Laporkan Masalah

SABUNG AYAM DI KOTAMADYA YOGYAKARTA 1970-1980AN

Adnan Noor Hanif, Drs. Arif Akhyat. M. A

2021 | Skripsi | S1 SEJARAH

Sabung ayam sebagai sebuah kebiasaan yang telah tumbuh dan berkembang menjadi budaya di Jawa secara terus menerus diwariskan dari generasi ke generasi, baik sebagai permainan dan sarana perjudian, tak terkecuali di Kotamadya Yogyakarta hingga tahun 70an. Dalam perkembangannya, sebuah hukum baru dirumuskan, diterbitkan dan diberlakukan untuk membatasi perjudian hingga sampai pada titik pelarangan total. Dalam keadaan tersebut sebuah budaya yang telah sangat mapan digoyahkan dengan kebijakan pemerintah tentang perjudian melalui penerbitan dan pemberlakuan hukum perjudian. Dimulai dengan pembatasan perjudian dengan UU No. 7 tahun 1974 hingga kemudian menjadi pelarangan total segala bentuk perjudian dengan PP No. 9 tahun 1981. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari pengumpulan sumber, verifikasi sumber, dan intepretasi sumber. Sumber primer yang digunakan adalah koran dan kesaksian lisan yang diperoleh dengan wawancara, disertai juga dengan data dari karya tulis lain seperti buku, jurnal dan beberapa tugas akhir. Setelah diolah dan disusun kemudian menghasilkan sebuah penelitian dalam bentuk narasi historiografi sejarah budaya. Dalam periode 1970 hingga 1980an yang mencakup periode pembatasan dan pelarangan perjudian, budaya sabung ayam tetap dilestarikan melalui beberapa bentuk-bentuk adaptasi spesifik diantara para penggemar dan para pelakunya yang mencakup berbagai golongan masyarakat. Diantara periode pembatasan dan pelarangan tersebut juga terjadi beberapa proses. Proses pertama adalah semakin berkembanganya ayam sabung sebagai komoditas jual beli, kedua adalah proses legalisasi dan ilegalisasi, dan ketiga adalah proses formalisasi perubahan orientasi sabung ayam sebagai rekreasi ke materi yang berdampak pada peningkatan tindak pencurian di Kotamadya Yogyakarta.

Cockfighting as a practice, has been developed and evolved into Javanese culture since it is prevailed to be inherited from one generation towards another generation both in a form of game and gamble, remarkably in Yogyakarta city in 1970s. During its development, a new law has been formulated, published, and established to limit gambling until it is shifted into an absolute restriction Amidst the condition of gambling as a distinguishable Javanese culture, it has also been disputed by the publication and establishment of government regulation towards gambling. Initiated from the gambling limitation in UU No. 7 in 1974 until it is rearranged into gambling total restriction with PP no.9 in 1981. This research employs the historical method research which comprises of data collection, verification, and interpretation. The primary sources of this research are newspaper and verbal evidences which were collected from interviews and any other sources, for instance book, journal, and particular undergraduate thesis. Furthermore, these sources were assessed and compiled as a culture history historiographical narrative. During 1970 and 1980 period which include the cockfighting limitation and gambling prohibition, cockfighting culture is still conserved through several forms of adaption by its fanatics and perpetrator from different levels of society. Amidst those periods, there are also several processes on cockfighting transformation. The first process is a grown development of cockfighting as commercial commodity, further the second process is legalization and illegalization process, and the third process is formalization process towards cockfighting�s orientation as recreational into material orientation which affect the raise of thievery cases in Yogyakarta city.

Kata Kunci : Sabung Ayam, Budaya, Judi Sabung Ayam, Judi, Hukum Perjudian

  1. S1-2020-381133-Abstract.pdf  
  2. S1-2020-381133-Bibliography.pdf  
  3. S1-2020-381133-TableofContent.pdf  
  4. S1-2020-381133-Title.pdf