PERAN DAN FUNSI PEREMPUAN DALAM ORGANISASI SATUAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT (SATLINMAS) (STUDI KASUS DESA HARGOBINANGUN, PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA)

UCI RAHMAWATI, Prof. Dr. Irwan Abdullah

2020 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

Pada tahun 2015, Satuan Perlindungan Masyarakat (SATLINMAS) Perempuan berdiri di wilayah Hargobinangun. SATLINMAS dirancang untuk digerakkan oleh masyarakat setempat yang berperan sebagai pengawas program pengurangan resiko bencana tingkat desa. Secara umum, bentuk respon masyarakat Hargobinangun terhadap keberadaan SATLINMAS perempuan positif. Tidak ada penolakan yang muncul terhadap SATLINMAS, serta tidak ada regulasi diskriminatif yang membatasi perempuan melakukan dalam kegiatan organisasi. Penelitian ini secara khusus ingin melihat lebih jauh bagaimana peran dan posisi perempuan dalam kegiatan publik SATLINMAS. Dengan mengkaji tema ini akan diketahui peran perempuan dalam organisasi, bagaimana mereka mempertahankan eksistensi sehingga dapat bertahan sampai saat ini. Lokasi penelitian di Desa Hargobinangun, kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Dalam riset ini menggunakan penelitian studi kasus dengan pendekatan etnografi yang mencakup wawancara, observasi partisipasi, dan juga studi pustaka. Anggota SATLINMAS khususnya perempuan yang aktif dalam organisasi dan kegiatan publik akan menjadi informan utama. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan antara lain gradasi peran perempuan dalam SATLINMAS. Pertama, mereka yang memiliki peran aktif adalah perempuan yang ikut membuat keputusan penting, memiliki posisi strategis dalam organisasi dan masyarakat, dan menjalankan kegiatan SATLINMAS relatif banyak. Kedua, perempuan dengan paran pasif kehadirannya tidak berpengaruh pada suatu kegiatan. Waktunya banyak tersita diluat rumah sebagai penggerak ekonomi keluarga.

In 2015, The Women's Community Protection Unit (SATLINMAS) was established in the Hargobinangun area. SATLINMAS is designed to be driven by local communities who act as supervisors for village level disaster risk reduction programs. In general, the form of response from the Hargobinangun community to the existence of women's SATLINMAS is positive. There have been no objections against SATLINMAS, and there are no discriminatory regulations that restrict women from engaging in organizational activities. This research specifically wants to look further at the role of women in SATLINMAS public activities. By examining this theme, it will be known about the role and position of women in organizations, how they maintain their existence so that they can survive until now. The research location is in Hargobinangun Village, Pakem sub-district, Sleman Regency, Yogyakarta. This research uses case study research with an ethnographic approach that includes interviews, participatory observation, and literature studies. SATLINMAS members, especially women who are active in public organizations and activities, will be the main informants. This study resulted in conclusions, including the gradation of women's roles in SATLINMAS. First, those who have an active role are women who make important decisions, have strategic positions in organizations and communities, and carry out relatively many SATLINMAS activities. Second, women with passive exposure have no effect on an activity. Much time is spent outside the house as a driving force for the family economy.

Kata Kunci : peran, eksistensi, SATLINMAS Perempuan