Pengelolaan Dana Desa di Lembang Parandangan, Buntu Pepasan, Toraja Utara

BERGITA GUSTI LIPU, Dr. Lutfi Muta'ali, S.Si., M.T.

2020 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN WILAYAH

Pemerintah mewujudkan komitmennya untuk menghadirkan pemerataan ekonomi dan pembangunan yang berkeadilan bagi seluruh wilayah di Indonesia utamanya desa, dalam UU No.6 Tahun 2014 dengan cara mengalokasikan dana desa, salah satunya Lembang Parandangan. Pengelolaan dana desa juga merupakan hal yang penting untuk dibahas dalam konteks dana desa. Kenyataan yang ada, bahwa tidak sedikit permasalahan penyimpangan dana desa yang merebak dan dilakukan oleh kepala desa maupun aparatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan dana desa dan menyusun konsep pengelolaan dana desa selama 2015-2019 di Lembang Parandangan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat induktif yaitu pendekatan dengan mengambil kesimpulan secara umum dari fakta-fakta yang ditemukan di lapangan. Penentuan sampel dengan teknik purposive sampling dan accidental sampling. Metode pengumpulan data dengan in-depth interview, observasi lapangan bersifat non-partisipasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prioritas penggunaan dana desa sejak tahun 2015-2019 yaitu untuk program pembangunan fisik, seperti rabat beton jalan, pentaludan jalan, penataan jalan hingga pemugaran TK. Berkaitan dengan pengelolaan dana desa, terdapat enam konsep yang berhasil disusun yaitu partisipasi masyarakat, kapasitas aparatur dan sarana kerja terbatas, keberlangsungan pengelolaan dana lembang, kebaruan kondisi lembang, capaian program pembangunan dan tata kelola pemanfaatan dana desa yang belum optimal. Konsep keberlangsungan pengelolaan dana lembang menjadi konsep penting yang melatarbelakangi lima konsep lainnya. Hasil dari pelaksanaan program pembangunan memiliki outcome yang dirasakan oleh masyarakat lembang, yaitu tambahan pendapatan, membantu memenuhi kebutuhan harian, peningkatan akses hingga tercipta lapangan pekerjaan baru berupa jasa antar jemput penumpang, barang maupun ternak.

The government realizes its commitment to bring about equitable economic and equitable development for all regions in Indonesia, especially villages, in Law No. 6 of 2014 by allocating village funds, one of which is Lembang Parandangan. About the management of village funds are also important to discuss in the context of village funds. The fact is, that there are not a few problems of irregularities in village funds that have spread and are carried out by the village head and his apparatus. This study aims to identify the use of village funds and develop the concept of management of village funds during 2015-2019 in Lembang Parandangan. This research is inductive qualitative research that is an approach by concluding in general from the facts found in the field. Determination of the sample using purposive sampling and accidental sampling techniques. Data collection methods with in-depth interviews, field observations are non-participatory, documentation, and literature study. The results showed that the priority of the use of village funds from 2015-2019 was for physical development programs, such as road concrete rebates, retaining wall, road structuring to kindergarten restoration. About the management, five concepts have been successfully developed, namely community participation, powerlessness, and limitations, the sustainability if village funds management, the novelty if village conditions, the achievements of development programs and poor governance. The concept of sustainable management of lembang funds has become an important concept underlying the other four concepts. The results of the implementation of the development program have outcomes that are felt by the village community, namely additional income, helping meet daily needs, increasing access to creating new jobs in the form of shuttle services for passengers, goods, and livestock.

Kata Kunci : Dana desa, pengelolaan, konsep, outcome