Laporkan Masalah

EKSPERIMENTASI POLITIK ULAMA PESANTREN NU PADA MASA TRANSISI DI WILAYAH EKS-KERESIDENAN SURAKARTA (1998-2004)

MOHAMMAD BAGUS SEKAR ALAM, Prof. Dr. Irwan Abdullah, Dr. Sri Margana, M. Phil

2020 | Disertasi | DOKTOR ILMU-ILMU HUMANIORA

Penelitian historis ini menjelaskan tentang eksperimentasi politik ulama pesantren NU di wilayah eks-Keresidenan Surakarta pada masa transisi pasca jatuhnya rezim Orde Baru (1998-2004). Era reformasi memberi kesempatan ulama pesantren NU di wilayah ini kembali terlibat dalam arena politik praktis. Rumusan masalah penelitian ini adalah mengapa ulama pesantren NU di wilayah eks-Keresidenan Surakarta melakukan eksperimentasi politik dan apa motivasinya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah yang memiliki empat tahap. Pertama heuristik, yaitu pengumpulan data. Langkah berikutnya membangun fakta berdasarkan data yang terkumpul, kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk tulisan (historiografi). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rekam jejak eksperimentasi politik ulama pesantren NU dapat ditelusuri dari masa Orde Baru. Eksperimentasi politik yang dilakukan ulama pesantren NU masa transisi merupakan kesinambungan peran politik mereka di masa Orde Baru. Keterlibatan politik praktis ulama pesantren NU bersama PKB berlangsung pada Pemilu 1999. Pada Pemilu 1999, peran politik praktis ulama pesantren NU di wilayah ini terwujud dalam usaha mengawal dan membesarkan PKB di wilayahnya masing-masing. Dinamika politik masa transisi memberi pelajaran kepada komunitas ulama pesantren NU bahwa keterlibatan dalam politik praktis telah melupakan peran utama mereka dalam mengurusi persoalan sosial-keagamaan dan kebangsaan. Pemilu 2004 menjadi momentum evaluasi politik bagi ulama pesantren NU di wilayah eks-Keresidenan Surakarta yang tidak lagi disibukkan dalam urusan politik praktis. Temuan penelitian ini sebagai berikut: eksperimentasi politik masa transisi yang dilakukan ulama pesantren NU di wilayah eks-Keresidenan Surakarta sebagai bentuk respon adaptif mereka terhadap perubahan sistem politik pasca Jatuhnya rezim otoriter Orde Baru yang sesungguhnya cerminan penerapan prinsip keagamaan yang diadopsi dari pemikiran politik ulama Sunni. Kedua, kedaulatan politik yang melekat dalam diri ulama pesantren NU di wilayah ini sangat besar yang seringkali membuat relasi formal dengan organisasi yang mewadahinya terabaikan.

This historical research describes political experimentation of NU Pesantren Ulama in Surakarta region during democratic transition period after the fall of New Order regime (1998-2004). This transition period gave the NU Pesantren Ulama an opportunity to be reinvolved in political arena. The main question of this research was why the Surakarta NU Pesantren Ulama did pragmatic political experimentation and what was the reason behind that action. This research uses historical method which has four steps. First is heuristik step which is data collection. The next step is building facts based on collected data, then analizing, interpreting and presenting data in written form (historiography). The result of this research indicates that political experimentation of NU Pesantren Ulama in Surakarta during democratic transition was a continuation of their political role since New Order Era. During transition, NU Pesantren Ulama had been involved in politic with PKB and had been taken part in 1999 National Election. NU Pesantren Ulama did pragmatic politics by nurturing and enlarging PKB branch in their regions respectively. Their dynamic involvement in politic during transition thaught them that their involvement made them forget their main role in socio-religious and national issues. The 2004 National Election became an evaluation momentum for NU Pesantren Ulama to revise their action to be no longer busy in pragmatic politic. The findings of this research are as follows : political experimentation of NU Pesantren Ulama in Surakarta as a form of their adaptive response to changes in the political system after the fall of the New Order regime actually reflects the application of religious principles adopted from the political thinking of Sunni ulama. Second, the political authority in the each individual ulama of the NU pesantren is so great, which often neglects formal relations with the organization.

Kata Kunci : Ulama, Pesantren NU, Eksperimentasi Politik, Masa Transisi

  1. S3-2020-352172-abstract.pdf  
  2. S3-2020-352172-bibliography.pdf  
  3. S3-2020-352172-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2020-352172-title.pdf