Laporkan Masalah

Extreme Metal dalam Transisi: Eksistensi, Transgresi, Distingsi

A. ARYO LUKISWORO, Dr. Oki Rahadianto Sutopo

2020 | Tesis | MAGISTER SOSIOLOGI

Penelitian tesis ini berfokus pada realitas praktik pemisahan antara karier bermusik dengan pekerjaan yang dilakukan oleh para musisi extreme metal Yogyakarta pasca reformasi. Guna membangun pemahaman secara mendalam mengenai realitas tersebut, penelitian ini menggunakan tiga perspektif teoretis, yakni perspektif budaya kaum muda, transisi kaum muda, serta Bourdieusian. Sementara terkait aspek metodologis, penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi yang bersifat kualitatif, dengan proses pengumpulan data melalui teknik wawancara mendalam, observasi partisipatoris, dan studi pustaka. Adapun hasil analisis data, menunjukkan bahwa praktik pemisahan karier bermusik dengan pekerjaan dilandasi oleh dominasi wacana transgresivisme scene extreme metal serta wacana kelas menengah Indonesia diantara para informan. Dengan adanya dominasi wacana transgresivisme scene extreme metal, extreme metal dikonstruksikan sebagai sebuah produk budaya yang khusus dan harus dipisahkan dari realitas kehidupan ekonomi sehari-hari para informan. Sementara terkait dominasi wacana kelas menengah Indonesia diantara para informan, karier bermusik extreme metal dimaknai sebagai aktivitas yang tidak layak untuk dijadikan sebagai pekerjaan, karena tidak mampu memberikan jaminan akumulasi modal ekonomi pribadi. Kemudian dengan mempertimbangkan kebanggaan diri sebagai aspek utama yang melandasi keputusan para informan untuk melanjutkan karier bermusik pasca jenjang pendidikan, dapat disimpulkan bahwa praktik pemisahan antara karier bermusik dengan pekerjaan merupakan strategi para informan untuk mempertahankan kebanggaan diri di dalam scene extreme metal, sekaligus sebagai strategi reproduksi posisi sosial para informan di dalam struktur masyarakat Indonesia (gensi kelas/distingsi simbolis).

This thesis research focuses on the practical reality of separation between musical career and occupation that has been done by post-reform Yogyakarta extreme metal musicians. To gain a deeper understanding of those reality, this research utilize three theoretical perspectives, which are youth culture, youth transition, and Bourdieusian perspective. While methodologically, this research use qualitative ethnographic approach, coupled with in-depth interview, participant observation, and literature study as data collecting methods. However, data analysis shows that the separation between musical career and occupation was shaped by the dominant discourse of extreme metal scene transgresivism and Indonesian middle class upon the informants. Due to the extreme metal scene transgresivism discourse, extreme metal constructed as a distinctive cultural product that has to be separated from the informants’ everyday life necessity, especially economic needs. While regarding to the discourse of Indonesian middle class, extreme metal music career constructed as an activity which not feasible to be converted into occupation, since it could not ensures informants’ private economic capital accumulation. Further, considering the self proud as a main aspect that shapes informants’ decision to continue their musical career after their educational phase, it could be concluded that the separation between musical career and occupation was the informants’ strategy to maintain their proudness within extreme metal scene, and also informants’ strategy to reproduce their social position within the Indonesian social structure (class proudness/symbolic distinction).

Kata Kunci : extreme metal, karier bermusik kaum muda, budaya kaum muda, transisi kaum muda

  1. S2-2020-419160-abstract.pdf  
  2. S2-2020-419160-bibliography.pdf  
  3. S2-2020-419160-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2020-419160-title.pdf