Studi Kasus Relasi Atribut dalam Ekosistem Kewirausahaan di Daerah Istimewa Yogyakarta

LADY DARATUKA ADEROF, Dr. Indri Dwi Apriliyanti, SIP., MBA

2020 | Skripsi | S1 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji bagaimana hubungan terjadi antara atribut dalam ekosistem wirausaha di Indonesia. Penelitian ini menggunakan teori hubungan antar atribut dalam ekosistem wirausaha Spigel dengan menggunakan variabel utamanya yaitu atribut material, sosial, dan budaya. Penelitian ini mengumpulkan data melalui wawancara mendalam semi-terstruktur dengan 28 informan yang terdiri dari pendiri pemula, eksekutif manajemen inkubator, dan lembaga pemerintah. Wawancara itu bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan atribut di antara para aktor ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan atribut diperoleh melalui dukungan atribut sosial yang kemudian memperkuat atribut material dan mendorong para pemula baru melalui atribut budaya. Studi ini juga menemukan ada ekosistem yang terfragmentasi antara inkubator karena perbedaan fokus dan tujuan yang diperparah dengan tidak adanya kebijakan. Ini menjadi tantangan sekaligus hambatan bagi para pemula dan pemangku kepentingan lainnya dalam mengembangkan ekosistem wirausaha. Penelitian ini memiliki implikasi untuk pengembangan literatur ekosistem wirausaha terutama di pasar negara berkembang.

The purpose of this study is to examine on how the relationships occur amongst attributes in the entrepreneurial ecosystem in Indonesia. This study uses the theory of inter-attribute relationships in Spigel's entrepreneurial ecosystem by using its main variables namely material, social, and cultural attributes. This research collected the data through semi-structured in-depth interviews with 28 informants who consist of start-up founder, incubators management executives, and government agencies. The interviews were aimed to explore the relationships of attributes amongst these actors. The results of this study indicate that the relation of attributes is obtained through the support of social attributes which then strengthen the material attributes and encourage the new start-up through cultural attributes. The study also found there is a fragmented ecosystem between incubators due to differences in focus and goals which are exacerbated by the absence of policies. It is become a challenges as well as an obstacle for start-up and other stakeholders in developing entrepreneurial ecosystem. This research has implications for the development of entrepreneurial ecosystem literature particularly in emerging markets.

Kata Kunci : Material, Sosial, Kultur, Ekosistem Kewirausahaan, Relasi