Daya Saing dan Strategi Pengembangan Industri Kerajinan Bambu Desa Jambukulon, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten

AHDA ADDINA ADRIANA, Dr. Andri Kurniawan, S.Si., M.Si

2020 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN WILAYAH

Kabupaten Klaten memiliki jumlah industri terbanyak urutan 6 di Jawa Tengah. Salah satu industri lokal berupa industri bambu Desa Jambukulon sebagai klaster industri kerajinan sesuai SK Kepala Bappeda Kabupaten Klaten. Industri ini dipelopori oleh masyarakat lokal untuk mengurangi pengangguran sejak terjadi krisis moneter. Diharapkan industri ini memiliki daya saing tinggi untuk lebih maju. Hal ini mendasari diperlukannya penelitian mengenai Daya Saing dan Strategi Pengembangan Industri Kerajinan Bambu di Desa Jambukulon, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten. Penelitian ini bertujuan: 1) Mengidentifikasi karakteristik dan tipologi perkembangan industri kerajinan bambu Desa Jambukulon; 2)Menganalisis daya saing antar pengusaha industri kerajinan bambu Desa Jambukulon; 3)Merumuskan strategi pengembangan berdasarkan tipologi industri kerajinan bambu Desa Jambukulon, Kecamatan Ceper, Klaten. Penelitian ini menggunakan metode gabungan berupa metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Pengambilan sampel dilakukan secara sensus kepada 17 unit industri Desa Jambukulon. Pengambilan data melalui observasi dan wawancara terstruktur menggunakan kuesioner. Teknik analisa data tujuan pertama menggunakan deskriptif kuantitatif, analisis klaster dengan SPSS, dan uji beda fisher exact. Tujuan kedua menggunakan matriks GE McKinsey Company and Shell dan uji beda fisher exact. Tujuan ketiga menggunakan analisis SWOT dan AHP dengan expert choice. Hasil penelitian menunjukkan dari 17 total industri, 18% industri skala menengah, 41% industri kecil, dan 41% industri mikro. Mayoritas pendapatan industri adalah tinggi yaitu lebih dari 10.000.000 rupiah perbulan. Produktivitas industri sebanyak 58,8% rendah dan 41% sisanya produktivitas sedang hingga tinggi. Lingkup pemasaran mayoritas industri (14 unit) adalah internasional. Analisis klaster menunjukkan tipologi perkembangan industri adalah 2 industri tertinggal, 2 industri berkembang, dan 13 industri maju. Hasil uji beda fisher exact menunjukkan terdapat perbedaan pendapatan berdasarkan skala industri; tidak terdapat perbedaan produktivitas berdasarkan tipologi perkembangan industri; dan terdapat perbedaan signifikan daya saing terhadap tipologi industri. Hasil klasifikasi daya saing dengan matriks GE McKinsey and Shell bahwa terdapat 64,7% industri daya saing membangun/meningkat, 23,5% daya saing bertahan, dan 11,76% daya saing menuai/terhenti. Berdasarkan analisis SWOT dan AHP, hasil prioritas strategi 3 tertinggi adalah memaksimalkan kualitas produk untuk menghadapi pesaing (skor 0,19); menggunakan ciri khas produk untuk bermitra dengan lembaga (pemerintah/koperasi/bank/swasta) (skor 0,187); dan memaksimalkan kualitas produk dengan menjalin kemitraan terhadap berbagai pihak (skor 0,168).

Klaten Regency is included 6 highest number of industries in Central Java. One of the local industries is bamboo industry in Jambukulon Village as a craft industry cluster according to the Decree of the Klaten's Head of the District Planning Board. This industry is pioneered by community to reduce unemployment since monetary crisis. It is expected that this local industry has good competitiveness to be advanced. This is the reason for research on the Competitiveness and Development Strategy of the Bamboo Crafts Industry in Jambukulon Village, Ceper District, Klaten Regency. This study has purposes: 1) To identify the characteristics and development typology of the bamboo handicraft industry in Jambukulon Village; 2) Analyzing the competitiveness of bamboo handicraft industry in Jambukulon Village; 3) Formulate development strategy based on the typology of the bamboo handicraft industry in Jambukulon Village, Ceper District, Klaten. This study uses combined method of quantitative and qualitative descriptive methods. Sampling by census of 17 industrial units in Jambukulon Village. Data through observation and structured interview using questionnaire. Data analysis for the first purpose use quantitative descriptive, cluster analysis with SPSS, and fisher exact test. The second purpose uses the GE McKinsey Company and Shell Matrix and Fisher exact test. The third purpose uses SWOT and AHP analysis with expert choice. The results showed from 17 total industries, 18% medium scale industries, 41% small industries, and 41% micro industries. The majority of industry income is high at more than 10,000,000 rupiah per month. Industrial productivity is 58.8% low and the remaining 41% is moderate to high productivity. Majority of industry's marketing scope (14 units) is international. Cluster analysis shows the development typology classification of 2 lagging industrial units, 2 developing industrial units, and 13 advanced industrial units. Fisher exact test results indicate that there are differences in income based on industrial scale; there is no difference in productivity based on the typology of industrial development; and there are significant differences in competitiveness with industrial typologies. Competitiveness classification results with GE McKinsey and Shell matrix are 64.7% industry build / increase, 23.5% industry survive, and 11.76% reap / stop competitiveness. Based on SWOT and AHP analysis, the 3 highest priority strategy are maximizing product quality to face competitors (score 0.19), using product characteristics to partner with institutions (government / cooperatives / banks / private sector) (score 0.187); and maximizing product quality by establishing partnerships with various parties (score 0.168).

Kata Kunci : industri,daya saing,tipologi,SWOT,AHP,Jambukulon,Klaten