Laporkan Masalah

LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK (LPP) MENGEMAS BUDAYA LOKAL (Studi Kasus Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Televisi Republik Indonesia (TVRI) Stasiun Bali dalam Mengemas Budaya Lokal Bali)

INDAH WIDIA SARI, Prof. Dr. Phil Hermin Indah Wahyuni, S.I.P., M.Si.

2020 | Tesis | MAGISTER ILMU KOMUNIKASI

TVRI Stasiun Bali sebagai salah satu lembaga penyiaran publik stasiun lokal menjadi media yang paling dekat dengan masyarakat dan budaya setempat. Penekanan aspek budaya lokal memiliki keistimewaan tersendiri untuk TVRI Stasiun Bali. Penelitian ini berfokus pada bagaimana pengemasan budaya lokal dalam program siaran Televisi Republik Indonesia (TVRI) Stasiun Bali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi upaya-upaya lembaga penyiaran publik lokal, yang dalam hal ini TVRI Stasiun Bali, dalam mengemas budaya lokal pada program siaran yang diproduksi dan ditayangkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus, di mana teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara secara langsung dan melalui telepon dengan Dewan Pengawas Nasional TVRI, Kepala Stasiun TVRI Bali, para kepala seksi, para produser program dan para pendukung acara program, observasi langsung yang dilakukan di kantor pusat TVRI Stasiun Bali serta dokumentasi dan studi pustaka dengan mengumpulkan tangkap layar tayangan program siaran TVRI Stasiun Bali serta mendokumetasikan secara langsung pada saat observasi dilakukan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa TVRI Stasiun Bali hanya memaknai bentuk budaya lokal yang berkembang di Bali sebagai sebuah warisan budaya yang turun temurun dan harus dilestarikan. Pemaknaan ini kemudian berdampak pada representasi yang ditampilkan oleh TVRI Stasiun Bali yang lebih menunjukkan budaya lokal tersebut dibandingkan dengan kelompok masyarakat yang terlibat dan hidup bersama budaya tersebut. TVRI Stasiun Bali tidak mampu menjawab kebutuhan informasi dari berbagai lapisan masyarakatnya, salah satunya adalah generasi millennials di Bali. Generasi millennials baru disadari sebagai tantangan oleh TVRI Stasiun Bali. Penghadiran konten budaya lokal oleh TVRI Stasiun Bali dilakukan dalam aspek konten dan visual, baik pada program berita maupun program non-berita. Gambaran mengenai pemaknaan dan representasi budaya lokal oleh TVRI Stasiun Bali menunjukkan praktik reproduksi budaya yang diprediksikan tidak akan bertahan lama. Praktik reproduksi budaya yang dilakukan oleh TVRI Stasiun Bali akan ditinggalkan di masa depan. Selain itu, praktik reproduksi budaya yang dilakukan juga tidak mampu memberikan efek dari tujuan dari keberadaan lembaga tersebut, yakni untuk mengambil bagian dalam pelestarian budaya lokal.

TVRI Bali as one of the public service broadcasting institutions is the closest media to the local community and culture. The emphasis on aspects of local culture has its own features for TVRI Bali. This research focuses on how to package local culture in TVRI Bali's program. The aim of this research is to explore the efforts of local public service broadcasting, which in this case is TVRI Bali, in packaging local culture on their programs that are produced and broadcasted. The method used in this research is the case study method, where data collection techniques that used are direct interviews and by phone with National Supervisory Board of TVRI, Head of TVRI Bali, section heads, program producers and program supporters, observation conducted directly at the TVRI Bali headquarters as well as documentation and literature study by collecting screenshots of TVRI Bali's program and documenting it directly at the time of observation. The results of this study indicate that TVRI Bali only understands the form of local culture that developed in Bali as a cultural hereditary and must be preserved. This interpretation then impacts the representation displayed by TVRI Bali which shows more the local culture rather than community groups involved and living together with the culture. TVRI Bali is not able to answer the information needs of various society, such as millennial generation in Bali. Millennial generation was recognized as a challenge by TVRI Bali. The presence of local cultural content by TVRI Bali is done in content and visual aspects, both in news programs and non-news programs. The description of the meaning and representation of local culture by TVRI Bali shows the predicted practice of cultural reproduction will not last long. The practice of cultural reproduction carried out by TVRI Bali will be abandoned in the future. In addition, the practice of cultural reproduction carried out is also not able to give effect to the purpose of the existence of these institutions, that take part in the preservation of local culture.

Kata Kunci : Budaya Lokal, Lembaga Penyiaran Publik, Reproduksi Budaya

  1. S2-2020-434280-abstract.pdf  
  2. S2-2020-434280-bibliography.pdf  
  3. S2-2020-434280-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2020-434280-title.pdf