Laporkan Masalah

Pengaruh Rasionalitas Terapi Infeksi Kulit akibat Bakteri terhadap Outcome Klinik pada Pasien di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr.Sardjito

TRI SETYA NINGSIH, Dr. apt. Ika Puspita Sari, M.Si.; Rr. apt. Fivy Kurniawati, S.Farm., M.Sc.

2020 | Skripsi | S1 FARMASI

Penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting. Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40-62% antibiotik digunakan secara tidak tepat antara lain untuk penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran rasionalitas penggunaan terapi infeksi kulit akibat bakteri menggunakan metode Gyssens dan melihat hubungan antara rasionalitas terapinya terhadap outcome klinik. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan pengambilan data secara retrospektif yang dilakukan di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. Sardjito. Pengambilan data dilakukan dengan teknik purposive sampling melalui data rekam medik pasien yang menjalani pengobatan infeksi kulit akibat bakteri selama bulan Januari-Desember 2019. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan menggunakan uji statistika Chi Square. Pedoman yang digunakan dalam penelitian ini adalah Panduan Praktik Klinis dari PERDOSKI (2017) dan Practice Guidelines for the Diagnosis and Management of Skin and Soft Tissue Infections yang diupdate oleh IDSA (2014). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 63 kasus penggunaan antibiotik pada pasien infeksi kulit akibat bakteri, terdapat 21 (33,3%) kasus penggunaan antibiotik secara rasional dan 42 (66,7%) kasus penggunaan antibiotik secara tidak rasional. Penggunaan antibiotik yang paling banyak untuk sediaan oral (sistemik) adalah klindamisin, sedangkan untuk sediaan topikal adalah mupirosin 2%. Jumlah kasus dengan outcome membaik sebanyak 37 (58,7%) kasus dan jumlah kasus dengan outcome belum membaik sebanyak (41,3%) kasus. Ada hubungan antara rasionalitas terapi infeksi kulit akibat bakteri dengan outcome klinik pada pasien di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. Sardjito.

Infectious diseases in developing countries are still one of the important public health problems including skin infections caused by bacteria. Various studies have found that about 40-62% of antibiotics are used incorrectly among other things for diseases that actually do not require antibiotics. This study aims to determine the rationality of using therapeutic bacterial skin infections, and see the relationship between the rationality of the treatment of clinical outcomes in patients. This research is a cross sectional study with retrospective data collection conducted at Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. Sardjito. Data was collected by purposive sampling technique through medical records of patients undergoing treatment for bacterial skin infections during January-December 2019. Data analysis was performed descriptively and using Chi Square statistical tests. The guidelines used in this study are Panduan Praktik Klinis from PERDOSKI (2017) and the Practice Guidelines for the Diagnosis and Management of Skin and Soft Tissue Infections updated by IDSA (2014). The results showed that of the 63 cases of antibiotic use in patients with bacterial skin infections, there were 21 (33.3%) cases of rational use of antibiotics and 42 (66.7%) cases of antibiotic use that were irrational. The most common use of antibiotics for oral (systemic) preparations is clindamycin, whereas for topical preparations it is mupirosin 2%. The number of cases with outcome improved by 37 (58.7%) cases and the number of cases with outcome had not improved by 26 (41.3%) cases. There is a relationship between the rationality of therapy for bacterial skin infections with clinical outcomes in patients in Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. Sardjito.

Kata Kunci : rasionalitas, infeksi kulit, antibiotik, outcome

  1. S1-2020-395646-abstract.pdf  
  2. S1-2020-395646-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-395646-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-395646-title.pdf