Laporkan Masalah

Pemberdayaan Perempuan melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) Kartini Binaan CSR Pertamina DPPU Adisucipto dalam Program Kampung Wisata Pisang

LUSIANA NIKEN W, Dr. Silverius Djuni Prihatin, M.Si.

2020 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Fenomena ketimpangan gender yang dialami oleh perempuan menjadi salah satu isu pembangunan yang diperhatikan oleh negara-negara di dunia termasuk Indonesia melalui Sustainable Development Goal's (SDG's). Pelaku usaha dalam tatanan welfare pluralism memiliki kontribusi penting untuk mendukung tercapainya Sustainable Development Goal's (SDG's) melalui program pemberdayaan masyarakat yang dikerangkai oleh Corporate Social Responsibility (CSR). Sebagaimana dimaksud, implementasi kontribusi perusahaan tersebut kemudian diterapkan oleh Pertamina DPPU Adisucipto melalui program pemberdayaan masyarakat. Program tersebut ditujukan kepada perempuan khususnya ibu rumah tangga di Padukuhan Kalongan dengan membentuk kelompok binaan Kelompok Wanita Tani (KWT) dalam program CSR Kampung Wisata Pisang. Penelitian ini menggunakan konsep pemberdayaan masyarakat dan konsep pemberdayaan perempuan sebagai kerangka analisis. Konsep pemberdayaan masyarakat yang digunakan yakni proses pemberdayaan masyarakat menurut Wrihatnolo dan Dwidjowijoto dengan dikombinasikan unsur pendekatan pemberdayaan masyarakat milik Soetomo. Sedangkan konsep pemberdayaan perempuan menggunakan kerangka capaian pemberdayaan perempuan milik Sara H. Longwe. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Lokasi penelitian berada di Padukuhan Kalongan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini berjumlah empat belas orang yang terdiri dari pendamping program dan penerima program. Hasil penelitian terhadap proses pemberdayaan perempuan melalui KWT Kartini dalam program Kampung Wisata Pisang menunjukkan penyelenggaraan rangkaian tahapan pemberdayaan yang linier yakni melalui tahapan penyadaran, capacity building, dan pemberian daya atau kewenangan. Tahapan tersebut menerapkan unsur pendekatan pemberdayaan yakni desentralisasi, variasi lokal, bottom up, proses belajar, dan keberlanjutan. Penemuan penelitian pada proses pemberdayaan menemukan adanya dinamika dan kendala yang terjadi serta proses pengembangan kapasitas yang terpusat pada pengkapasitasan individu. Proses pemberdayaan juga menghasilkan adanya penemuan keberlanjutan di KWT Kartini yang salah satunya tercermin dengan adanya Sekolah Ahad yang menjadi sarana bagi KWT Kartini untuk turut berkontribusi dalam memberdayakan masyarakat sekitar sesuai dengan visi-misinya. Hasil penelitian dalam capaian pemberdayaan perempuan di KWT Kartini sudah cukup baik meskipun belum maksimal. Capaian pemberdayaan masih kurang maksimal terutama dalam aspek kesejahteraan di bidang ekonomi dan di bidang kesehatan.

The phenomenon of gender inequality experienced by women has become one of the development issues that has been considered by countries in the world including Indonesia through Sustainable Development Goals (SDG's). Business actors in the order of welfare pluralism have an important contribution to support the achievement of Sustainable Development Goals (SDG's) through a community empowerment program organized by Corporate Social Responsibility (CSR). As intended, the implementation of the company's contribution has been implemented by Pertamina DPPU Adisucipto through a community empowerment program. The program is aimed for women, especially housewives in Padukuhan Kalongan, by forming a Women Farmers Group (KWT) target group in the CSR program Kampung Wisata Pisang. This study uses the concept of community development and women's empowerment concept as an analytical framework. The concept of empowerment is used according to the process of community empowerment and Dwidjowijoto Wrihatnolo by combined elements of community empowerment approach belongs Soetomo. While the concept of women's empowerment using the achievements of women's empowerment framework belonging to Sara H. Longwe. The method used is descriptive qualitative analysis approach. The research location is in Padukuhan Kalongan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. Collecting data in this study using interviews, observation and documentation. Informants in this study amounted to fourteen people consisting of a companion program and program beneficiaries. The results of research on the process of empowering women through KWT Kartini in the program Kampung Wisata Pisang show the implementation of a series of linear empowerment stages through the stages of awareness, capacity building, and giving power or authority. This stage applies the elements of the empowerment approach namely decentralization, local variations, bottom up, the learning process, and sustainability. Research findings in the empowerment process found dynamics and obstacles that occur as well as the process of capacity building that centered on individual capacitance. The empowerment process also resulted in the discovery of sustainability in KWT Kartini, one of which was reflected by the Sunday School which became a vehicle for KWT Kartini to contribute to empowering the surrounding community in accordance with its vision and mission. The results of the research in the achievement of women's empowerment in KWT Kartini are quite good although not yet at maximum level. Achievement of empowerment is still not optimal, especially in terms of welfare in the economic sector and in the health sector.

Kata Kunci : pemberdayaan perempuan, kelompok wanita tani, program CSR

  1. S1-2020-405712-abstract.pdf  
  2. S1-2020-405712-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-405712-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-405712-title.pdf