Efektivitas Buah Naga Merah (Hylocereus polirhyzus (F.A.C Weber) Britton & Rose) sebagai Protektan Fusan Bacillus thuringiensis Pengendali Spodoptera litura Fabricius, 1775

AFIDATI M PRIANA, Dr. Siti Sumarmi

2020 | Tesis | MAGISTER BIOLOGI

Spodoptera litura merupakan salah satu serangga hama yang merusak tanaman pertanian. Insektisida kimia diketahui lebih efektif dan efisien sebagai pengendali hama serangga. Namun, penggunaan konsentrasi insektisida kimia yang berlebih menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan. Beberapa formulasi fusan Bacillus thuringiensis var. kurstaki (Btk.) dan Bacillus thuringiensis var. israelensis (Bti.) sebagai pengendali hama serangga anggota Ordo Lepidoptera dan Diptera lebih aman digunakan karena memiliki kristal protein dan spora yang dapat meracuni serangga. Namun, Bt. tersebut mudah terdegradasi oleh sinar UV., telah diteliti beberapa senyawa yang dapat digunakan sebagai protektan Bt.. Buah naga merah yang mengandung antioksidan dapat menjadi protektan spora dan kristal protein. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh protektan yang efektif melindungi Bt. dari paparan sinar UV serta mengetahui patogenisitas Bt. terhadap larva S. litura sebagai agensia hayati dalam pengendalian hama tanaman kubis. Penelitian dilakukan menggunakan campuran ekstrak daging dan kulit pada Bt. strain F28 dan F31 kemudian dipapar di bawah sinar UV.. Uji patogenisitas Bt., dilakukan skala laboratorium dan skala lapang terbatas. Analisis hasil uji protektan terhadap Bt. strain F28 dan F31 dilakukan secara deskriptif. Analisis Probit untuk menentukan LC50. Fekunditas dan subletal dianalisisis secara deskriptif dan statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran ekstrak kulit + daging buah berpotensi sebagai protektan fusan Bt. di bawah paparan sinar UV. dibandingkan dengan ekstrak kulit buah saja. Hasil uji patogenisitas menunjukkan bahwa setelah diberikan protektan, strain F28 dan F31 patogen terhadap larva S. litura instar kedua dan ketiga. Nilai LC50 skala laboratorium pada perlakuan ekstrak kulit strain F28 pada instar kedua adalah 6,2x106 sel/ml, instar ketiga adalah 8,4x108 sel/ml, sedangkan nilai LC50 strain F31 pada larva instar kedua adalah 6,6x108 sel/ml dan ketiga adalah 8,8x108 sel/ml. Nilai LC50 pada perlakuan campuran ekstrak kulit + daging strain F28 pada instar kedua adalah 6,3x106 sel/ml dan ketiga adalah 6,8x106 sel/ml, sedangkan nilai LC50 strain F31 pada larva instar kedua adalah 8,9x108 dan ketiga adalah 6,6x108 sel/ml. Nilai LC50 skala lapang terbatas pada perlakuan ekstrak kulit buah strain F28 pada instar kedua adalah 12,4x106 sel/ml dan ketiga adalah 16,8x108 sel/ml, sedangkan nilai LC50 strain F31 pada larva instar kedua adalah 13,2x108 sel/ml dan ketiga adalah 17,6x108 sel/ml. Nilai LC50 pada perlakuan campuran ekstrak kulit + daging strain F28 pada instar kedua adalah 13,6x106 sel/ml, instar ketiga adalah 12,6x106 sel/ml, sedangkan nilai LC50 strain F31 pada larva instar kedua adalah 17,8x108 sel/ml dan ketiga 13,2x108 sel/ml. Sel fusan Bt. memberikan efek subletal terhadap larva S. litura setelah 72 jam perlakuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan buah naga merah sebagai protektan Bt. strain F28 dan F31 meningkatkan patogenisitasnya terhadap larva S. litura instar kedua dan ketiga. Meskipun demikian untuk selanjutnya larva S. litura dapat berkembang normal.

Spodoptera litura is one of the insect pests that damage crops. Chemical insecticides are known to be more effective and efficient in controlling insect pests. However, the use of excess concentrations of chemical insecticides causes negative impacts on the environment. Several formulations of Bacillus thuringiensis var. kurstaki (Btk.) and Bacillus thuringiensis var. israelensis (Bti.) as pest control which is safer to use because it has protein crystals and spores that can poison insects. However, to increase the resistance of Bt. against UV. rays is a needed protectant. Red dragon fruit contains antioxidants that can protect spores and protein crystals. This research aimed to obtain an effective protectant to protect Bt. from exposure to UV. rays and knowing the pathogenicity of Bt. against S. litura larvae as biological agents in pest control. The research was conducted using extracts of meat and skin mixed with Bt. strains F28 and F31 were exposed to UV.. Sublethal effects and fecundity were observed after treatment. Analysis of the results of the protectant test Bt. strains F28 and F31 were carried out descriptively. The pathogenicity test to determine LC50 was carried out by Probit Analysis. Fecundity and sublethal were analyzed statistically. The results showed that the mix of skin+flesh extract had the potential to act as a protectant compared to the skin extract of the fruit. The pathogenicity test results showed that the F28 and F31 strains were pathogenic to the second and third instar larvae of S. litura. The LC50 value in the treatment of the skin extract of the second instar F28 strain was 6,2x106 cells/ml, the third instar was 8,4x108 cells/ml, while the LC50 value of the second instar larvae was 6,6x108 cells/ml and third instar larvae of the F31 strain was 8,8x108 cells/ml. The LC50 value in the treatment of skin extract+flesh strain F28 second instar were 6,3x106 cells/ml, third instar 6,8x108 cells/ml, while the LC50 value of strain F31 second instar larvae was 8,9x108 cells/ml and third instar larvae was 6,6x108 cells/ml. Cells fusan Bt. gave a sublethal effect on S. litura larvae as evidenced by the lower average pupa weight than normal and decreased fecundity as evidenced by the number of eggs that were less than the normal number. The limited field-scale LC50 value in the treatment of the fruit skin extract of strain F28 on the second instar was 12,4x106 cells/ml and third instar larvae was 16,8x108 cells/ml, while the LC50 value for strain F31 in the second instar larvae was 13,2x108 cells/ml and third instar larvae was 17,6x108 cells/ml. The LC50 value in the treatment of the mixture of skin extract + flesh strain F28 on the second instar was 13,6x106 cells/ml, the third instar was 12,6x106 cells/ml, while the LC50 value for strain F31 in the second instar larvae was 17,8x108 cells/ml and third instar larvae was 13,2x108 cells/ml. So it can be concluded that the use of red dragon fruit as a Bt. strains F28 and F31 increased their pathogenicity against second and third instar larvae of S. litura. However, in the future S. litura larvae can develop normally.

Kata Kunci : Pengendalian hayati, Bacillus thuringiensis, Spodoptera litura, Protektan UV., Buah Naga Merah.