Laporkan Masalah

JAVANESE REFORMED CHRISTIANS IN YOGYAKARTA AND THE MAKING OF PROFESSIONALS, 1897-1959

JOHNY A. KHUSYAIRI, Prof. Dr. Bambang Purwanto, M.A.

2020 | Disertasi | DOKTOR ILMU-ILMU HUMANIORA

Tesis ini bertujuan untuk membahas tentang alasan yang mengakibatkan orang Jawa di Yogyakarta menjadikan agama Kristen reformasi sebagai pijakan dalam mobilitas sosialnya, dan bagaimanakah cara yang ditempuh oleh gereja Kristen reformasi di Yogyakarta menyediakan kesempatan kepada orang Jawa untuk menjadi profesional. Selain itu, tesis ini mengupas bagaimana gereja reformasi Jawa ini dibentuk. Kurun waktu yang ditelusuri dalam penelitian ini ialah tahun 1897, tahun ketika pertama kali ZGKN menjalankan misinya di Yogyakarta, hingga tahun 1959, ketika salah satu gereja di kota Yogyakarta berhasil mengantarkan sebuah jemaat menjadi gereja mandiri di kota Yogyakata. Tesis ini menggunakan metode penelitian sejarah. Sumber-sumber sekunder dan primer baik yang tertulis maupun lisan diperoleh dari berbagai lembaga yang terdapat di Yogyakarta maupun di luar Yogyakarta. Lembaga-lembaga tersebut mencakup berbagai perpustakaan universitas di Yogyakarta, arsip dan perpustakaan gereja, perpustakaan lembaga swasta, arsip kantor pemerintah, serta wawancara yang dilakukan terutama dengan pendeta-pendeta dan anggota majelis gereja GKJ di Yogyakarta,Surakarta, Salatiga dan Purwodadi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang Jawa mendapatkan keuntungan dengan kehadiran misi ZGKN di Yogyakarta. Pelaksanaan misi di bidang kesehatan, pendidikan,serta pekabaran Injil memberikan sandaran sosial bagi orang Jawa. Banyak dari mereka yang memiliki profesi modern sehingga mereka menempati posisi sosial menengah hingga tinggi. Posisi ini di satusisi tentu mengangkat prestise sosial dan ekonomi mereka dimasyarakat. Di sisi lain, keberadaan mereka dapat memenuhi kebutuhan jemaat gereja untuk menjadi anggota majelis gereja,termasuk pendetanya, sehingga gereja reformasi di Yogyakarta dapat berdiri sendiri. Perubahan jaman dari periode pemerintahan Belanda hingga pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berpengaruh terhadap pembentukan profesional Kristen Jawa. Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pembentukan profesional Kristen Reformasi Jawa diuntungkan dengan kehadiran orang-orang Protestan di Yogyakarta sebagai akibat berpindahnya ibukota negara dari Jakarta ke Yogyakarta. Kerjasama ekomenis dilakukan sehingga memperluas lapangan kerja yang dapat dimasuki oleh profesional Kristen Reformasi Jawa.

This thesis intends to examine the reasons behind the Javanese of Yogyakarta chose reformed Christianity as a platform for their social mobility and in what way the Reformed Christian church in Yogyakarta provided the Javanese with the opportunity to become professionals. Apart from that, this thesis examines the formation of the Javanese Reformed Christian Church (Gereja Kristen Jawa, GKJ). The period examined in this thesis starts in 1897, with the establishment of the medical fieldwork of the zending in Yogyakarta, until the 1959 when a church in Yogyakarta succeeded in bringing a chapter of the congregation to become a church in its own right. This is a thesis in history, therefore, it uses historical research methods. Primary and secondary sources, both written and oral, were obtained from various institutions located in Yogyakarta and outside Yogyakarta. These institutions included various libraries in and outside Yogyakarta. The institutions included university libraries in Yogyakarta, archival sections and libraries of churches, library of private institutions, governmental archives, and interviews mainly with pastors and members of the GKJ church councils in Yogyakarta,Surakarta, Salatiga, and Purwodadi. This study indicates that the Javanese benefited from the presence of the Zending der Gereformeerde Kerken in Nederland (ZGKN) -Mission of the Reformed Churches in the Netherlands- in Yogyakarta. Medical, educational, and evangelical missions provided social support for Javanese Reformed Christian. Many of them held modern professions, which enabled them to occupy middle and higher rank positions in church and society. In a way, because of these positions their social and economic ranks elevated. In another way, these professionals met the requirements to become members of church councils as well as pastors, so that reformed churches in Yogyakarta became self-governed. The changing times from the period of Dutch rule to the Indonesian Independence influenced the professional-formation among Javanese reformed Christians. The process began during the Dutch administration, hampered by the Japanese authorities , and grew again after the declaration of the Indonesian Independence. After the Proclamation of Indonesian Independence, the professional formation of the Javanese Christian Reformed benefited from the presence of other Indonesian Protestants in Yogyakarta as a consequence of the transfer of the Indonesian capital from Jakarta to Yogyakarta. Ecumenical cooperation was carried out to expand employment opportunities for Javanese Reformed Christian professionals.

Kata Kunci : Javanese Reformed Christians, GKJ, Yogyakarta, social mobility, identity

  1. S3-2020-356830-abstract.pdf  
  2. S3-2020-356830-bibliography.pdf  
  3. S3-2020-356830-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2020-356830-title.pdf