Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Di Kabupaten Sleman Yogyakarta
SELLY RUTH DEFIANNA, dr. Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH, PhD
2020 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKATLatar Belakang: Penyakit tidak menular (NCD) menjadi beban penyakit di seluruh dunia serta tantangan utama bagi kesehatan masyarakat dalam pembangunan sosial dan ekonomi di negara maju dan berkembang. Hipertensi adalah bagian dari PTM yang baru-baru ini menjadi masalah penting bagi kesehatan masyarakat di Indonesia dan bahkan di dunia yang dinyatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia sebagai salah satu penyebab utama kematian dini di seluruh dunia. Tujuan: Menentukan hubungan dan mengetahui faktor-faktor risiko yang paling terkait dengan hipertensi di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan observaional design yang menggunakan data sekunder Sistem Pengawasan Kesehatan dan Demografi (HDSS) Sleman dari siklus ke IV tahun 2018. Pemilihan data dilakukan dengan HDSS Sleman dengan jumlah sampel 4.146 responden. Data yang diambil meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, status ekonomi, status perkawinan, obesitas perut, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi buah dan sayuran, dan lokasi tempat tinggal. Uji regresi logistik untuk analisis bivariat dan analisis multivariat (p<0,05). Hasil: Faktor risiko yang paling berhubungan dengan kejadian hipertensi yaitu kelompok umur 40-55 dengan OR 2,74 (CI 95%=2,21-3,40); kelompok umur >=56 dengan OR 5,19 (CI 95%=4,10-6,58); jenis kelamin dengan OR 2,00 (CI 95%=1,56-2,56); status ekonomi termiskin dengan OR 1,40 (CI 95%=1,03-1,72), status perkawinan cerai dengan OR 1,32 (CI 95%=1,08-1,61); obesitas abdominal dengan OR 2,66 (CI 95%=2,27-3,09) dan perokok dengan OR 0,74 (CI 95%=0,57-0,96). Kesimpulan: Studi ini menyimpulkan bahwa faktor risiko yang paling berhubungan adalah umur, jenis kelamin, status ekonomi termiskin, status perkawinan cerai, obesitas abdominal dan perokok dengan kejadian hipertensi di Sleman, Yogyakarta.
Background: Non-communicable diseases (NCD) become a burden of disease throughout the world as well as a major challenge to public health in social and economic development in both developed and developing countries. Hypertension is a part of PTM which has recently become an important problem for public health in Indonesia and even in the world which is declared by the World Health Organization. Purpose: Determining the relationship and find out the risk factors that are most related with hypertension in Sleman Regency, Yogyakarta. Methods: The study was a quantitative with cross sectional design that uses secondary data from the fourth cycle of the Sleman Health and Demography Surveillance System (HDSS). Data selection was carried out with Sleman HDSS with a sample of 3,395 respondents. Data taken included age, gender, education level, type of work, economic status, marital status, abdominal obesity, physical activity, smoking habits, fruit and vegetable consumption, and location of residence. Chi square test was used in bivariate analysis and logistic regression for multivariate analysis. Results: This study reported the most significant variables related to hypertension in Sleman District was age group 40-55 years with a OR of 2,74 (CI 95%=2,21-3,40); age group >=56 years with a OR of 5,19 (CI 95%=4,10-6,58); gender with a PR of 2,00 (CI 95%=1,56-2,56); poorest economic status with a OR of 1,40 (CI 95%=1,03-1,72), divorced marital status with a OR of 1,32 (CI 95%=1,08-1,61); abdominal obesitiy with a OR of 2,66 (CI 95%=2,27-3,09) dan current smoker with a OR of 0,74 (CI 95%=0,57-0,96). Conclusion: There was correlated between age factors, gender factors, poorest economic status factors, divorced marital status factors, abdominal obesity factors and current smoker factor with hypertension in Sleman, Yogyakarta.
Kata Kunci : faktor risiko hipertensi, faktor risiko yang berhubungan dengan hipertensi, faktor risiko umur hipertensi, hipertensi di Sleman