Laporkan Masalah

PERCAKAPAN ARJUNA DENGAN INDRA SEBAGAI PERTAPA TUA DALAM KAKAWIN ARJUNAWIWAHA MSB/L. 27 (Suntingan Teks, Terjemahan dan Interpretasi Ilustrasi)

KEZIA PERMATA, Dr. Sri Ratna Saktimulya, M. Hum; Zakariya Pamuji Aminullah, S. S., M. A.

2020 | Skripsi | S1 SASTRA JAWA

Skripsi ini merupakan hasil penelitian filologi dan kodikologi dengan objek penelitian teks dan ilustrasi pada naskah lontar Kakawin Arjunawiwaha L. 27 koleksi Perpustakaan Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Penelitian ini berfokus pada lempir 8-12 dengan menyajikan suntingan edisi diplomatik dan edisi perbaikan bacaan, disertai terjemahan teks. Suntingan disajikan dalam bentuk rangkaian reproduksi-duplikat naskah. Kakawin Arjunawiwaha L. 27 lempir 8-12 bercerita tentang perjumpaan Arjuna dengan Sang Hyang Indra yang menyamar sebagai pertapa tua. Sang Hyang Indra berniat mencari tahu motif Arjuna bertapa sebelum meminta bantuannya mengalahkan raksasa Niwatakawaca yang berencana menghancurkan kahyangan para dewa. Kakawin Arjunawiwaha ditulis oleh Mpu Kanwa dalam bahasa Jawa Kuna dan berbentuk puisi dengan mengikuti aturan metrum India. Dalam tradisi Bali, lontar yang terdapat ilustrasi pada lempirnya disebut dengan lontar prasi. Lontar Kakawin Arjunawiwaha L. 27 memuat prasi dengan gambar Wayang Kamasan. Wayang Kamasan adalah seni lukis tradisional Bali yang dibuat di atas permukaan kain dan kini juga dibuat di atas lontar. Interpretasi terhadap prasi dilakukan untuk mengetahui kaitan antara ilustrasi dengan teks. Ilustrasi adalah visualisasi atas teks dan merupakan hasil interpretasi seniman terhadap cerita yang tertulis dalam teks. Keberadaan ilustrasi pada lontar memudahkan pembaca memahami alur cerita.

This undergraduate thesis is a result of philology and codicology research with the object of text and illustrations in the lontar manuscript of Kakawin Arjunawiwaha L. 27, which is a collection of Sonobudoyo Museum Library in Yogyakarta. This research focuses on folio 8-12 of the leaf sheets by presenting the transliteration in diplomatic edition and critical edition, as well as the translations. The editions are presented in the form of reproduction-duplicate of the manuscript. The story in Kakawin Arjunawiwaha folio 8-12 tells about the encounter of Arjuna and the god Indra who is disguised as an old ascetic. God Indra seeks to find out the motives of Arjuna on doing meditation before asking for his help in defeating the demon king Niwatakawaca who plans to destroy the heaven of the gods. Kakawin Arjunawiwaha was written by Mpu Kanwa in Old Javanese language in the form of poetry by following the metre rules from India. In Balinese tradition, a lontar leaf that contains illustrations is called lontar prasi. Kakawin Arjunawiwaha L. 27 contains prasi with the paintings of Wayang Kamasan. Wayang Kamasan is a traditional painting done on the surface of cloths and nowadays on the surface of lontar leaves. Interpretations of the prasi is done to find out the relevance between the illustrations and the text. The illustration is a visualization of the text and is a result of the interpretation of the artist of the story written in the text. The existence of illustrations on a lontar manuscript makes it easier for readers to understand the storyline.

Kata Kunci : lontar prasi, Kakawin Arjunawiwaha, reproduksi-duplikat, suntingan teks dan terjemahan, interpretasi ilustrasi / lontar prasi, Kakawin Arjunawiwaha, reproduction-duplicate, text edition and translation, interpretation of illustration