LEKSIKON DALAM RANAH EMOSI 'PUAS' DALAM BAHASA JAWA DAN BAHASA INGGRIS: KAJIAN LINGUISTIK ANTROPOLOGIS
NAILAH SA'DIYATUL F, Dr. Suhandano, M.A.
2020 | Tesis | MAGISTER LINGUISTIKDalam budaya masyarakat secara universal, emosi diperlakukan secara khusus, yaitu dengan diberikan label-label tertentu dalam bahasa tertentu. Keistimewaan inilah yang menunjukkan bahwa bahasa memberikan fasilitas dalam menyampaiakan informasi yang bersifat abstrak menjadi informasi yang kongkret. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sistem klasifikasi kebahasaan leksikon ranah emosi puas pada penutur bahasa Jawa dan bahasa Inggris berdasarkan pandangan budaya yang terkandung di dalamnya. Beberapa langkah yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan menginventarisasi leksikon-leksikon ranah emosi puas dalam bahasa Jawa dan bahasa Inggris, mendeskripsikan makna leksikon-leksikon tersebut, serta pada tahap analisis, diawali dengan analisis makna masing-masing leksikon dengan pendekatan Natural Semantic Metalanguage (NSM) atau Semantik Metabahasa Alami, kemudian ditafsirkan dengan menguaraikan cara berpikir masyarakat Jawa dan masyarakat Barat dalam memikirkan emosi puas berdasarkan budayanya. Dalam melabeli emosi ranah puas, dipandang dari segi bahasa, masyarakat Jawa menggunakan empat jenis leksikon, yaitu lega, marem, plong, dan mak plong. Sama halnya dengan masyarakat Jawa, masyarakat Barat juga melabelinya dengan empat leksikon, yaitu content, satisfied, pleased, dan fulfilled. Leksikon-leksikon tersebut dibedakan berdasarkan hal-hal yang menyebabkan timbulnya emosi puas, ada atau tidaknya sensasi lain yang menyertai, serta intensitas kepuasan yang dirasakan. Dasar klasfikasi leksikon ranah emosi puas tersebut mencerminkan persamaan dan perbedaan budaya penutur bahasa Jawa dan bahasa Inggris. Keduanya menggunakan leksikon puas untuk mengekspresikan emosi positif karena mendapatkan hal baik yang diharapkan. Namun, hal baik dari kedua budaya tersebut mencerminkan falsafah hidup dan kebudayaan yang berbeda. Masyarakat Jawa lebih menunjukkan hal-hal yang bersifat mendasar, sedangkan masyarakat Barat menunjukkan hal-hal yang bersifat prestise. Selain itu, mereka memilih cara yang berbeda perbedaan menyampaikan emosi puas secara samar (penutur bahasa Jawa) dan ditampakkan (penutur bahasa Inggris).
The aim of this study is describing linguistic classification system of satisfaction emotion in Javanese and English speakers based on their cultural views using three motheds. First, inventoring the lexicons of satisfacion emotion. Second, describing the meaning of those lexicons. And the last, intrepreting cultural views of Javanese and English speakers on how they see satisfaction emotion by using ethnosemantic approach The Natural Selamatic Metalanguage (NSM). Linguisically, Javanese and English speakers use four lexicons to express their satisfaction emotion. Javanese has lega, marem, plong, and mak plong. While English has content, satisfied, pleased, and fulfilled. These lexicons are differentiated based on (1) what makes the spekers in both language satisfy; (2) the existence of another positive sesation because of saisfaction emotion; and (3) satisfaction intensity. The classificiation of saisfaction lexicons with different prototype above reflects some smilarities and differences based on Javanese and Western cultural views. The funcion of those lexicons is to express the posotive emotion of satisfaction when they get something good as they wish. However, the statement something good different measurement in Javanese and Englsh speakers. Javanese shows that the good things are mostly fundamental things. Meanwhile English speakers shows prestigious thigs related to their achievement, career, success, job, etc. Besides, they also have different way to express their satisfaction. Javanese speakers tent to show their satisfaction through symbols and not show off. While English speakers tend to show off their satisfaction clearly. This is how collectivism and individualism culture think about satisfaction emotion.
Kata Kunci : Emosi puas, Etnosemantik, NSM, Linguistik Antropologis