Persepsi dan Kesediaan Petani Untuk Membayar (Willingness to Pay) Pupuk Bio-slurry di Jawa Tengah
MALINDA APTIKA R, Prof. Dr. Ir. Dwidjono Hadi Darwanto, M.S. dan Dr. Jangkung Handoyo Mulyo, M. Ec.
2020 | Tesis | Magister Manajemen AgribisnisPemanfaatan limbah biogas menjadi pupuk organik belum dilakukan secara optimal karena petani masih enggan untuk mengadopsi pupuk bio-slurry pada lahan pertanian. Pupuk bio-slurry memiliki berbagai keunggulan dibandingkan pupuk kimia maupun organik lainnya. Tujuan penelitian ini yaitu 1) Mengetahui persepsi petani terhadap karakteristik pupuk bio-slurry untuk lahan pertanian, 2) Mengestimasi besaran nilai kesediaan untuk membayar petani, 3) Mengetahui faktor-faktor penentu kesediaan untuk membayar petani terhadap pupuk bio-slurry, 4) Mengetahui hubungan antara persepsi petani dengan kesediaan untuk membayar pupuk bio-slurry. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive dengan pertimbangan Kelompok Tani dan Ternak di Kabupaten Magelang dan Demak sudah memanfaatkan limbah biogas menjadi pupuk organik dan sudah dikomersialkan. Data primer diperoleh dari 80 petani menggunakan purposive sampling dengan bantuan kuisioner. Analisis data menggunakan atribut karakteristik inovasi yaitu keunggulan relatif (relative advantage), tingkat kesesuaian (compatibility), tingkat kerumitan (complexity), tingkat kemudahan untuk dicoba (triability) dan manfaat hasil yang dapat diamati (observability) untuk mengukur persepsi petani terhadap pupuk bio-slurry, one sampel t-test dan CVM (Contingent Evaluation Method) untuk menganalisis kesediaan petani untuk membayar pupuk bio-slurry, regresi logistik untuk menganalisis faktor-faktor penentu dan korelasi Rank-Kendall untuk mengetahui hubungan persepsi dan WTP petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) persepsi petani terhadap keuntungan relatif (relative advantage) dalam kategori cukup, persepsi petani terhadap tingkat kesesuaian (compability) dikategorikan sangat baik, persepsi petani terhadap tingkat kerumitan (complexity) dalam kategori baik, persepsi petani terhadap tingkat kemudahan untuk dicoba (triability) termasuk dalam kategori cukup, persepsi petani terhadap manfaat yang bisa diamati (observability) dikategorikan baik, 2) Rata-rata nilai kesediaan untuk membayar petani terhadap bio-slurry � Rp. 700/kg dengan rataan WTP responden sebesar Rp. 937,5/kg, 3) Faktor pendapatan, luas lahan pendidikan, harga pupuk bio-slurry dan pengalaman menggunakan pupuk organik berpengaruh terhadap kesediaan petani untuk membayar pupuk bio-slurry, 4) Indikator keunggulan relatif, tingkat kesesuaian, tingkat kerumitan dan manfaat hasil yang dapat diamati memiliki hubungan yang signifikan terhadap kesediaan untuk membayar pupuk bio-slurry
The utilization of biogas waste into organic fertilizer has not been carried out optimally because farmers are still unwilling to adopt bio-slurry fertilizer on agricultural land. Bio-slurry fertilizer has various advantages compared to other chemical and organic fertilizers. The purpose of this study was 1) Knowing farmers' perceptions of the characteristics bio-slurry fertilizer for agricultural land, 2) Estimating the amount of willingness to pay farmers, 3) Knowing the determinant factors of willingness to pay farmers for bio-slurry fertilizer, 4) Knowing the relationship between farmers' perceptions and willingness to pay for bio-slurry fertilizer. Determination of the location is purposive based on the Farmers in Magelang and Demak Regency that have utilized biogas waste organic fertilizer and had been commercialized. Primary data were obtained from 80 farmers using purposive sampling with the aid of questionnaire. Data analysis using attribute of innovation that are relative advantage, compatibility, complexity, triability, and observability to measure farmers' perceptions, one sample t-test and CVM (Contingent Evaluation Method) to analyze farmers willingness to pay for bio-slurry fertilizer, logistic regression to analyze its determinant factors and Rank-Kendall correlation to determine the relationship between farmers' perceptions and WTP. The results showed that 1) farmers' perceptions of relative advantages in enough category, farmers' perceptions of compatibility were categorized very good, farmers' perceptions of complexity in the good category, farmers' perceptions of triability included in enough category, farmers' perceptions of observability were categorized good, 2) The average respondent has a value of WTP for bio-slurry fertilizer is � IDR. 700/kg with an average value of its WTP is IDR 937.5/kg, 3) Factors of income, land area, education, price of bio-slurry fertilizers and experience using organic fertilizers significantly influence farmers' willingness to pay for bio-slurry fertilizer, 4) Indicators of relative advantage, compatibility, complexity, and observability has a significant correlation on willingness to pay for bio-slurry fertilizer.
Kata Kunci : Pupuk Bio-slurry, Persepsi Petani, Contingent Evaluation Method, Korelasi Rank-Kendall, Kesediaan Untuk Membayar