Laporkan Masalah

MITIGASI BERBASIS PENGETAHUAN LOKAL YANG TERLUPAKAN: STUDI KASUS TRAGEDI LEMBAH PALU 28 SEPTEMBER 2018

BERNARDA R P, Dr. Bambang Hudayana, M.A.

2020 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

Bencana gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi yang melanda lembah Palu dua tahun silam (28/09/2018) mengakibatkan kerugian besar pada masyarakat Palu. Jatuhnya ribuan korban dan kerusakan yang dialami masyarakat menimbulkan keresahan serta kesadaran untuk melakukan penanggulangan dan pengurangan risiko bencana. Para penggiat dan pemerintah, bersama masyarakat mulai berdialog terkait hal tersebut dan menghasilkan penemuan pengetahuan lokal Suku Kaili yang bermanfaat untuk mitigasi. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri pengetahuan lokal yang dimiliki masyarakat Lembah Palu dan faktor penyebab mitigasi berbasis pengetahuan lokal tidak berfungsi dengan baik dalam merespon bencana dua tahun silam. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Desa Jono Oge dan Desa Lolu, Kecamatan Sigi, Sulawesi Tengah pada bulan Juni-Agustus 2019 dan November 2019. Metode yang digunakan yaitu observasi partisipatoris, wawancara mendalam, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan tersebut merupakan hasil adaptasi nenek moyang mereka yang digunakan sebagai strategi untuk bertahan hidup. Pengetahuan lokal yang bermanfaat sebagai mitigasi tersebut meliputi arsitektur, toponimi, cerita rakyat dan kayori, larangan adat, tanda-tanda alam, ritual adat, dan etnobotani. Namun mitigasi berbasis pengetahuan lokal tersebut telah terlupakan pada bencana di Lembah Palu dua tahun silam. Hal tersebut disebabkan oleh modernisasi yang terbagi dalam dua faktor utama: internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari manajemen transfer of knowledge yang buruk dan keraguan akan efektifitas mitigasi tersebut di era modern. Faktor eksternal berasal dari pembangunan yang dilaksanakan tanpa memerhatikan lingkungan sekitar dan pendidikan formal yang tidak memberikan wawasan mengenai mitigasi berbasis pengetahuan lokal.

The earthquake, tsunami, and liquefaction that hit Palu Valley two years ago (28/09/18) were causing terrible loss to the resident. Thousand deaths and the great damage not only create a communal massive trauma, but also awaken the prevention act of disaster. The expert, the government, and Palu Valley resident started to held dialogues to discuss the finest solution of it and found a local knowledge, especially from Kaili tribes that would be useful as mitigation. This research aims to explore the local knowledge of Palu valley's resident and understanding the reasons of the unworkable local-knowledge-based mitigation. The data of this research gathered twice in Jono Oge and Lolu Village, Sigi, Central Sulawesi during June-August 2019 and November 2019. The methods used are participatory observation, in-depth interviews, and literature studies. The result showed that local knowledge was an adaptation of their ancestor's survival strategy, there are: architecture, topology, folklore and kayori, traditional law, natural signs, traditional rule, traditional rituals, and ethnobotany which would be useful for mitigation. However, this local knowledge-based mitigation was missed or even stopped. This is caused by modernization, which includes two main factors. First, internal factor which is from the bad transfer of local knowledge management for mitigation and some of them who doubting the effectivity in modern era. Second, the external factor comes from the unsustainable development that poses a clear and present danger to environment and formal education that doesn't enlighten local knowledge-based mitigation.

Kata Kunci : mitigasi bencana, pengetahuan lokal, modernitas, rasionalitas, teknologi / mitigation, local knowledge, modernity, rationality, technology

  1. S1-2020-394684-abstract.pdf  
  2. S1-2020-394684-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-394684-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-394684-title.pdf