Laporkan Masalah

KELAYAKAN DAN KEBERLANJUTAN USAHATANI BAWANG PUTIH DI KECAMATAN KALIANGKRIK KABUPATEN MAGELANG

MUHAMAD IMANUDDIN, Ir. Any Suryantini., M.M., Ph.D.

2020 | Tesis | Magister Manajemen Agribisnis

Bawang putih merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat banyak dimanfaatkan di Indonesia baik sebagai bumbu masakan atau bahan obat-obatan. Tingginya permintaan bawang putih tidak diikuti dengan jumlah produksi bawang putih dalam negri. Syarat tumbuh bawang putih menghendaki suhu yang dingin dan kelembapan udara yang rendah sehingga banyak di tanam di dataran tinggi. Kabupaten Magelang merupakan salah satu sentra produksi bawang putih di indonesia. Luas panen dan produksi bawang putih di Kabupaten Magelang terus mengalami penurunan dikarenakan lemahnya daya saing bawang putih lokal terhadap bawang putih impor yang menyebabkan menurunnya pendapatan dan minat petani untuk menanam bawang putih. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kelayakan usahatani bawang putih, (2) mengetahui kontribusi pendapatan usahatani bawang putih terhadap pendapatan rumah tangga tani, (3) mengetahui keberlanjutan usahatani bawang putih. Lokasi penelitian ditentukan secara purposif yaitu di Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. Jumlah sampel ditentukan menggunakan teknik simpel random sampling sebanyak 52 responden yaitu yang menanam bawang putih pada bulan desember 2018 sampai januari 2019. Analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis R/C, analisis pendapatan dan proporsi pendapatan serta analisis skoring indikator dan indeks keberlanjutan usahatani. Hasil penelitian mendapatkan usahatani bawang putih di Kecamatan Kaliangkrik rata-rata dilakukan satu kali dalam satu tahun yaitu dilakukan pada musim hujan. Hasil analisis kelayakan usahatani menunjukkan usahatani bawang putih layak secara finansial dengan nilai R/C sebesar 1,17. Pendapatan yang dihasilkan sebesar Rp. 13.015.267,61 per usahatani. Rata-rata pendapatan rumah tangga tani dalam satu tahun sebesar Rp. 45.341.651 yang diperoleh dari pendapatan usahatani dan pendapatan luar usahatani. Usahatani bawang putih berkontribusi sedang terhadap pendapatan rumah tangga tani yaitu sebesar 28,70 persen. Usahatani bawang putih di Kecamatan Kaliangkrik cukup berkelanjutan dengan nilai indeks keberlanjutan sebesar 70,195.

Garlic is a widely used horticultural commodity in Indonesia, both as a seasoning or as a medicinal ingredient. The high demand for garlic is not followed by the amount of domestic garlic production. The requirements for growing garlic require cold temperatures and low humidity; thus, it is widely planted in the highlands. Magelang Regency is one of the centers of garlic production in Indonesia. The area of harvest and production of garlic in the Magelang Regency has continued to decline due to the weak competitiveness of local garlic against imported garlic, which has resulted in decreased income and farmers' interest to grow garlic. This research aims to (1) determine the feasibility of garlic farming, (2) determine the contribution of garlic farming income toward household income, (3) determine the sustainability of garlic farming. The research location was determined purposively, particularly in Kaliangkrik District, Magelang Regency. The number of samples was determined by adopting a simple random sampling technique of 52 respondents, specifically those who planted garlic from December 2018 to January 2019. The analysis utilized in this study is the R/C analysis, the analysis of income and income proportion, and the scoring analysis of the indicators and the farming sustainability index. The results show that garlic farming in Kaliangkrik District was performed once a year, particularly during the rainy season. The farming feasibility analysis results show that garlic farming was financially feasible with an R/C value of 1.17. The income generated is Rp. 13.015.267,61 per farming. The average farm household income in one year is Rp. 45.341651 obtained from farm income and non-farm income. Garlic farming has a moderate contribution to farm household income by 28.70 percent. Garlic farming in Kaliangkrik District is rather sustainable, with a sustainability index value of 70.195.

Kata Kunci : Bawang putih, Analisis usahatani, Kelayakan usahatani, Kontribusi pendapatan, Keberlanjutan usahatani, Garlic, Farming Analysis, Feasibility of Farming, Contribution of Income, Sustainability of Farming

  1. S2-2020-418778-abstract.pdf  
  2. S2-2020-418778-bibliography.pdf  
  3. S2-2020-418778-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2020-418778-title.pdf