HUBUNGAN ANTARA KADAR VITAMIN D SERUM DENGAN AKTIVITAS PENYAKIT PADA PASIEN LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK DI RSUP DR. SARDJITO
DIAH SUKMAWATI H, dr. Ayu Paramaiswari, SpPD-KR.; Dr. dr. Deddy Nur Wachid A, M.Kes, SpPD-KR
2020 | Tesis-Spesialis | ILMU PENYAKIT DALAMLatar Belakang: Vitamin D diketahui sebagai immunomudulator. Pada beberapa penelitian menunjukkan kadar vitamin D yang rendah berhubungan dengan derajat keparahan penyakit pada pasien dengan penyakit autoimun termasuk LES. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui status vitamin D pada pasien LES dan hubungan kadar vitamin D dengan aktivitas penyakit pada pasien Lupus Eritematosus Sistemik di RSUP Dr. Sardjito. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang. Terdapat 35 subjek dalam penelitian ini dengan rentang usia 18-60 tahun. Variabel bebas adalah kadar vitamin D (25(OH)D) serum yang diukur menggunakan ELISA, yang dibagi menjadi tiga kategori yaitu defisiensi, insufisiensi dan normal. Variabel tergantung adalah aktivitas penyakit yang dinilai menggunakan skor SLEDAI, MEX-SLEDAI dan SLAM. Hubungan antara kedua variabel dianalisis menggunakan uji Spearman. Hasil Penelitian : Subyek penelitian berjumlah 35 pasien LES. Rerata kadar vitamin D pada pasien LES adalah 12,06 ng/mL dengan rentang 5,05-19,07 ng/mL. Pasien yang mengalami defisiensi kadar vitamin D sebanyak 33 orang (94,3%), insufisiensi sebanyak 1 orang (1,9%) dan kadar vitamin D normal sebanyak 1 orang (1,9%). Kadar serum vitamin D berkorelasi negatif lemah dengan SLEDAI (r = -0,240, p = 0,164), MEX-SLEDAI (r = -0,232, p = 0,179), dan skor SLAM (r = - 0,014, p = 0,936). Variabel lain yang juga diteliti yaitu usia, lama penyakit LES dan paparan matahari. Tidak ada dari ketiga variabel tersebut yang memiliki korelasi signifikan terhadap ketiga sistem skoring tersebut. Kesimpulan : Kadar vitamin D yang rendah sering terjadi pada pasien LES. Kadar serum vitamin D berkorelasi terbalik lemah dengan aktivitas penyakit menggunakan skor SLEDAI dan MEX-SLEDAI. Tidak ada variabel lain yang memiliki korelasi negatif terhadap ketiga sistem skoring.
Background: Vitamin D has role in pathogenesis of systemic lupus erythematosus (SLE). Vitamin has known as immunomodulator. In several studies showing low vitamin D levels are associated with the severity of the disease in patients with autoimmune diseases including SLE. Objective : To determine the status of vitamin D in SLE patients and the relationship of vitamin D levels with disease activity in Systemic Lupus Erythematosus patients at RSUP Dr. Sardjito. Method : This research is a cross sectional study. There were 35 subjects in this study with an age range of 18-60 years. The independent variable is the level of serum vitamin D (25 (OH) D) measured using ELISA, which is divided into three categories : deficiency, insufficiency and normal. The dependent variable was disease activity which was assessed using SLEDAI, MEX-SLEDAI and SLAM scores. The relationship between the two variables was analyzed using the Spearman test. Results : Total of subjects in this study is 35 SLE patients. The mean vitamin D level in SLE patients was 12.06 ng/mL (5.05-19.07 ng/mL). Patients who experienced vitamin D deficiency were 33 people (94.3%), insufficiency was 1 person (1.9%) and normal vitamin D levels were 1 person (1.9%). Serum vitamin D levels were negatively correlated with SLEDAI (r = -0.240, p = 0.164), MEX- SLEDAI (r = -0.232, p = 0.179) and SLAM (r = - 0.014, p = 0.936). Other variables which also examined were age, disease duration of SLE and sun exposure. None of the variables has a significant correlation toward all of the scoring system. Conclusion : Low vitamin D levels often occur in SLE patients. Serum vitamin D levels are weak inversely correlated with disease activity using SLEDAI and MEX-SLEDAI scores. None of the variables has a significant correlation toward all of the scoring system.
Kata Kunci : Vitamin D, lupus eritematosus sistemik, aktivitas penyakit, SLE, disease activity