Relasi Embeddedness dalam Bertahannya Praktik Komodifikasi Pekerja Seksual Thailand: Kritik Polanyian

FARAH SHYABILLA AS, Dr. Maharani Hapsari, MA

2021 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Kebijakan liberalisasi pariwisata Thailand yang diitensifkan PM Prayuth Chan-ocha berdampak pada muncul dan bertahannya fenomena komodifikasi pekerja seksual dalam industri pariwisata. Bertumpu pada Pergerakan Ganda sebagai kritik Polanyi terhadap pasar bebas, tulisan ini berupaya untuk menjawab problematika belum dapat dihapuskannya praktik komodifikasi meskipun berbagai langkah dekomodifikasi telah diupayakan sekaligus melengkapi celah penelitian dalam literatur pariwisata dalam HI. Dengan merekognisi dialektika proteksi sosial melawan marketisasi dan komodifikasi, tulisan ini mengeksplorasi dinamika embeddedness dalam sektor pariwisata seks Thailand dimana pekerja seksual menjadi sasaran komodifikasi sehingga titel komoditas fiktif melekat padanya. Relasi trilateral antara negara, pasar, dan masyarakat dalam fenomena ini merefleksikan lebih mendominasinya relasi disembedding. Kondisi yang berkontribusi terhadap subordinasi sosial ini tidak terlepas dari beberapa faktor, seperti pengadopsian logika pasar swatata oleh pemerintah yang pada akhirnya menciptakan struktur komodifikatif, pendekatan reembedding pemerintah yang problematis, serta hambatan dalam mempolitisasi upaya dekomodifikasi masyarakat sipil di bawah pemerintahan Prayuth. Akhirnya, dengan memproblematisasi ketiga kondisi tersebut, tulisan ini mengekspos bagaimana relasi trilateral yang ada berdampak pada dikesampingkannya kesejahteraan dan pemenuhan proteksi sosial-ekonomi pekerja seksual sebagai penyebab utama di balik bertahannya praktik komodifikasi.

Thailand's tourism liberalization policy, which was intensified by PM Prayuth Chan-ocha, has an impact on the emergence and persistence of the commodification of sex workers phenomenon in Thailand tourism industry. Relying on the Double Movement Theory as Karl Polanyi's critique of the free market, this thesis seeks to address the problem that the practice of commodification has not been able to be eliminated even though various decommodification ways have been attempted. At the same time, this is also intended to fill research gap in the tourism literature in IR. Recognizing the dialectic of social protection against marketization and commodification, this thesis explores the dynamics embedded in the Thai tourism sector where sex workers are subject to commodification so that the title of fictitious commodities is attached to them. The trilateral relationship between state, market and society in this phenomenon reflects the dominance of the disembedding movement. The conditions written in the thesis that contribute to social subordination cannot be separated from several factors, such as the adoption of free market logic by the government which ultimately creates a commodificative structure, a problematic government reembedding approach, and obstacles in politicizing decomodify efforts by civil society under Prayuth's government. Finally, by problematicizing these three conditions, this thesis exposes how the existing trilateral relation affects the exclusion of welfare and the fulfillment of the socio-economic protection of sex workers as the main causes behind the persistence of commodification practices.

Kata Kunci : pekerja seks Thailand, pariwisata seks, komoditas fiktif, pergerakan ganda, double movement, Polanyi