NASIONALISME INDONESIA MASYARAKAT KRISTEN MALUKU, 1935-1966: PERLAWANAN GPM TERHADAP RMS

JOHAN ROBERT SAIMIMA, Dr. Pujo Semedi Hargo Yuwono, M.A.; Dr. Sri Margana, M.Phil

2020 | Disertasi | DOKTOR ILMU-ILMU HUMANIORA

Disertasi ini membahas permasalahan perlawanan Gereja Protestan Maluku (GPM) terhadap Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku. Penelitian ini hendak menjawab pertanyaan (1) mengapa GPM melakukan perlawanan terhadap RMS, yang sebagian besar pengikutnya adalah orang Kristen, dan memilih untuk menjadi bagian yang utuh dari Negara Republik Indonesia? Dinamika apa yang terjadi di dalam dan di luar GPM, sehingga mereka tidak setuju dengan terbentuknya suatu negara yang merdeka di Maluku melalui RMS? (2) apakah penolakan GPM terhadap RMS adalah manifestasi semangat nasionalisme gereja Maluku pascakolonial? Apakah resistensi tersebut merupakan wujud dari simbol kekuasaan dalam bentuk lain yang bertujuan untuk mentransformasi dan mereproduksi kekuasaan agar dapat diterapkan dengan cara yang berbeda di Maluku? Mengacu pada pertanyaan di atas, penelitian ini bertujuan untuk (1) secara substantif merekonstruksi sejarah politik keagamaan masyarakat Kristen Indonesia, khususnya di Maluku. (2) Secara metodologis bertujuan merekonstruksi historiografi politik keagamaan dengan menghadirkan fakta-fakta historis yang dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya, kemudian fakta-fakta dianalisis dengan menggunakan teori nasionalisme sehingga dapat menghasilkan suatu sejarah analisis yang fokusnya kepada perlawanan masyarakat Kristen Maluku dalam gereja. Data penelitian ini bersumber dari data tekstual Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Arsip Nasional Den Haag, PDSGI-STT-Jakarta, Perpustakaan Nasional, Arsip Sinode GPM, Disjarahad Bandung, Surat Kabar, pidato tertulis, keputusan gereja, surat-surat pribadi, biografi dan wawancara. Penelitian ini menemukan bahwa perlawanan GPM terhadap separatisme RMS merupakan manifestasi semangat nasionalisme Indonesia masyarakat Kristen Maluku di era kemerdekaan RI.

This dissertation discusses the issue of resistance of the Protestant Church in Moluccas (GPM) against the Republic of South Moluccas (RMS) in Moluccas. This study wants to answer the questions (1) why did the GPM fight against the RMS, which was mostly Christians, and choose to become an integral part of the Republic of Indonesia? What dynamics were occurring inside and outside the GPM, so they did not agree with the formation of a country which was independent in Moluccas through the RMS? (2) was GPM's rejection of the RMS a manifestation of the post-colonial nationalism spirit of the Moluccas church? was this resistance a manifestation of a symbol of power in another form which aimed at transforming and reproducing power, so that it could be applied differently in Moluccas? Referring to the above questions, this study aims to (1) substantively reconstruct the religious political history of the Indonesia Christian community, particularly in Moluccas; (2) methodologically to reconstruct the historiography of religious politic by presenting historical facts that can be justified, then the facts are analyzed using the theory of nationalism to produce a historical analysis that focuses on the resistance of the Moluccas Christian community in the church. The data of this study are sourced from the textbook of the National Archives of the Republic of Indonesia (ANRI), the Den Haag National Archives, PDSGI STT-Jakarta, National Library, GPM Synod Archives, Disjarahad Bandung, Newspapers, written speeches, church decisions, personal letters, biographies, and interviews. This study finds that the resistance of the GPM against the RMS' separatism was a manifestation of the nationalism spirit of Indonesia of the Moluccas Christian community in the independence era of the Republic of Indonesia.

Kata Kunci : Nasionalisme, Separatisme, Perlawanan, RMS, GPM, Nationalism, Separatism, Resistance, RMS, GPM