Laporkan Masalah

Pengelolaan Publicness dalam Sektor Pariwisata di Indonesia: Studi Kasus Destinasi Wisata Telaga Kumpe di Desa Gununglurah

RAKA DESTRA A. K. P., Dr. Samodra Wibawa, M.Sc.

2020 | Skripsi | S1 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Destinasi wisata Telaga Kumpe baru beroperasi bulan Januari 2019. Gagasan membangun destinasi wisata ini berasal dari masyarakat sekitar lokasi. Namun terdapat permasalahan tentang kepublikan, antara lain relasi antar aktor dan kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan destinasi wisata. Studi kasus ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pengelolaan publicness dalam destinasi wisata tersebut. Data dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Pengelolaan publicness destinasi wisata Telaga Kumpe melibatkan tiga aktor, yaitu KPH Banyumas Timur, LMDH Wonosari, dan Pemdes Gununglurah. KPH adalah pemilik lahan, sehingga dia memegang kepemilikan dan kontrol; Pemdes memberikan dana pada awal pembangunan; sementara LMDH mempunyai kontrol operasi harian. Mereka melakukan pengelolaan melalui skema PHBM. Mereka mewujudkan nilai publik, yaitu: a) nilai sosial. b) nilai ekonomi, dan c) nilai ekologis. Nilai sosial menjadi dasar terwujudnya kedua nilai yang lain. Ketiga aktor tersebut berhasil mengelola publicness dan mampu memenuhi kepentingan umum. Destinasi wisata Telaga Kumpe telah mampu menambah pendapatan bagi masing-masing pihak dan masyarakat. Dalam prosesnya para stakeholders yang terlibat memiliki komunikasi yang baik, tidak ada monopoli atau penimbunan manfaat, dan juga pembangunan didasari oleh pertimbangan jangka panjang. Diharapkan para aktor dapat menjaga relasi satu sama lain serta berkomitmen untuk memenuhi kepentingan masyarakat.

Telaga Kumpe is a new tourist destination operating in January 2019. The idea to build this tourist destination came from the local community. However, there are problems regarding publicness, including the relationship between actors and public trust in tourism management objectives. This study aims to describe how publicness is managed in the management of these tourist destinations. Data were collected through in-depth interviews, observation and documentation. Management of this tourist destination involves three actors: KPH Banyumas Timur, LMDH Wonosari, and Gununglurah Village Government. KPH is the owner of the land, so it has ownership and control; Pemdes provides funds during construction; while LMDH manages daily operation. They manage through the PHBM scheme. They embody public values, namely: a) social values. b) economic value, and c) ecological value. Social values are the basis for the realization of other values. They successfully manage publicness and able to meet the public interest. This tourist destination has been able to increase revenue for each of the parties and the public. The stakeholders involved have good communication, there is no monopoly or accumulation of benefits, and also development is based on long-term considerations. Hopefully, they always maintain relationships and committed to meeting the public interest

Kata Kunci : publicness, nilai publik, pariwisata, Telaga Kumpe, PHBM

  1. S1-2020-384109-abstract.pdf  
  2. S1-2020-384109-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-384109-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-384109-title.pdf