Laporkan Masalah

Redesain Monumen Pahlawan Pancasila dengan Pendekatan Arsitektur Metafora untuk Menghidupkan Kembali Memori Kolektif G30S/PKI

MIFTAHURRAHMA RIDWAN, Dr. Eng. Ir. Laretna Trisnantari Adishakti, M.Arch

2020 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Monumen sebagai salah satu bentuk karya arsitektur yang merupakan suatu perwujudan dari keinginan dan kebutuhan akan peringatan atau penghormatan akan suatu hal, peristiwa maupun orang. Seperti halnya pada Monumen Pahlawan Pancasila yang berada di Yogyakarta dna Monumen Pancasila Sakti yang berada di Jakarta yang merupakan sebuah monumen peringatan atas tragedi yang pernah terjadi di Indonesia yaitu Gerakan 30 September yang digencarkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam meruntuhkan ideologi negara dengan membunuh para Pahlawan Revolusi. Kawasan Monumen Pahlawan Pancasila yang terdiri dari Museum dan bangunan Monumen, termasuk kedalam salah satu destinasi wisata didaerah Kabupaten Sleman tetapi pamor dari kawasan wisata ini jauh kalah dibandingkan dengan museum yang ada disekitaran daerah Kab. Sleman apabila dibandingkan dengan jumlah pengunjung setiap tahunnya. Kurangnya pamor pada Monumen Pahlawan didukung dengan fasilitas dan penataan spasial pada monumen yang kurang efektif serta tidak lengkapnya penyampaian cerita pada museum terhadap tragedi nasional Gerakan 30 September, oleh karena itu perlu adanya redesain ulang kawasan Monumen Pahlawan Pancasila yang berfokus pada perancangan ulang bangunan museum dengan pendekatan arsitektur metafora untuk menambah daya tarik wisatawan dalam negeri maupun luar negeri dan sebagai pembangkit memori kolektif masyarakat terhadap tragedi G30S/PKI.

The monument as one form of architectural work which is an embodiment of the desires and needs of a warning or respect for a thing, event or person. As is the case with the Pancasila Hero Monument in Yogyakarta and the Pancasila Sakti Monument in Jakarta which is a memorial to the tragedy that has happened in Indonesia, the September 30 Movement, which was intensified by the Indonesian Communist Party (PKI) in destroying the state ideology by killing Heroes of the Revolution. Pancasila Hero Monument area which consists of museums and monument buildings, is included in one of the tourist destinations in the Sleman Regency but the prestige of this tourist area is far inferior to the museums around the Sleman Regency when compared to the number of visitors each year. The lack of prestige at the Heroes Monument is supported by the facilities and spatial arrangement of the monuments that are less effective and incomplete story telling at the museum of the national tragedy of the September 30th Movement. Therefore, it is necessary to redesign the Pancasila Heroes Monument area which focuses on the redesign of the museum building with metaphorical architecture approach to increase the attractiveness of domestic and foreign tourists and as a generator of public memory of the G30S / PKI tragedy.

Kata Kunci : Monumen Pahlawan Pancasila, Redesain, Memori Kolektif

  1. S1-2020-394860-abstract.pdf  
  2. S1-2020-394860-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-394860-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-394860-title.pdf