Pengaruh Penyimpangan Nilai Tukar Riil terhadap Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Sepuluh Negara Asia

FEBYOLLA PUTRI A, Diny Ghuzini, SE, M.Ec., Ph.D.

2020 | Skripsi | S1 ILMU EKONOMI

Penelitian ini mengestimasi ekuilibrium nilai tukar riil untuk mengetahui apakah terdapat penyimpangan nilai tukar riil dari tingkat ekuilibriumnya. Sampel yang diobservasi yaitu terdiri dari sepuluh negara di Asia untuk periode waktu 1990-2010. Berdasarkan hasil estimasi tersebut, diperoleh informasi bahwa undervalue tertinggi terjadi di Indonesia pada 1998 dan overvalue tertinggi terjadi di Yordania pada 2009. Indeks nilai tukar ekuilibrium sendiri dibangun menggunakan pendekatan Paritas Daya Beli sehingga diperoleh tingkat ekuilibrium nilai tukar untuk jangka panjang. Berdasarkan pendekatan tersebut, diperlukan penyesuaian terhadap efek Balassa-Samuelson guna memperhitungkan ukuran ekonomi dari masing-masing negara. Efek Balassa-Samuelson sendiri menjelaskan bahwa ketika perekonomian suatu negara semakin besar (ditandai oleh semakin meningkatnya produktivitas), maka nilai tukar akan terapresiasi dari waktu ke waktu. Selain itu, penelitian ini juga menyelidiki dampak dari penyimpangan nilai tukar riil dari tingkat ekuilibriumnya terhadap pertumbuhan ekonomi di Asia. Hasilnya yaitu undervalue memiliki hubungan yang negatif dengan pertumbuhan ekonomi. Ketika nilai tukar riil mengalami undervalue, maka hal ini dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi. Kondisi sebaliknya, yaitu overvalue, justru menunjukkan hasil yang secara statistik tidak signifikan dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Asia.

This study estimates the equilibrium of real exchange rate to determine whether there is a misalignment of real exchange rate from its equilibrium level. The sample observed was composed of ten countries in Asia for the period 1990-2010. Based on the estimation results, information is obtained that the highest undervaluation occurred in Indonesia in 1998 and the highest overvalued occurred in Jordan in 2009. The equilibrium exchange rate index itself was built using the Purchasing Power Parity approach to obtain the equilibrium exchange rate for the long term. Under this approach, adjustments to the Balassa-Samuelson effect are needed to take into account the economic size of each country. The Balassa-Samuelson effect itself explains that when a country's economy gets bigger (marked by increasing productivity), the exchange rate will appreciate time by time. In addition, this study also investigates the impact of misalignment real exchange rate from its equilibrium level on economic growth in Asia. The result is that undervaluation has a negative relationship with economic growth. When the real exchange rate is undervalued, it can reduce economic growth. The opposite condition, namely overvaluation, actually shows results that are not statistically significant in influencing economic growth in Asia.

Kata Kunci : nilai tukar riil, Paritas Daya Beli, efek Balassa-Samuelson, ekuilibrium, undervalue, overvalue, pertumbuhan ekonomi