Laporkan Masalah

Peran Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) dalam Menjaga Ketahanan Keluarga di Tengah Kerentanan yang Melingkupinya (Studi di Dusun Karanggayam, Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Sleman, DIY)

GARIN ESSYAD AULIA, Dr. Tri Winarni Soenarto Putri, SU

2020 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Keluarga merupakan pondasi awal bagi kekuatan dan keberlanjutan suatu pembangunan karena ketahanan suatu keluarga akan berdampak pada ketahanan masyarakat. Penelitian ini berfokus pada keluarga yang dikepalai oleh perempuan dan perannya dalam menjaga ketahanan keluarga. Perempuan kepala keluarga (pekka) memiliki kerentanan yang lebih tinggi daripada laki-laki kepala keluarga dalam banyak aspek, terutama dalam aspek kesejahteraan ekonomi. Mayoritas mereka berasal dari perekonomian menengah ke bawah dan bekerja di sektor informal dengan pendapatan di bawah satu juta rupiah per bulannya. Kemiskinan yang dialami perempuan bersifat lebih spesifik yang diakibatkan oleh kondisi struktur yang mendiskriminasi perempuan. Berdasarkan analisis gender dan transformasi sosial, diskriminasi ini terwujud dalam lima bentuk, yaitu marginalisasi, subordinasi, stereotip, kekerasan, dan beban kerja. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data-data dikumpulkan dengan cara observasi lapangan, wawancara mendalam, dan studi kepustakaan melalui buku, artikel ilmiah, jurnal, dan berbagai data dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang bertujuan untuk melengkapi informasi yang telah didapat dari lapangan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa dari lima dimensi ketahanan keluarga, yaitu landasan legalitas dan keutuhan keluarga, ketahanan fisik, ketahanan ekonomi, ketahanan sosial-psikologis, dan ketahanan sosial-budaya, dimensi ketahanan ekonomi dan ketahanan sosial psikologis adalah yang paling sulit bagi pekka. Selain itu, ditemukan juga bahwa kerentanan yang mengelilingi pekka berwujud dalam berbagai bentuk, antara lain minimnya kebijakan yang secara khusus menjangkau mereka, tidak sampainya informasi dan edukasi kepada mereka mengenai hak-hak mereka yang semestinya menjadi tanggung jawab negara, seperti hak untuk mendapatkan bantuan pendidikan dan fasilitas kesehatan gratis, stereotip yang merugikan, kekerasan dalam bentuk pelecehan seksual, beban ganda serta upah dan pendapatan yang rendah. Meski tidak dapat dikatakan sebagai keluarga dengan ketahanan yang kuat, akan tetapi pekka dapat menemukan cara untuk tetap memastikan keberlanjutan hidup dirinya dan keluarganya sampai saat ini. Saran yang dapat peneliti berikan adalah pemerintah harus menunjukkan keberpihakannya terhadap pekka yang dapat dimulai dari pengakuan terhadap status perempuan kepala keluarga setara dengan laki-laki kepala keluarga, agar hak-hak mereka sebagai seorang kepala keluarga terjamin

Family is the basic foundation for the strength and sustainability of a development because the resilience of a family will have an impact on community resilience. This study focuses on families headed by women and their role in maintaining family resilience. Female heads of household have a higher vulnerability than male heads of households in many aspects, especially in the aspect of economic welfare. The majority of them come from the lower middle economy and work in the informal sector with an income of less than one million rupiah per month. Poverty experienced by women is more specific due to structural conditions that discriminate against women. Based on the gender analysis and social transformation, this discrimination manifests in five forms, namely marginalization, subordination, stereotypes, violence, and workload. The research method used is qualitative research with a descriptive approach. The data were collected by means of field observations, in-depth interviews, and literature study through books, scientific articles, journals, and various data from previous research which aims to complement the information that has been obtained from the field. The research findings show that of the five dimensions of family resilience, namely the foundation of legality and family integrity, physical resilience, economic resilience, socio-psychological resilience, and socio-cultural resilience, the dimensions of economic resilience and socio-psychological resilience are the most difficult for them (female heads of household). In addition, it was also found that the vulnerabilities that surround them take various forms, including the lack of policies that specifically reach them, the inability of information and education to them regarding their rights which should be the responsibility of the state, such as the right to receive educational assistance. and free health care, harmful stereotypes, violence in the form of sexual harassment, double burdens and low wages and incomes. Even though it cannot be said to be a family with strong resilience, they can find a way to ensure the sustainability of itself and their families to this day. The suggestion that the researcher can give is that the government must show its concern for them, which can be started from the recognition of the status of female heads of household equal to male heads of household, so that their rights as heads of families are guaranteed.

Kata Kunci : perempuan kepala keluarga (pekka), ketahanan keluarga, ketidakadilan gender, peran ganda

  1. S1-2020-394614-abstract.pdf  
  2. S1-2020-394614-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-394614-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-394614-title.pdf