Laporkan Masalah

KAJIAN PEMANFAATAN SISTEM RESI GUDANG GABAH VARIETAS LOKAL DI KABUPATEN BARITO KUALA

SARAH HIDAYANI, Prof. Dr. Ir. Dwidjono Hadi Darwanto, M.S ; Prof. Dr. Ir. Irham, M.Sc ; Dr. Jamhari, S.P,M.P

2020 | Disertasi | DOKTOR ILMU PERTANIAN

Kebijakan Sistem Resi Gudang (SRG) merupakan suatu terobosan Pemerintah Indonesia yang ditujukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi petani seperti fluktuasi harga saat panen dan paceklik. Manfaat SRG antara lain memberikan peluang bagi petani untuk mendapatkan harga jual yang lebih baik dengan cara menyimpan komoditi di gudang terlebih dahulu saat panen raya kemudian menjualnya ketika harga tinggi dan mendorong petani untuk berusaha secara berkelompok sehingga meningkatkan efisiensi biaya dan posisi tawar petani. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui harga gabah, farmer'share, saluran pemasaran, margin pemasaran, struktur pasar, marketed surplus antara petani yang ikut SRG dan yang tidak ikut SRG dan faktor-faktor yang mempengaruhi marketed surplus serta faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah gabah yang disimpan petani pada SRG. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis harga dan farmer,s share analisis margin pemasaran, analisis indeks monopoli, analisis marketed surplus dan analisis regresi linier berganda. Kesimpulan penelitian ini adalah harga gabah petani,farmer's share dan marketed surplus petani yang ikut SRG lebih tinggi dari petani yang tidak ikut SRG; saluran pemasaran, margin pemasaran dan indeks monopoli petani SRG lebih kecil daripada petani yang tidak ikut SRG. Marketed surplus dipengaruhi oleh luas lahan, jumlah tanggungan keluarga dan keikutsertaan petani dalam SRG. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah gabah yang disimpan petani pada Sistem Resi Gudang adalah luas lahan garapan, pengalaman akses permodalan dan keikutsertaan petani dalam penyuluhan pertanian. Disarankan untuk meningkatkan harga gabah petani SRG maka sebaiknya SRG dilengkapi dengan fasilitas RMU dan ada stand by buyer untuk membeli gabah petani SRG, sebaiknya ada lembaga khusus pengelola kredit mikro petani yang bukan lembaga profit. Untuk meningkatkan marketed surplus gabah varietas lokal adalah dengan meningkatkan luas lahan karena potensi lahan sawah di Kabupaten Barito masih cukup besar dan mengurangi konsumsi beras melalui program diversifikasi pangan serta meningkatkan keikutsetaan petani dalam Sistem Resi Gudang dengan melakukan sosialisasi tentang SRG kepada petani dengan melibatkan penyuluh pertanian dan menurunkan jumlah syarat minimum gabah yang dimasukkan ke SRG.dari 5 ton menjadi 3,5 ton.. Dapat dilakukan rekayasa sosial dalam hal ini oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Barito Kuala bekerjasama dengan Penyuluh Pertanian, membentuk kelompok pemasaran bagi petani yang tidak dapat memenuhi syarat minimum SRG agar dapat berkelompok dan dibina agar dapat lebih solid. Pembentukan kelompok dapat dilakukan berdasarkan hamparan/lahan yang berdekatan sehingga petani dapat lebih efisien dalam hal biaya pengangkutan, karena dapat ditanggung bersama-sama. Untuk dapat meningkatkan jumlah gabah yang disimpan petani dalam Sistem Resi Gudang maka hal yang dapat dilakukan adalah 1). Meningkatkan luas lahan garapan petani, mengingat potensi lahan pertanian pasang surut di Kabupaten Barito Kuala masih cukup besar; 2).. Dalam hal kredit, bunga kredit masih merupakan komponen terbesar yang harus dikeluarkan petani SRG, untuk itu sebaiknya ada lembaga khusus pengelola kredit mikro petani yang bukan lembaga profit dan 3). Melalui penyuluhan dengan cara melibatkan penyuluh pertanian dalam kegiatan sosialisasi Sistem Resi Gudang

The Warehouse Receipt System Policy (SRG) is a breakthrough by the Government of Indonesia aimed at addressing problems faced by farmers, such as price fluctuations during harvest and famine. The benefits of SRG include providing opportunities for farmers to get a better selling price by storing commodities in the warehouse first at harvest time then selling them when prices are high and encouraging farmers to work in groups, thereby increasing cost efficiency and farmers' bargaining position. The purpose of this study is to determine the price of grain, farmer's share, marketing channels, marketing margins, market structure, marketed surplus between farmers who participate in SRG and those who do not participate in SRG and factors that affect marketed surplus and factors that affect the amount of grain stored. farmers on the SRG. The analysis used is descriptive analysis, price and farmer's share analysis, marketing margin analysis, monopoly index analysis, marketed surplus analysis and multiple linear regression analysis. The conclusion of this research is that the price of farmers' grain, farmer's share and marketed surplus of farmers who participate in SRG are higher than farmers who do not participate in SRG; The marketing channels, marketing margins and monopoly index of SRG farmers are smaller than farmers who do not participate in SRG. Marketed surplus is influenced by land area, number of family dependents and farmer participation in the SRG. The factors that affect the amount of grain stored by farmers in the Warehouse Receipt System are the area of arable land, experience of access to capital and participation of farmers in agricultural extension. It is recommended to increase the price of SRG farmers 'grain, so the SRG should be equipped with RMU facilities and there is a stand by buyer to buy SRG farmers' grain. To increase the marketed surplus of local varieties of unhulled rice is to increase land area because the potential for paddy fields in Barito Regency is still quite large and reduce rice consumption through food diversification programs and increase farmer participation in the Warehouse Receipt System by socializing SRG to farmers by involving agricultural extension agents and reduce the minimum requirement for unhulled rice to be included in the SRG from 5 tons to 3.5 tons. Social engineering can be carried out in this case by the Barito Kuala Regency Industry and Trade Office in collaboration with Agricultural Extension, forming a marketing group for farmers who cannot meet the minimum SRG requirements so that they can group and be fostered to be more solid. Group formation can be done based on adjacent stretches / lands so that farmers can be more efficient in terms of transportation costs, because they can be borne together. To be able to increase the amount of grain stored by farmers in the Warehouse Receipt System, things that can be done are 1). Increase the area of cultivated land by farmers, given the potential for tidal agricultural land in Barito Kuala Regency is still quite large; 2). In terms of credit, credit interest is still the largest component that must be issued by SRG farmers, for this reason, there should be a special institution for managing micro-credit for farmers that is not a profit institution and 3). Through outreach by involving agricultural extension agents in socialization of the Warehouse Receipt System

Kata Kunci : Sistem Resi Gudang, petani, gabah varietas lokal / Warehouse Receipt System, farmers, local varieties of grain

  1. S3-2020-405345-abstract.pdf  
  2. S3-2020-405345-bibliography.pdf  
  3. S3-2020-405345-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2020-405345-title.pdf