ANALISIS UTILISASI REHABILITASI MEDIK PASIEN STROKE PELAYANAN RAWAT JALAN PADA BPJS DI INDONESIA TAHUN 2015 sampai 2016

MIANTI NURRIZKY S, dr. Firdaus Hafidz As Shidieq, MPH., AAK., Ph. D ; Dr.dr.Rizaldy Pinzon,Sp.S,M.Kes

2021 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Intisari Latar Belakang: Pemanfaatan pelayanan rehabilitasi khuususnya fisioterapi di Indonesia masih rendah, sedangkan angka untuk kasus stroke setiap tahun mengalami peningkatan. Sebelum adanya JKN pembiayaan layanan rehabilitasi berdasarkan fee for service. Implementasi kebijakan JKN diharapkan dapat meningkatkan akses dan pemanfaatan dalam layanan fisioterapi di FKRTL. Namun, meskipun JKN telah di mulai diimplementasikam sejak tahun 2014, belum terdapat perubahan pada nilai angka akses dan pemanfaatan layanan rehabilitasi medik khususnya fisioterapi pada FKRTL di Indonesia. Maka diperlukan penelitian untuk mengevaluasi variasi layanan fisioterapi pada pasien rawat jalan stroke pada BPJS dengan onset perawatan stroke selama 6 bulan perawatan tahun 2015-2016. Tujuan: Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi variasi pola layanan fisioterapi pada rawat jalan yang terima pasien stroke pada BPJS kesehatan selama masa 6 bulan masa perawatan stroke. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan data sekunder dari Data Sampel BPJS Kesehatan Tahun 2015-2016 dengan desain penelitian cross sectional. Data dilakukan analisis univariable, analisis bivariabel dengan chi square, dan analisis multivariabel dengan regresi logistic dengan Alfa=0,05. Hasil: Hasil analisis yang diperoleh pada pasien dengan kasus stroke hanya 213 peserta yang melakukan kunjungan ke layanan fisioterapi dan sebanyak 2.806 peserta dengan kasus stroke yang tidak melakukan kunjungan ke layanan fisioterapi dari total keseluruhan peserta BPJS Kesehatan tahun 2015-2016. Frekuensi kunjungan ke layanan Kesehatan untuk kasus stroke pada peserta BPJS Kesehatan dipengaruhi oleh variabel jenis kelamin, jenis kepesertaan, jenis stroke, dan jenis komorbiditas. Kesimpulan: Tinggi nya angka pada kasus stroke mempengaruhi tinggi angka kematian yang disebabkan oleh stroke. Hal tersebut juga berdampak pada frekuensi kunjungan pelayanan fisioterapi di FKRTL. Akses dan pemanfaatan pelayanan fisioterapi yang minim dapat berdampak pada tinggi nya angka kecacatan yang disebabkan oleh stroke. Maka pemerintah seharusnya memiliki program khusus untuk pelayanan Kesehatan yang membutuhkan layanan rehabilitasi, atau adanya kebijakan dalam membuat sebuah standar operasional prosedur khusus instalasi rehabilitasi pada setiap rumah sakit di Indonesia, agar prosedur yang dilakukan tepat agar pasien dapat menggerakan anggota tubuh secara fungsional tanpa bantuan dari orang lain.

Background: The utilization of rehabilitation services, especially physiotherapy in Indonesia, is still low, while the number for stroke cases has increased every year. Prior to the existence of JKN, financing for rehabilitation services was based on fee for service. The implementation of the JKN policy is expected to increase access and utilization in physiotherapy services at the FKRTL. However, even though JKN has been implemented since 2014, there has not been any change in the value of access and utilization of medical rehabilitation services, especially physiotherapy in FKRTLs in Indonesia. So research is needed to evaluate the variation of physiotherapy services in outpatients with stroke at BPJS with stroke care onset for 6 months of treatment and the calculation of the claim costs of BPJS Kesehatan participants in 2015-2016. Objective: To identify the factors that influence the pattern of outpatient physiotherapy services received by stroke patients at BPJS Kesehatan for 6 months of stroke care and the impact of costs incurred. Methods: This study is an analytical study using secondary data from the 2015-2016 BPJS Health Data Sample with a cross sectional study design. The data were analyzed using univariable, bivariable analysis with chi square, and multivariable analysis using logistic regression with Alfa= 0.05. Results: The results of the analysis obtained in patients with stroke cases were only 213 participants who visited physiotherapy services and 2,806 participants with stroke cases who did not visit physiotherapy services out of the total BPJS Kesehatan participants in 2015-2016. The frequency of visits to health services for stroke cases in BPJS Kesehatan participants is influenced by variables of gender, type of participation, type of stroke, and type of comorbidity. Conclusion: The high rate of stroke cases affects the high mortality rate caused by stroke. This also has an impact on the frequency of visits to physiotherapy services at the FKRTL. The minimal access and utilization of physiotherapy services can have an impact on the high number of disabilities caused by stroke. So the government should have a special program for health services requiring rehabilitation services, or a policy in making a standard operating procedure for special rehabilitation installations at every hospital in Indonesia, so that the procedure is carried out correctly so that patients can move their limbs functionally without assistance from people. other.

Kata Kunci : Physiotherapy Recovery, Medical Rehabilitation Services, Stroke, BPJS Kesehatan