tracks with varying distances from 160-4200 meters and each track had about 2-8 interpretation objects. The designing of interpretation program resulted in six interpretation themes, such as Menumbing Jungle Tracks, Tin Mining Explorations, Primates of Menumbing, Snakes to Explore, Menumbing Belt Adventure, and Menumbing's landscape and socio-culture. This showed that the potential of nature and culture resources in Tahura Gunung Menumbing could be developed as nature tourism in the future. Therefore, it was hoped that this research could improve the supervision and management of the area to a maximum and could improve the welfare of the surrounding community by optimizing the existing potential.

Kata Kunci : Tahura Gunung Menumbing, interpretasi alam, jalur interpretasi, program interpretasi

  1. S1-2020-398296-Abstract.pdf  
  2. S1-2020-398296-Bibliography.pdf  
  3. S1-2020-398296-TableofContent.pdf  
  4. S1-2020-398296-Title.pdf