Laporkan Masalah

ETNOBOTANI ANGGREK SERAT (Dendrobium utile) BAGI SUKU TOLAKI DAN DISTRIBUSINYA DI SULAWESI TENGGARA

ARIFANI RAHMAWATI, Dr. Sapto Indrioko, S.Hut., M.P.; Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D.

2020 | Tesis | MAGISTER ILMU KEHUTANAN

Anggrek serat (Dendrobium utile) merupakan bagian dari biodiversitas Wallacea endemik Sulawesi. Anggrek yang ditetapkan sebagai flora identitas provinsi Sulawesi Tenggara ini, disebut sebagai sorume oleh masyarakat lokal. Suku asli Sulawesi Tenggara yaitu Suku Tolaki memanfaatkan anggrek serat sebagai bahan baku tikar yang digunakan untuk upacara adat. Suku Tolaki memilih anggrek serat karena tumbuhan ini memiliki warna alami kuning keemasan yang mengandung filosofi tertentu. Namun, anggrek serat disebutkan langka dan sulit ditemukan. Penelitian ini dilakukan dengan menggali informasi dari masyarakat Suku Tolaki khususnya pemanfaat anggrek serat untuk mendapatkan petunjuk tentang lokasi habitatnya di Sulawesi Tenggara. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji etnobotani anggrek serat bagi Suku Tolaki, mengetahui karakteristik morfologi dan habitat anggrek serat, mengetahui distribusi dan kondisi populasi anggrek serat di Sulawesi Tenggara. Diharapkan informasi tersebut dapat menjadi pertimbangan strategi konservasi anggrek serat yang relevan di Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dilakukan di Kendari, Konawe dan Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara. Penelitian dilakukan melalui tahapan : 1) studi literatur, 2) wawancara, 3) inventarisasi di habitat anggrek serat, 4) observasi terhadap morfologi dan habitatnya dan 5) identifikasi tumbuhan. Wawancara dilakukan secara semi terstruktur menggunakan kuisioner sebagai pedoman untuk mendapatkan informasi lebih mendalam. Sampel wawancara ditentukan dengan teknik snowball sampling yaitu kepada pemanfaat anggrek hingga diperoleh informasi lokasi anggrek serat di alam. Kemudian, dilakukan inventarisasi dengan teknik judgement sampling pada lokasi yang telah ditunjukkan oleh pencari anggrek, yakni di kawasan KPH Ueesi pada blok pemanfaatan HHBK seluas 1.112,77 ha dengan IS 0,3%. Inventarisasi dilakukan pada satu jalur dengan arah memotong kontur, perbedaan kelimpahan anggrek dilihat setiap perubahan ketinggian 200 m. Data etnobotani, morfologi dan distribusi anggrek serat dianalisis secara deskriptif kualitatif. Faktor kelestarian dianalisis dengan SWOT untuk merumuskan strategi konservasi anggrek serat di Sulawesi Tenggara. Anggrek serat memiliki nilai penting bagi biodiversitas Wallacea, budaya Tolaki dan ekonomi masyarakat. Kearifan lokal terkait tumbuhan dan lokasi pengambilannya masih dijaga oleh masyarakat Tolaki. Terdapat 2 macam anggrek serat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Tolaki yang ditemukan saat eksplorasi di habitatnya yaitu sorume kunggurio dan sorume onese. Kedua jenis tersebut menurut morfologi batang, daun dan akarnya teridentifikasi sebagai jenis yang sama, yaitu Dendrobium utile. Berdasarkan hasil inventarisasi, anggrek serat ditemukan pada level ketinggian 1200-1.400 mdpl, kelembaban 70-80%, suhu 25-30oC dan intensitas cahaya 40-60%. Kelimpahan sorume kunggurio 0,25 individu/ha dan sorume onese 0,75 individu/ha. Upaya pelestarian diarahkan pada konservasi insitu.

Fiber orchids (Dendrobium utile) is a part of biodiversity of Wallacea endemic to Celebes. The orchid were designated as the flora of Southeast Celebes's identity, is referred to sorume by the local community. Native people of Southeast Celebes, Tolaki tribe, uses fiber orchids as raw material for mats used for traditional ceremonies. Tolaki tribe chooses fiber orchids because this plant has a natural golden yellow color with a certain philosophy. However, fiber orchids are said to be rare and hard to find. This research was conducted by extracting information from the Tolaki people, especially those who use fiber orchids, to obtain clues about the location of their habitat at Southeast Celebes. The purpose of this study are to examine the ethnobotany of fiber orchids for the Tolaki tribe, to determine the morphological characteristics and habitat of fiber orchids, to determine the distribution and condition of the fiber orchid population in Southeast Celebes. This information can become a consideration for a relevant fiber orchid conservation strategy in Southeast Celebes. This research was conducted at Kendari, Konawe and Kolaka Timur, Southeast Celebes. This research was conducted through the following stages: 1) literature study, 2) interviews with community users, 3) inventory in the habitat of fiber orchids, 4) observation of morphology and habitat and 5) identification of plants. The interview was conducted in a semi-structured manner using a questionnaire as a guide to obtain more in-depth information. Sample of interview was determined by using the snowball sampling technique, which are the orchid users until information about the location of fiber orchids in nature was obtained. Then, an inventory was carried out using judgment sampling techniques at the locations indicated by the orchid seekers, in the Ueesi protected area at the utilization block covering of 1,112.77 ha with 0.3% IS. Inventory by transect method accross the contour, the difference in abundance of orchids was observed every 200 m altitude change. Ethnobotany data, morphology and distribution of fiber orchids were analyzed descriptively qualitatively. The sustainability factor was analyzed by using SWOT to formulate a conservation strategy for fiber orchids in Southeast Celebes. Fiber orchids have important values for Wallacea's biodiversity, Tolaki's culture and the community's economy. Tolaki community maintains local wisdom regarding plants and the locations where they are collected. There are 2 types of fiber orchids used by the Tolaki community which were discovered during exploration in their habitat, namely sorume kunggurio and sorume onese. According to the morphology of the stems, leaves and roots, both types were identified as the same species, Dendrobium utile. Based on the results of the inventory, fiber orchids were found at an altitude level of 1.200 - 1.400 m asl, 70-80% humidity, 25-30oC temperature and 40-60% light intensity. Abundance of sorume kunggurio is 0,25 individual/ha and sorume onese 0,75 individual/ha. Therefore, in-situ conservation efforts are needed.

Kata Kunci : Anggrek serat, etnobotani, distribusi, Suku Tolaki, Sulawesi Tenggara

  1. S2-2020-422205-abstract.pdf  
  2. S2-2020-422205-bibliography.pdf  
  3. S2-2020-422205-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2020-422205-title.pdf