Laporkan Masalah

MODEL PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT DI PERMUKIMAN KUMUH KOTA PALEMBANG

SUKMANIAR, Dr. Andri Kurniawan, S.Si., M.Si.; Dr. Agus Joko Pitoyo, S.Si., M.A.

2020 | Disertasi | DOKTOR KEPENDUDUKAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk: menjelaskan karakteristik dan pola persebaran penduduk, menganalisis tingkat kerentanan masyarakat, menganalisis tingkat bahaya, menganalisis tingkat kapasitas masyarakat, menentukan tingkat risiko bencana, dan merumuskan model pengembangan kapasitas masyarakat di permukiman kumuh Kota Palembang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode mix methods dengan desain Concurrent Embedded Strategy. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 382 responden pada pendekatan kuantitatif yang ditentukan dengan teknik proporsional random sampling, 64 informan dan 5 informan utama pada pendekatan kualitatif dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data kuantitatif menggunakan uji K-means Cluster program SPSS dan program ArcGIS melalui analisis Getis Ord Gi* dan Geometrical Interval Spasial Analysis, selain itu juga menggunakan program Expert Choice 11 melalui Analytical Hirearki Process untuk merumuskan model pengembangan kapasitas masyarakat permukiman kumuh di Kota Palembang. Pada pendekatan kualitatif digunakan data collection, reduksi, conclusion dan verification untuk mengeksplor serta mengangkat temuan lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh Kota Palembang didominasi oleh penduduk nonmigran, status menikah, beragama Islam, serta bekerja sebagai buruh/pekerja kasar, dan tidak memiliki skill khusus. Pola persebaran masyarakat yang tinggal permukiman kumuh membentuk pola low clusters. Pada tingkat kerentanan masyarakat di permukiman kumuh Kota Palembang didominasi pada tingkat kerentanan sedang. Hampir sepertiga kawasan permukiman kumuh memiliki tingkat bahaya yang tinggi. Pada tingkat kapasitas masyarakat didominasi pada tingkat sedang. Hasil risiko bencana menunjukkan bahwa tingkat risiko bencana rendah, sedang dan tinggi memiliki jumlah yang hampir sama. Temuan terbaru dari hasil penelitian ini menghasilkan dua model yaitu pertama, model risiko bencana yang dilihat berdasarkan tipologi tingkat kerentanan, bahaya, dan kapasitas. Kedua, model pengembangan kapasitas masyarakat dapat dideskripsikan bahwa wilayah yang memiliki prioritas pertama yaitu masyarakat yang memiliki wilayah risiko bencana tinggi dengan mengutamakan pengembangan pada aspek fisik dan lingkungan, kelembagaan kebencanaan, dan sosial. Pada prioritas kedua adalah masyarakat yang memiliki tingkat risiko bencana sedang dengan mengutamakan pengembangan pada aspek kelembagaan kebencanaan, ekonomi serta fisik dan lingkungan. Prioritas ketiga merupakan masyarakat yang memiliki tingkat risiko bencana rendah dengan mengutamakan pengembangan kapasitas masyarakat pada aspek ekonomi, kesehatan, dan pendidikan karena dinilai ketiga aspek lainnya sudah cukup baik dibandingkan dengan kawasan tingkat risiko bencana lainnya.

The purpose of this research is to: explain the characteristics and patterns of population distribution, analyze the level of community vulnerability, analyze the level of danger, analyze the level of community capacity, determine the level of disaster risk, and formulate a community capacity building model in the slum areas of Palembang City. The research method used is the mix methods method with the design of the Concurrent Embedded Strategy. This study used a sample of 382 respondents in a quantitative approach that was determined by proportional random sampling technique, 64 informants and 5 main informants in a qualitative approach with purposive sampling technique. Data were collected using interview, observation, and documentation techniques. Quantitative data analysis techniques use the K-means Cluster test of the SPSS program and the ArcGIS program through the Getis Ord Gi * analysis and Geometrical Interval Spatial Analysis, in addition to using the Expert Choice 11 program through the Analytical Hierarchy Process to formulate a capacity building model for the slum community in Palembang City. . In a qualitative approach, data collection, reduction, conclusion and verification are used to explore and raise other findings. The results showed that the characteristics of the community were dominated by non-immigrant residents, married status, were Muslim, and worked as laborers / manual workers, and did not have special skills. The pattern of the distribution of community living in slum settlements forms a low clusters pattern. The level of community vulnerability in the slum areas of Palembang City is dominated by the moderate level of vulnerability. Nearly a third of the slum area has a high hazard level. At the level of community capacity level, it is dominated at a moderate level. The results of disaster risk show that the levels of low, medium and high disaster risk have almost the same number. The latest findings from the results of this study resulted in two models: first, a disaster risk model based on a typology of vulnerability, hazard and capacity levels. Second, the community capacity development model can be described as the areas that have the first priority, namely those with high disaster risk areas by prioritizing development on physical and environmental aspects, disaster institutions, and social aspects. The second priority is for people who have a moderate level of disaster risk by prioritizing the development of institutional, economic, physical and environmental aspects. The third priority is for people with a low level of disaster risk by prioritizing community capacity building in the aspects of economy, health and education because it is considered that the other three aspects are quite good compared to other disaster risk level areas.

Kata Kunci : Model, Disaster Risk, Capacity Development, Slums

  1. S3-2020-420505-abstract.pdf  
  2. S3-2020-420505-bibliography.pdf  
  3. S3-2020-420505-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2020-420505-title.pdf