Relasi-Relasi dalam Keluarga yang Memotivasi Anak Berprestasi
GAIETY SABILLA AISKA, Prof. Sunyoto Usman
2020 | Tesis | MAGISTER SOSIOLOGIPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui relasi-relasi apa saja dalam keluarga yang membentuk kepribadian anak berprestasi di pemukiman warga menengah ke bawah. Dalam konteks ini prestasi diartikan sebagai pencapaian anak baik dalam bidang akademik, maupun non akademik. Selanjutnya, peran orang tua diartikan sebagai kegiatan menanamkan nilai dan norma sosial supaya anak memiliki pengetahuan, kesadaran, sikap, tindakan mandiri, dan berkerja sama, serta berprestasi di lingkungan sosial. Penelitian ini penting karena relasi yang berkembang di pemukiman warga menengah ke bawah cenderung mengabaikan prestasi seorang anak dan rentan dengan tindakan kekerasan. Penelitian ini diselenggarakan di Kampung Pajeksan RW 11, Kota Yogyakarta. Dengan melibatkan tiga pasang orang tua anak berprestasi. Dengan rentang usia anak 0-18 tahun serta berdomisili di Kampung Pajeksan RW 11, Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif metode fenomenologi. Teori yang digunakan adalah Dialektika dalam perspektif Berger dan Luckmann serta peran orang tua dalam membentuk anak berprestasi oleh Shute. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada sebagian keluarga yang bermukim dipemukiman menengah ke bawah yang memperhatikan prestasi seorang anak. Tidak hanya nilai dari keluarga atau leluhur untuk terus berprestasi yang menjadi alasan mengapa orang tua memutuskan untuk membentuk kepribadian anak berprestasi, ada banyak alasan mengapa orang tua membentuk kepribadian anak berprestasi selain alasan nilai dari keluarga atau leluhur, adapun yang berawal dari kondisi sosial yang riskan dengan pergaulan negatif, dan ada juga karena institusi pendidikan atau kampung yang menjadi alasan mengapa orang tua memutuskan untuk membentuk kepribadian anak berprestasi. Selanjutnya makna anak berprestasi tidak hanya sekedar individu yang menjalani sebuah proses serta upaya hingga mendapat nilai baik, akan tetapi anak berprestasi pun menjadi sebuah prestise bagi orang tua. Terakhir, adanya perspektif orang tua bahwa anak berprestasi merupakan anak yang unggul, mandiri, ahli, sebuah harapan, dan membawa nama baik keluarga, membuat orang tua mendorong anak-anak mereka berprestasi serta aktif di beberapa arena institusi, seperti institusi pendidikan, institusi sosial, dan keluarga. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak tersebut sebagai instrumen untuk berprestasi, seperti seminar, talkshow, pelatihan, dan sosialisasi. Melalui perspektif, arena, dan instrumen tersebut maka didapati peran orang tua dari keenam informan tersebut, yakni dua pasang orang tua berperan aktif dengan respon anak yang juga aktif. Sedangkan sepasang orang tua yang lain memilih untuk pasif dengan respon anak yang aktif.
This study aims to determine what relationships in the family form the personality of the high-achieving child in the middle to lower class residential areas. In this context, achievement is defined as the achievement of children both in the academic and non-academic fields. Furthermore, the role of parents is defined as an activity to instill social values and norms so that children have knowledge, awareness, attitudes, independent actions, and work together, and excel in the social environment. This research is important because the relationships that develop in lower-middle-income settlements tend to ignore the achievements of a child and are vulnerable to acts of violence. This research was conducted in Kampung Pajeksan RW 11, Yogyakarta City. By involving three pairs of outstanding children's parents. With a child age range 0-18 years and domiciled in Kampung Pajeksan RW 11, Yogyakarta. This study uses a qualitative approach to phenomenological methods. The theory used is dialectics in the perspective of Berger and Luckmann and the role of parents in shaping outstanding children by Shute. The results of this study indicate that there are some families who live in middle to lower settlements who pay attention to the achievements of a child. Not only is the value of the family or ancestors to continue to excel which is the reason why parents decide to shape the personality of the child with achievement, there are many reasons why parents shape the personality of the child with achievement apart from the reasons for the value of the family or ancestors, some that come from a risky social condition with negative associations, and there is also an educational institution or village which is the reason why parents decide to shape the personality of an outstanding child. Furthermore, the meaning of a child with achievement is not just an individual who goes through a process and effort to get good grades, but a child with achievement becomes a prestige for parents. Finally, there is the perspective of parents that children with achievements are children who are superior, independent, expert, a hope, and carry a good family name, making parents encourage their children to excel and be active in several institutional arenas, such as educational institutions, social institutions, and family. As for the activities carried out by the children as an instrument for achievement, such as seminars, taklshows, training, and socialization. Through these perspectives, arenas, and instruments, it was found that the role of the parents of the six informants, namely two pairs of parents playing an active role with the child's response is also active. Meanwhile, another pair of parents chose to be passive with an active child's response.
Kata Kunci : relasi, orang tua, anak berprestasi